Thursday, 26 June 2025

Review Buku "In Trasit "Ketika Perempuan Memilih Mengendong Ransel Untuk Melihat Dunia"

June 26, 2025 7

Akhirnya setelah sekian purnama saya kembali mereview buku. Tapi sejujurya ini bukan buku yang baru saya baca, melainkan buku lama yang baru sempat saya review kini. Saya masih teringat saat  saya membeli buku tersebut waktu SMA dengan harga kurang dari 10k karena cuci gudang dan serasa seperti mendapat jackpot setelah membacanya namun baru kepikiran sekarang ngepost buat ulasannya. 

Review Buku "In Trasit "Ketika Perempuan Memilih Mengendong Ransel Untuk Melihat Dunia"

    Buku dengan judul In Trasit mengikuti kata hati bertualang ke 4 benua ini berkisah tentang pengalaman si penulis yang merupakan seorang perempuan dengan nama titania veda dalam mengelilingi 4 benua sekaligus. Kisah Perjalanan photographer , wartawan sekaligus penulis lepas ini bukan sekedar sebatas journal pribadi tapi juga tips  trick survive di perjalanan mulai dari menginap gratis, bekerja diluar negeri sembari traveling dan beragam cara menemukan berbagai spot menarik. 

      Dengan ketebalan kurang lebih 200 halaman, Titania berhasil mengambarkan bagaimana wanita di era 2000 sudah berhasil mengelilingi eropa di saat akses internet dan komunikasi tidak secanggih sekarang untuk melakukan solo traveling, tentunya beragam drama yang pasti dilewati mulai dari tersesat sampai mendapat pelecehan juga dari orang lokal. hal yang paling ditakuti oleh wanita umumnya untuk berani melakukan solo traveling. Namun, terlepas dari drama tersebut, perjalanannya benar-benar awet sampai berhasil mengeliling ke empat benua dunia walau tidak secara spesifik diulas semuanya.  di buku.

     Ada 33 bab di buku yang dikemas mengenai beragam negara hingga kota yang dikunjungi seperti maroko, kenya, venezuella, sisilia, kolkata, chiang rai dan beragam negara lainnya yang mungkin lebih familiar di telinga kita. gambarnya pun cukup meriah dengan warna di padu photo mode hitam putih layaknya photo jadul menambah unsur stories  perjalanan, terkhusus lagi ringkasan yang singkat perhalaman di desain sangat cocok menemani perjalanan ringan sebagai pengganti hp ditambah ukuran bukunya juga yang tidak terlalu besar dan tebal sehingga menghemat ruang penyimpanan. Oya untuk harga asli bukunya saya pribadi juga kurang tahu karena dulu mode beli harga cuci gudang, tapi yang pasti gk sampai 100 k, dan jikalau merunjuk ke toko online harga 60k. 

 Ketika Perempuan Memilih Mengendong Ransel Untuk Melihat Dunia

        Ada sebuah kata-kata yang membekas yang selalu menarik minat saya untuk menjadi seperti sosok penulis buku ini "Untuk orang sepertiku, Keberanian dibutuhkan untuk menetap disatu tempat bukan untuk berkelana, sementara itu bagi mereka yang selalu ingin berpergian, lakukan saja. Telanlah ketakutanmu akan ketidakamanan pada tempat yang belum pernah di datangi. Simpanlah alasan-alasanmu dan lakukanlah " Buku ini menjadi pintu mengintip ke luar benua melihat alam dan kota tua yang tubuh subur terawat di eropa. tentunya sangat menarik cuma sampai saat ini isi dompat saya yang belum punya nyali hihi.  

