Bukan pengabdi KKN Daring
Inia lutarfus
July 29, 2020
7
Sometimes you will never
know the value of a moment until it becomes memory _ Dr Seuss. Yeah setelah mendapat moment tepat. Quotes
yang entah berantah saya dapatkan ini akhirnya digunakan juga. Tentunya selain
caption para Instagramable yang keginian. By the way, saya sendiri masih ambigu
dalam menulis post ini, entah karena memang rindu pengabdian atau hanya sebatas
reunian pikiran (efek melihat post KKN hingga PKM teman yang baru berjalan dua
hari yang lalu huhu)
Pelarian
Adapun teman-teman sosmed saya mengunakan
system daring murni, jadi Instagram, Facebook dan WA berubah layaknya akun
olshop hoho, maksudnya penuh dengan stori gitu. Oya sebenarnya saya juga semula
menganut system daring, but I hate this, “Nyatanya
KKN di Desa sendiri lebih ngeri dari KKN Desa Penari.” Walaupun istilah daring, bagi saya tetap memerlukan
interaksi kemasyarakat desa sendiri, selayaknya berburu konten, atau berita di
desa, berhubung niat kemarin membuat situs desa. Tapi ini merupakan opsi pasrah
seandainya saya tidak bisa mendapatkan kelompok KPM dari luar desa saya. (Note:
Di Aceh kasus corona kala itu masih dalam kondisi aman, alias 0 jadi masih bisa
berinteraksi diluar selama kita mengikuti prosuder yang ada.) dilain pihak, di
desa sendiri saya terbilang introvert garis keras jadi kalau tiba-tiba keluar
rumah berlalu-lalang di kampung akan membuat saya cukup kikuk, bayangkan saja
setelah lima tahun kuliah, masih ada orang kampung yang berpikir saya SMA
saking tidak pernah keluar rumah Hmm, soalnya SMA dulu saya boarding school, jadi jarang nonggol di
depan tetangga gitu.
Selain itu, KKN sendirian akan juga membosankan bagi saya
yang terbilang pecinta perjalanan, belum lagi untaian mutiara yang terpancarkan
dari sang sista, “Kasian banget angkatan korona. Kkn dikampung, gak ada kesan,
gak bisa explorer sampai gak ada alasan minta jajan ckckc.” Setelah itu saya
bertekat “ saya harus keluar dari zona nyaman, dikala banyak orang memilih
mengendap untuk memastikan dirinya dalam
mode aman.. Intinya saya bukan pengabdi KKN Daring. Udah gitu aja.
Sebuah
perkenalan
Hemat saya. Setelah bersikap layaknya penyiar
radio yang berbasa-basi dalam berburu tempat. Akhirnya saya bertakdir di sebuah
desa yang jarak tempuhnya terbilang dekat dengan alamat saya (beda satu
kecamatan saja soalnya.) Alhasil selalu telat karena terlalu dekat haha. Guys,
maafkan saya jikalau kalian baca ini yak.
Oya saya ingin memperkenalkan personil kpm yang berjumlah
anggota voli + pelatih. adalah 4 personil wanita dan 3 bani adam. Sebut saja
namanya Amar, amir, dan amru dan ciwi-ciwiknya terdiri dari lala, lili, lulu
plus saya sendiri inia (gue males pakek lolo, bawaannya ingat boboho dah.) kami bertujuh dipertemukan dari beragam
jurusan yang masih sekabupaten, bahasa mudahnya kita pilih sendiri teman dan tempat
kkn selama itu masih satu kabupten gitu. Seru kan?
Nah yang gak seru nya apa? Yang gak serunya ialah
kala sistem pengiriman tugasnya ribet setengah mati karena online. Dokumentasi,
upload google drive, kegiatan perhari belum lagi google classroom yang
menyebalkan. Hingga tugas terakhir yang kudu upload ulang dengan segala
peranakannya hufft I hate this. Tapi syukurlah kini tinggal kenangan. KPM
angkatan Corona memang lah epic.
Suka
Duka nya apa ni?
Suka
telat hehe. Banyak hal yang berkesan yang bikin betah kala KPM daring kemarin,
semisal karakter anak2 nya yang cukup aktif. gue sebutnya hiperaktif sih,
karena terlalu banyak bertanya “ Kak besok ada pergi gak ? “ kok gak sampai
sebulan kkn?, nanti perpisahan nya kita kemana kak ? KKN tahun kemarin kami
makan-makan bareng kak sambil jalan2 Lho
( Duh moon maap ya dedek2 gemes, ente bukan doi ane jadi gak usah kodein
aneh2 ya, buat ngukur kadar yang paling uwoow) Tapi gimana pun saya pribadi
tetap merasa senang karena mereka cukup antusias walau satu sisi sering
kewalahan karena caper nya itu lho. Maklum, secara pribadi saya tidak pernah
dikelilingin anak kecil sebanyak ini, beda dengan lima member lain yang
notabenya ustad dan ustazah jadi memang sarapan tiap hari dengan suara ribut,
hingga tingkah mereka yang
astagfirullah. Pernah leptop gue dipijak tapi syukur masih sehat wal afiat
sampai sekarang.
Kondisi personil KPM juga cukup baik walau kadang anehnya
kambuh. Ada yang misterius, baperan, krikrik, hingga mak cie cie (Baca: mak comblang.) Alhasil lengkap sudah drama KPM, belum lagi
kala mood swing yang tiba-tiba muncul. Baik secara nyata maupun di group secara
online. Maklum di group Whatsap yang keseringan berperan layaknya toak sahur
itu saya dengan Lala. Hmm, kalau diingat sekarang merasa hueek sendiri dengan
kelakuan kemarin yang astagfirullah nyebelin.
Dan untuk dukanya…. Mungkin ini bagian yang paling males
untuk ditulis, Jadi sekedar menulis garis umumnya. Well saya pribadi merasa
sedih kala malam terakhir perpisahan, first itu adalah hari ultah saya dan saya
mendapat surat cinta dari anak2 yang sempat menguji kadar kesabaran saya, Jujur
secara saya pribadi pernah berlinang karena mereka, Cuma terlalu malu kalau
nangis didepan bocah wkwk. ya secara spesifik saya akan menulis di post lain
khsuss untuk mereka. Kedua sempat kenak
marah sama kakek2 disana karena para bocah gak mau diam sudah mau masuk isya.
Pokoknya gondok banget, Dan imbas nya gue dua kali kenak. Dan yang terakhir, saya merasa sedih, ets lebih tepat kesal sih,
kalau ada yang berlinang kayaknya si mak cie cie. Perpisahan itu gak beda dari
tugas piket sekolah, kelar tugas tancap gas pulang, gak ada kesan gimana gitu,
yang satu malah sudah hilang duluan Wallahualam pokoknya membernya have not
detect akhlak dah. Tapi salah kami juga sih (saya n mak cie cie) karena cukup
telat sampai di hari terakhir, intinya semua member gak ada pemikiran emang. Tapi
syukurlah, Beliau yang tertua group (Bg amar ) peka maksud chat saya, lanjut
cerita kita bukber buat reunian plus mmperbaiki tantanan yang rusak. Tapi lucunya. ending bukber berakhir sama seperti kala perpisahan haha. Emang nasib gini amat yak.