       Di era 2000an buku ini sangat membantu kita perempuan untuk berani punya cita-cita  mengintip keluar negeri (diluar konteks kuliah ya) saya melihat perempuan masih tidak seeksis sekarang dalam melakukan sollo traveling ke 4 benua  atau backpaacker. Bahkan untuk film traveling dengan perempuan sebagai tokoknya hanya wild yang saya ketahui. jadi bisa dikatakan untuk menemukan buku ini adalah sebuah kedapatan "langka" karena saat itu sangat jarang menemukan buku sejenis. Saya hanya menemukan buku solo traveling perempuan lain yaitu  The naked traveler yang merupakan penulis perempuan dengan topik traveling ala backpakeran gembel pada posisi pergi berhari-hari bukan mode pakai tour seperti normalnya kita ketahui. 

    Di era dulu jumlah wanita seperti titania veda terhitung langka, tapi kali ini banyak sekali kita temukan sosok serumpun. Ya kesadaran dalam membentuk keberanian itu sangat perlu jikalau ingin mengambil jejak seperti para backpackeran kini. Ketakutan seperti solo traveling dulu perlahan mulai memundar. Dengan modal uang sehemat-hematnya dan siap mengembel keliling dunia dan makan merumput dimana saja. Para wanita telah berani mengangkat ransel ramai-ramai untuk melihat sisi benua lain. Sebuah perubahan yang menabjubkan,  Saya mengikuti banyak akun para traveler perempuan baik dari dalam negri maupun luar negeri yang berpergian keliling dunia dengan modal yang demikian, seperti backpacker cilung1000  melihatnya mengajar jadi guru tk hingga cuci piring untuk beli makanan. Teman saya pun bahkan sudah ada yg keliling Eropa di usi yg belum genap 25 dengan jilbab kurungnya yang besar ditahun lalu. Hal demikian sekarang terlihat pasaran di beranda saya, semudah itu menemukan perempuan traveling kini. Eksisnya wanita melakukan solo traveling cukup membuka jendela dunia luar dengan sekat sebatas layar gadget saja kini. 

#Review #buku #traveling #intransit #rekomendasibuku #solotraveling

   

Thursday, 19 June 2025

Pengalaman Nginap di Hotel Grand Bayu Hill, Takengon

June 19, 2025 24

Perjalanan ke Takengon setelah 6 tahun lalu layaknya seperti idaman, ini melahirkan ekspetasi yang cukup besar akan perubahan  dan perkebangan kota dingin di tengah Aceh ini. Tentunya dengan beragam video youtube dan tiktok bersileweran yang membuat ekspetasi perjalanan kali ini menjadi semakin besar harapannya sesuai di vt. Hmm tapi memang dari awal sebelum pergi kemanapun kita harus memberikan ruang ikhlas atas apapun kejadian di luar ekspetasi itu. Namanya juga ekspetasi yaaa..                    Pengalaman Nginap di Hotel Grand Bayu Hill, Takengon

    Agak menyedihkan kalau diungkit sebenarnya. Perjalanan yang membuat mabuk daratan dengan 2 kali cadangan makanan keluar ternyata berakhir harus mengendap di Hotel, saya sangat berekspetasi perjalanan kali ini terlihat cerah gembira seperti suasana hati saya kala itu, beragam ornamen yang menemani view membuat saya  tidak kantuk sedikitpun pada jarak tempuh 6 jam tersebut. Lucunya setelah muntah suasana langitpun mulai mendung menjadi bumbu pelengkap kekacauan liburannya. Akhirnya pintu masuk kota takengon muncul yang diiringan aspal basah setelah di mandikan oleh alam. Alhasil suasana cuci mata di tunda dengan berburu makanan setelah jam siang lewat dan berakhir segera mencari hotel penginapan karena kelewat pegal dan lapar setelah perjalanan non stop banda aceh-takengon.                                        Pengalaman Nginap di Hotel Grand Bayu Hill, Takengon
Pengalaman Nginap di Hotel Grand Bayu Hill, Takengon    Pandangan saya langsung tertuju pada hotel besar yang pertama kali di temui namanya Grand Bayu Hotel Hill dengan penampakan yang paling menonjol membuat kaka saya langsung berbelok tanpa reservasi terlebih dahulu. Hotel bintang 4 ini sempat membuat Ibuk saya mengomel "cari hotel yang 300an/ perorang aja jangan disini " Sebagai atm bersama, beliau selalu memaksa sehemat mungkin pengeluaran bahkan kalau bisa hotel yang 100k/orang pun tak masalah walau ac macet gk bisa kontrol suhu, maklum setiap perjalanan liburan atau traveling semua dana berasal dari beliau baik bensin mobil, hotel, kalau jauh baru support tambahan dana kakak dan jajan atau keinginan  pribadi uang sendiri. Dengan kakak sebagai supir yang bisa melintas kemana saja dan saya babu yang ngangkat barang kemana saja. Ya kami seperti 3 sejoli yang suka berkelana dengan  modal  "yang murah-murah saja" Saya sempat ingin merespon "ini yang paling murah yang dekat danau rata-rata sejuta permalam karena target orang honeymoon" tapi saya pendam karena ingat ibu saya senior ke banyak tempat. Sekalipun kalau ngetik whatsap masih suka typo namun pasport beliau lebih eksis ketimbang punya saya. Syukurnya sekalipun tidak merespon sikap kakak saya sudah tepat karena kondisi hotel ini paling strategis, disaat kelaparan setelah muntah posisi hotel ini berada dengan satu gedung pada makanan siap sajinya, jadi di kala pegal kami bisa langsung makan siang yang di jamak ke ashar pada saat itu.
Pengalaman Nginap di Grand bayu Hotel
Pengalaman Nginap di Hotel Grand Bayu Hill, Takengon
Penampakan kamarnya
    Kami melirik dari luar sembari menunggu apakah ada kamar mengingat takengon selau dipadati turis kala liburan. tapi syukurnya ada, akhirnya kami keluar sembari meneteng barang yang 3 totbag saja bawaaanya dan ransel di bahu, karena itu bisa masuk kedalam tempat makan. Setelah pesan makanan siap saji yang tersedia di tempat yang masih  satu bangunan dengan tempat ini. Penampakan pertama di samping dengan vas bunga besar yang berada ditengah lobi, dan di lantai satu tersebut kami bisa melihat tempat gym dan kolam renang yang suaranya bisa terdengar. Akhirnya setelah pesan kamar kamipun masuk ke kamar yang ternyata cukup luar dari ekspetasi saya, terkhusus bisa buat bertiga jadi sisa tambah breakfast saja kalau semisal mau gabung bertiga paginya. penampakan kamarnya cukup luas dengan minus ac karena kelewat dingin disini jadi gk perlu ac wkwk. Belum lagi ternyata menu makanan yang bisa di pesan juga sangat ragam jenis sampai membuat saya sempat nyesal untuk pesan makanan siap saja tapi akhirnya kami mengikhlaskannya. Karena sudah terlanjur makan di kamar, ini membuat kami ngantuk, akhirnya malah brakhir istirahat dengan wancana 20 menit saja. Tentunya berakhir jadi jam karet seperti habit orang indonesia umum, mungkin posisi ishoma kali itu benar-benar ujian mengingat kalau di hotel kita jadi rajin yaa semisal semalas apapun kalau ada breakfast jadi morning person biar gk rugi ckckc. Tapi kali ini konsepnya mau jalan-jalan setelah ishoma sebentar lebih dari 20 menit, syukurnya gk telat banget namun dengan kondisi cuaca yang gerimis membuat jelek mood liburan kami yang berakhir cuma mutar-mutar gk berhenti kesana kemari sebatas mengelilingi danau laut tawar yang menjadi ciri khas kota tersebut, FYI walau disebut laut tawar sebenarnya ini adalah danau sebagai kiasan saking luasnya, jangan harap ketemu laut atau  pantai dengan pasir putih di kota yang dikelilingin bukit  ini. danau adalah perairan utamanya yang kalau di kelilingin bisa memakan waktu kurang lebih 2 jam. Dan termasuk danau terbesar di aceh.
Pengalaman Nginap di Grand bayu Hotel
       Kondisi cuaca yang kurang mendukung membuat saya akhirnya balik lebih cepat ke hotel ada banyak hal yang ternyata belum kami eksplore dari hotel ini yang ternyata ada minimarketnya juga, beragam baju sampai tas dan snack dijual disini bahkan boneka dan mainan pun tersedia. ini cukup memperbaiki mood di kala hujan yang akhirnya membuat saya membeli cemilan, seakan mengakali kondisi cuaca yang suka moodian. Hotel ini juga jual mainan, perlengkapan sekolah  dan aksesoris bros di mini marketnya, jujur ini perdana bagi saya ketemua dalam hotel ada mini market yang cukup meriah isinya bisa dikata kurang tempat print aja sih kalau dilihat.  Belum lagi ternyata hotel ini juga mempunyai tempat buat nongki sejenis cafe di ruang yang berdekatan dengan mini marketnya, menariknya ialah karena ini bukan bagian dari restonya jadi kalau mau cari makan malam ada roof toop lagi yang bisa di kunjungin di malam dengan landscap kota takengonnya yang cukup dingin kalau malam dan ini cukup membuat tempat ini terlihat banyak spot untuk di kunjungin terlepas dari wisata ditakengonnya kala hujan seperti ini. 
Hotel grand Bayu hill takengonHotel grand Bayu hill takengon  
Tidak hanya tersedia tempat untuk orang dewasa bercengkrama, menariknya lagi hotel ini ternyata punya tempat bermain untuk balita dan anak-anak yang sedang tantrum dengan beragam mainan pendukung sampai yang dijual di etalase kaca. Saya langsung teringat keponakan seketika.   Ini bisa jadi opsi baik buat yang punya anak kecil aktif, yaa bisa dikatakan untuk hotel 5 lantai  hotel ini  punya tempat yang cukup lengkap dengan spot yang tidak terpikirkan oleh saya. umumnya tempat gym dan roof top yang umumnya hotel selain kolam renang karena yang sering kedapatan.          
Pengalaman Nginap di Grand bayu Hotel Takengon
wahana bermain anak-anak 
        Selain ada aula meeting dan restauran sampai pretelan mainan untuk anak. Hotel ini juga punya bagian zona travel yang saya kepoin. Jujur saja saking dinginya di takengon malamnya saya enggan keluar hotel dan berakhir mengendap dengan air hangat membatu di kamar. Sayang sekali Sebenarnya namun didukung gerimis maju mundur menjadi nilai  tambah untuk mengendap di kamar hotel sembari berburu spot untuk besok kemana saja, karena hari ini bisa di sebut gagal eksis. Akhirnya karena kelaparan juga malamnya kami gabut ke marketnya sembari mengintip rooftoop yang kondisi sentengah gerimis, penampakan di atas terlihat kota tekengon yang dipenuhi layaknya serbuk tingker bell tapi versi warna putih, saya juga tidak nyangka diatanya ada versi gazebo selain lesehan dan pakai kursi. 
Hotel grand Bayu hill takengon  Hotel grand Bayu hill takengon

Hotel grand Bayu hill takengon     Paginya suasana dingin yang menusuk ketulang benar-benar adrenalin untuk bergerak beraktifitas, terkhusus mengejar breakfast agar tidak hangus uang makannya hehe. Ini ujian tambahan karena kondisi kasur empuk di tambah air dingin yang mengigil untuk menyentuh kulit, ( gk kebayang kalau hotel ini tidak ada air panas ) Namun faktor cuaca juga, karena kelewat dingin jadi semakin cepat lapar. Akihrnya modal takut uang hangus, dan dan lapar kami bergegas hunting makan pagi yang cukup meriah pilihannya. baik sup, jus, omellet mie. nasi dengan varian hingga bubur yang cocok banget menghangatkan diri di pagi-pagi. kali ini makanan benar-benar puas di tambah kondisi tepat yang bersih dan nyaman walau pemandangannya orang berenang, agak aneh gk sih mereka mandi ke kolam renang jam 8 pagi dimana suhu tempat tersebut mencapai 15 drajat ? saya berhusnuzon jikalau mereka turis dari berastagi atau kota sesama dingin .

Hotel grand Bayu hill takengonHotel grand Bayu hill takengonHotel grand Bayu hill takengon

     Kurang beruntungnya ialah paginya sempat hujan lagi, again?! arggh sangat gemas membayangkan target liburan berantakan. kami jadi malas sekali keluar mengingat bakal susah nemu tempat yang di kunjungi kala gerimis dan hujan lagi,  tempat ini kaya akan wisata outdoornya benar-benar seperti liburan yang kacau. Tapi mau tidak mau kali ini kami terobos kemanapun itu karena kami check out hari ini. akhirnya mutar-mutar lagi dengan tujuan tak pasti. 

#review #hotel #aceh #takengon 







Thursday, 12 June 2025

Lebaran Liburan ke Takengon

June 12, 2025 18

Ada sebuah tradisi di daerah saya mengatakan jikalau lebaran idhul adha dilarang berkeliaran alias  jalan-jalan karena orang haji sedang wukuf di arafah jadinya pamali bisa kecelakanan, hal ini pernah menjadi momok yang menakutkan kala SMP dimana saya hanya berani lebaran di satu kecamatan saja karena petuah orang tua dulu. Namun sekarang ini hanya terlihat seperti tradisi yang memastikan remaja labil dulu tidak balapan dan berkelana buana jauh kalau lebaran. Sebaliknya lebaran sekarang banyak yang liburan kala idul adha dan bersilaturahmi mudik kalau idul fitri. Btw niat saya mau kabur ke medan di hari kedua namun berakhir ke takengon , aceh tengah karena jalan-jalannya berpindah haluan dadakan.

Penampakan kota dari hotel

        Secara khalayak ramai, wisata Aceh yang paling ramai dipadati kala tanggal libur ialah sabang dan takengon, tempat ini punya kharateristiknya masing-masing, seperti penampakan di laut sabang yang mempesona, dan visual penggunungan alam takengon yang begitu menabjubkan.  Sekilas  terlihat seperti swiss lowbudget saking terawatnya kota di tengan aceh ini.  Pertama kali kala saya berkunjung kesini  2019 penampakan benar benar menyihir mata kala melihat kota takengon dari penampakan bur telege. Tempat ini benar-benar kaya spot selain penampakan danau air tawar nya, penampakan bukit dan permadani alam hijaunya semakin memperkaya visual, di tengah kota terkhusus lagi kala malam pun penampakan kota dingin ini sungguh gemerlap indah. 

     Saya berangkat dari jam 9 di aceh besar, kami mengejar tol dengan menghemat waktu 2 sampai 3 jam, salah satu tol posisinya belum dibuka resmi alias hanya pada status lebaran sehingga membuat atrian bludak di  pintu masuk karena gratiss. Tapi syukurnya ini menghemat banyak waktu walau harus antri 20 menit jadi masih aman. perjalanan kami juga jarang berhenti karena lokasinya masih disatu provinsi jadi kami pastikan untuk sampai sebelum sore atau pentang sebagaimana perjalanan kami sebelumnya.  Akhirnya kami sampai di takengon jam 3 setelah muntah 2 kali kala melewati rute gunung yang kaya belokan selama 2 jam ditambah cuaca dingin yang bikin makin mudah lapar. ya Asam lambung saya kumat. 

Hotel di takengon

    Kami sampai dan segera mencari hotel, suasana terlihat mendung dengan jalanan yang masih basah sisa hujan yang mengguyur kota ini. Penampakan hotel pertama yang terlihat mempunyai posisi strategis dengan tempat makan akhirnya jadi pelarian kami, akhirnya kami memilih tempat ini terkhusus hotelnya dilengkapi mini market dan restoran cepat saji juga sehingga jikalau mendadak kelaparan belum jam makan dan mager kami tahu mau kemana.  Namun kala itu karena terlalu lapar akhirnya kami pesan makanan dan berakhir istriharat do hotel kisaran sejam untuk menetralkan lambung dan kepala yang masih hoyong setelah berulang kali bangun tidur di mobil.  Baru setelah shalat ashar kami kembali keluar untuk melihat panorama kota diatas awan ini.

Legenda Putri Pukes 

    Kota takengon menjadi salah satu kota dingin yang ada di aceh namun sejujurnya tidak sedingin dulu lagi yaitu kala 2019 saya kesini suhunya mencapai 9 drajat waktu malam, hal ini mengingatkan saya pada kota dieng yang bahkan saking dinginnya membuat teman saya mimisan, namun kali ini hanya 17 drajat (masih dingin sih tapi perubahan suhunya membuat saya tidak bergantung pada jacket tebal seperti dulu)  saya keluar dengan kondisi hujan baru saja berhenti membuat jalanan terlihat padat, tempat ini benar-benar tidak lesu dari wisatawan, akhirnya perjalanan terlihat seperti rombongan kala mencoba mampir melihat sisi danau laut tawar yang sudah di penuhi penginapan eksotis. Perjalanan kami disore membuat saya jadi terbatas mengambil gambar, atau berkelana buana, namun ibu saya sanget tertarik ada tempat wisata putri pukes jadi kami menuju kesana, salah satu tempat yang mempunyailegenda bagi masyarakat gayo sendiri yaitu bercerita tentang seorang putri raja yang sangat cantik bernama pukes yang di sukai oleh banyak bangsawan hingga menerima banyak lamaran dari pangeran namun wisata di takengonhatinya hanya tertuju pada seorang pemuda biasa dari desa. Faktor perbedaan status tersebut akhirnya membuat sang ibunya melarang hubungan mereka. Sang putri bersedih, namun sang pemuda tak menyerah. Ia meminta restu agar bisa menikahi Putri Pukes. Ibunda sang putri pura-pura setuju, tetapi dengan satu syarat: Putri Pukes dilarang menoleh ke belakang selama perjalanan ke rumah suaminya nanti. Hari pernikahan pun tiba. Putri Pukes berjalan menuju rumah sang pemuda diiringi rombongan. Namun di tengah jalan, terdengar suara ibunya memanggil dari belakang karena tidak tega melepaskan anaknya masih. Karena ragu dan rasa sayang, Putri Pukes menoleh kebelang dan Sekejap itu pula, tubuhnya berubah menjadi batu. Batu itu kini dikenal sebagai Batu Putri Pukes yang saat ini masih aktif di banjiri wisatawan tempatnya berada dalam goa tersebut, namun terlepas dari legenda tersebut jikalau bertanya para tour disana patung tersebut sebatas berhala yang mempunyai konotasi berbeda dari legenda atau cerita yang di dengar, saya juga masih bingung dengan ceritanya kenapa ibunya mengIsyaratkan anaknya sampai jadi patung, apa karena tidak tega dilepaskan dan memilih anaknya mematung dari pada dinikahkan dengan orang biasa? entahlah sayapun tidak selesai dengan cerita ini yang pasti gua ini mempunya banyak hal yang belum tuntas terutama karena kami sampai disana kalau jam menunjukan angka genting (mau magrib jadi rada takut masuk  gua hoho) jadi berakhir tidak masuk dan memilih photo ibu saya di depan pintu utama yang ingin pamer cerita liburannya nanti sebagai dokumentasi. 

Lebaran Liburan ke Takengon

    Pulang dari sini kami melanjutkan perjalanan sembari melirik spot baru, namun sayangnya karena mendung tidak ada penampakan sunset untuk di abadikan, pada sisi lain penampakan kudaa terlihat seperti sapi berkeliaran, ya tempat ini kaya akan kuda bahkan pada tanggal tertentu juga acara khsuus untuk balapan kuda yang sering menarik banyak turisi. Lagi lagi tempat ini punya alasan lagi untuk di datangin. Namun sialnya perjalanan yang baru sebentar kembali di sambut olah hujan yang kembali meriuhkan kota ini. ya akhirnya perjalanan berburu tempat nongkrong aesthetic terbatas dan berakhir kabur ke hotel lagi. syukurnya hotel kami tidak terlalu jauh karena berada dipusat kota juga. namun krena hujan yang cukup deras benar-benar membuat kami mager keluar lagi dan berakhir keliling hotel mencari makan di mini market dan restoran siap saji di tempat yang sama. memang hotel ini dirancang sesuai kondisi iklim.  Kami juga sempat mengintip roof top namun penampakan kosong dan view yang kurang mendukung membuat kami kembali mager akhirnya kami sebatas makan dan berakhir tidur yang didukung oleh cuaca yang bikin ngantuk 

Lebaran Liburan ke Takengon

Paginya saya berniat mengelilingi beberapa tempat sebelum pulang namun hujan on off benar-benar merusak suasana, percaya atau tidak akhirnya kami hanya keliling mencari tempat pon bensin sambil menuju arah pulang dalam satu hari perjalanan.  sangat berantakan list perjalanan kali ini, niat ke medan berakhir ke takengon ditambah tidak melihat cuaca sebelum ke takengon benar-benar membuat perjalanan kali ini terlihat lesu. Memang jalan-jalan dengan tujuan dadakan adalah misi yang tidak cocok di usia yang tak muda lagi.  Namun, setidaknya makanan disini cukup cocok di mulut jadi setidaknya kurang melihat wisata alam tertolong dengan wisata kulinernya yang bertebaran. 
#wisata #takengon #burtelege #tourist #acehtengah






Wednesday, 4 June 2025

Olahraga tipis-tipis sebelum naik gunung, 4 bukit kawasan Aceh Besar ini cocok untuk pemula.

June 04, 2025 8

Memasuki usia sendi lutut mulai gemetar membuat saya berburu spot bukit baru lagi. Faktor gemar wisata alam yang di dukung oleh wilayah yang kaya dengan beragam bukit cantik membuat saya semakin bersemangat, namun sayangnya setelah lulus kuliah teman trip sudah pecah ke beragam daerah jadi sangat sulit di kumpulkan, entah pulang kampung setelah lulus kuliah atau merantau mencari keberuntungan rezeki di luar kota hingga sudah gendong bocah. Hal inilah membuat saya jadi  terbatas dan berakhir menunggu di dibukanya trip ke padang savannah yang menjadi target baru saya untuk melihat paras alamnya sungguh mempesona. Memang paras nusantara itu gak kalah kayak luar negeri tapi kita aja jarang keluar main terik.

Penampakan pencak pertama di bukit data luah

    Terlepas dari trip kalian bisa pergi ke beragam bukit yang tidak perlu mengandalkan tour khusus karena aksesnya yang mudah namun efeknya pasti daerah yang begini bakal berserakan dengan orang, sedangkan bukit yang sulit biasanya sepi bahkan bisa jadi kalian satu satunya group trip kala itu. Berikut Bukit yang bisa kalian coba untuk eksplore sendiri yang mudah di jangnkau hingga yang perlu bantuan guide dari pengalaman tempat yang sudah saya tapaki, yaa hitung-hitung tes fisik persiapan sebelum mendaki gunung asli… 


  • Bukit siron 

Tempat ini berada di kawasan Cot glie dengan posisi melewati waduk keliling indrapuri, yang merupakan salah satu destinasi wisata yang lesu saat ini. Adapun menuju kesini cukup bayar jalan masuk waduk kelilingnya saja, jadi kalian bisa mengintarai jalanan hijau yang kaya dengan spot cantik dengan akses jalan yang baik, selain itu tempat ini sangat aman di datangin dengan mobil dan dimeriahkan dengan keluarga yang mencoba piknik, ada sungai kecil yang sering dimeriahkan oleh para pengunjung kala akhir pekan entah ingin memancing atau membuang pusing sejenak sekiranya tidak ingin mendaki, dan jikalau ingin mendaki juga rutenya cukup aman, padang ialang yang lebah membuat tempat ini terlihat adem banget, tanpa perlu navigator kalian bisa main kesini untuk mendaki atau sekedar cuci mata melihat alamnya yang ghibli banget. untuk detailnya baca Gabut berakhir ke Bukit Siron ternyata ghibli banget

Pemandangan bukit siron

  • Bukit Jalin

Bukit Jalin adalah salah satu destinasi wisata alam yang cocok untuk setiap orang. Tempat ini berasa di Desa yang bernama Jalin juga, Kecamatan Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Adapun jarak tempuhnya ialah sekitar 60 km dari Banda Aceh atau kisaran 1,5 jam. Tempat ini mempunyai akses jalan yang memadai sehingga aman di datangi dengan keluarga sekalipun, jadi sekiranya tidak ingin melakukan hikking atau camping ada tawaran menarik lain yang bisa di temukan disana yaitu sungai jernih yang banyak di nikmati para pemancing, serta alamnya yang hijau dan teduh terkhusus tempat ini juga telah dilengkapi para pedagang kecil dari masyarakat lokal yang lengkap dengan gezebo sampai mushala untuk beristirahat juga. Tambahan info lainnya, dulu tempat ini jadi kawasan berkumpulnya para anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk berlatih dan setelah perjanjian damai, area ini bertransformasi menjadi destinasi wisata alam dengan pendakian yang aman untuk para pemula . Selengkapnya bisa baca di Panorama indahnya alam jantho

penampakan pemandangan di bukit jalin

  • Data luah

Dikenal juga dengan kata data luah, tempat ini terletak di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Indonesia dan lebih tepatnya di kawasan pegunungan Bukit Barisan pada kecamatan Kuta Malaka (Samahani). Nah untuk trek jalan sendiri, tempat ini mempunyai jalur yang cukup tak aman untuk dilewati berdua, artinya kalau kesini minimal dua motor atau group yang lebih besar dan sangat sulit untuk dilewati mobil, tidak ramah untuk semua kalangan karena perjalananya yang sulit, namun syukurnya pemandangan alamnya sangat menawan sehingga jerih payah perjalanan akan terbayarkankan. informasi lainnnya alur ketempat wisata ini juga masih berdamping dengan wisata air terjun namun kalau ke sini belok ke kanan, Kondisi akses yang sangat lair membuat tempat ini tidak ada orang sehingga di pastikan ada persediaan lengkap terkhusus makanan lagi jikalau ingin melakukan camping. untuk cerita lengkpnya bisa baca di Wisata alam ke bukit data luah

Penampakan bukit data luah

  • Glee botak 

Glee Botak adalah sebuah wisata alam yang di kawasan bukit pemancar lhoknga, Adapun Nama "Glee Botak" berasal dari bahasa Aceh, di mana "Glee" berarti "bukit" dan "Botak" berarti "gundul" atau "tidak berambut", menggambarkan kondisi bukit yang tidak ditumbuhi pepohonan lebat. tempat ini mempunyai akses yang terbilang sulit juga sekalipun jarak tempunya terlihat dari jalanan nasional. tempat ini sendiri juga mempunyai status yang sama dengan data luah yaitu masih asri yang mana hanya jalan setapak dalam rute menaikinya yang penuh hutan belukar mulanya dan baru berlanjut mendaki bukit selanjutnya. tempat ini perlu navigator karena di antara jalur ada dua bukit yang ternyata satu bukit lagi menurut info dari penduduk lokal kaya dengan ularnya gak kebayang dong kalau nyasar menghilang sendiri lucunya kalau pendakian kami ada yang nyasar dua orang bayangin berapa degdegannya kami saat itu ditambah hpnya jatuh di dalam hutan lagi waktu nyasar, saya yakin mreka troma banget kalau diingat haha. kalian bisa baca cerita nya di sini ya Mendaki Glee Botak untuk Healing berakhir Hilang.

Penampakan lhoknga dari bukit pemancar glee botak


#naturelovers #pecintalam #traveling #pendakian #hiking