Showing posts with label travel. Show all posts
Showing posts with label travel. Show all posts

Saturday, 19 April 2025

Rekomendasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"

April 19, 2025 21
Sejujurnya ini adalah pelarian dari pertanyaan di saat lebaran. Perjalanan ini benar-benar sebuah persiapan kala Ramadhan. Siapa yang mau dirumah menyambut tamu dengan setumpuk piring kotor yang semakin bertumbuh? Mustahil bagi saya dengan umur yang mulai dilirik sebagai onty-ontyan, tentu ini pilihan berat setelah dihujani pertanyaan bertubi-tubi berlanjut dengan krasak-krusuk mencuci piring. 
Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"
Penampakan pantai di depannya

            Perjalanan menuju ke tempat ini memanfaatkan google maps. Mei selaku teman perjalanan saya kali ini membawa si bontot dalam keluarganya yang terlihat kebingungan. Sepertinya lebaran memang bagusnya gabut ke laut atau cari suasana baru selain dapur dan ruang tamu melulu. Kami tidak menyangka ternyata masyarakat juga banyak yang berlarian ke laut kala lebaran. Suasana terlihat ramai Ketika google maps akhirnya menunjukan estimasi yang telah sampai dengan Jarak kisaran 35 menit dari Banda Aceh ”eh kalau kesini saya tahu sudah pernah dulu”  kata Mei terlihat tidak suprise lagi.  Pernyataan ini membuat saya bingung sekaligus salut, ini anak banyak banget tahu tempat baru tapi postingan igehnya kosong selalu. Tiba-tiba saya merasa seperti orang yang baru turun dari gunung.

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"            Kami meraba raba mencari  tempat yang di maksud sampai akhirnya sadar, ternyata tempatnya berseberangan dengan tempat kami berada yang ditutupin oleh penginapan. Tembok tinggi yang menutupi bangunan tersebut sempat membuat saya kelelahan karena memutar mencari tempat yang di tuju hingga akhirnya... kami disambut dengan tulisan welcome to sophie library sunset. Tempat ini berlawanan dengan penampakan sebelumnya, kali ini tempatnya kosong saya tidak menyangka.  Kami tiba disaat teriknya siang menyambut, suasana hening hanya ada satu orang yang duduk di depan pintu sembari membaca buku dengan minfulness, terlihat seperti posisi saya layaknya bayangan yang benar-benar tidak dilirik kala sampai waktu itu. Padahal perut saya sudah minta haknya, karena saya tidak makan dari pagi di rumah efek 30 hari rendang yang membuat saya jenuh.  "Ini harus pesan ke tempat berarti, selayaknya pantai normal daerah sini ya? Saya berbicara dengan Mei selayaknya mengkonfiramsi sekalipun sama-sama perdana kesini. Kami mendatangi kakak yang sedang di mabuk buku tersebut. Ia terlihat kebingungan kala kami berkata mau pesan, terlihat seperti bukan tuan rumah karena kemudian ia pamit sebentar untuk menemui orang lain.

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"              Akhirnya saya masuk kedalam mengintip beragam sajian buku yang menarik penglihatan. Tempat ini di penuhi bukan saja buku tapi beragam hal menarik yang membuat tempatnya terlihat unik, dipojok kiri, kami langsung melihat seperangkat d perlatan musik yang membuat ornamen tempat ini menjadi lebih antik, beragam cd dan kaset jadul dengan lagu lawas tersusun rapi di atas sebuah rak yang bertampingan dengan drumb. disampingnya lagi sambutan sebuah kursi hijau dengan rak buku yang kaya akan buku-buku best seller. kami bukan saja menemukan buku yang bisa dibaca tapi sebuah rak yang bukunya tersampul rapi alias diperjual belikan juga. 


Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"   Tiba-tiba dalam lamunan saya seorang anak kecil dengan rambut poninya muncul menyapa kami yang sedang di buat takjub pada tempat ini. "Halo kak tempatnya baru dibuka hari raya ke 3 ya tapi kalau mau baca-baca aja gapapa" oh iya dek, hati saya langsung berguman ini pasti "sophie" nama dari anak owner yang menjadi pecetus lahirnya tempat ini. Ia terlihat hampir setinggi saya sekarang. Setelah mengikuti perkembangan di instagram dari dua tahun yang lalu, saya melihat diri semakin kerdil ketika berhadapan dengan anak yang berumur dibawah 12  tahun. Saya sendiri mulanya tahu tempat ini dari reels instagram @sophies_sunset_library yang menunjukakn kak raihan selaku ibu dan owner dari "Sophie's library sunset" sedang mengulas buku menarik di instagram. Hal inilah membuat saya  mengikuti akun ini. Banyak kegiatan yang si bagikan di instagram yang membuat tempat ini menjadi wislisht saya selayaknya bookshop, workshop dan beragam event menarik yang cukup aktif dibagikan di instagram dan salah satu yang membuat saya sampai kesini kala lebaran ialah karena stori yang menunjukan info hari raya 2 dibuka, tapi entah kenapa, ternyata berubah jadi hari ketiga. Entah saya melewatkan story terbarunya.. entahlah  menurut saya bukan persoalan besar karena itu hasil reposan juga. Hati saya tidak peduli perihal tersebut lebih ke perasaan puas akhirnya sampai juga kesini sekalipun gak bisa makan. 

    Sophie’s Sunset Library adalah salah satu tempat wisata pinggir laut dengan konsep ruang baca yang dicetus oleh pengiat literasi kak raihan pada tahun 2022. Tempat ini menghadirkan beragam karya sastra yang populer entah terjemahan atau asli. Saya menemukan paket harry potter dengan jilid lengkap hingga novel hunger games disini. Buku wishlist juga bisa temukan dengan mudah disini seperti "saya bukan sarjana kertas, filosofi teras dan buku sejarawan aceh yang kini bikin saya penasaran. Sejujurnya tempat ini berasal dari perpustakaan pribadi yang berhasil disulap jadi layaknya cafe nongki. Bukan sekedar menawarkan buku dan alat musik, tempat ini juga menyewakan tenda camp jikalau tertarik untuk camp di tepi pantai, ditambah lagi disini ada area bermain untuk untuk layakya permainan tradisional congklak, dan buku khusus untuk anak-anak juga. Kitapun bisa memainkan alat musik dengan meminta izin terdahulu layaknya gitar ukele dan alat musik lainnya. Bahkan untuk prawed dengan konsep vintage ala si hobi baca, tempat ini menawarkan sesi photo dengan donasi 100 ribu yang uangnya digunakan lagi-lagi untuk membeli buku baru yang bakal meramaikan koleksi disitu. oya kita hampir lupa pantainya kan?

Rekomendasi wisata alam bagi pecinta buku
Penampakan Pantai di depannya bangunan sophie's library sunset

    Mengadopsi nama tempatnya Sophie's library sunset tentunya ada tawaran sunset yang membuat tempat ini jadi semakin menarik. Sayangnya karena kami pergi siang, tampilan itu tidak terpenuhi tapi syukurnya pantai birunya lagi-lagi membuat kami takjub. Setelah berpuas ria meilirik dan mendokumtensikan beragam spot menarik untuk kasih makan stori igeh didalam bangunannya, akhirnya kami keluar menuju ke arah pantai yang berjarak kurang lebih 50 meter. Penampakan pantainya juga cukup menarik pasang mata. Laut birunya yang bersih dari penampakan manusia mengapung di dalamnya membuat tempat ini terlihat asri dari hiruk piruk keramaian. Ini membuat kami kembali semangat membidik lensa kamera hp dengan kondisi perut yang masih kelaparan dan sempat terlupakan. Adik mei yang ternyata anak laut banget langsung berlari bermain ke pantai yang bersih dan hening seorang diri. yaa kami merasa cukup puas kesini walau kondisi belum ada makan tapi plusnya kami tidak malu buat bergaya jadi sirajin baca buku kala berphoto, efek gk ada orang hehe. Akhir cerita kamipun pulang dengan kondisi kenyang konten tapi perut keroncongan.     

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie library sunset"

.


Saturday, 12 October 2024

Niat ke masjid Jamik malah hoki nyasar ke Sultan Abdul Samad building

October 12, 2024 26

Ini benar-benar diluar ekspetasi saya, perjalanan tanpa intenary yang jelas membuat rute tempat yang ingin kami kunjungin berubah dalam hitungan menit. Saya menyadari perjalana kali ini lebih banyak di habiskan berbelanja ketimbang wisata tempat seperti normalnya traveling ala saya yang hobi berburu tempat antik dan unik.
Bangunan abdul samad berhadapan dengan dataran merdeka
        Hari terakhir dengan durasi waktu terbatas membuat saya sadar jikalau kami tidak bisa berkunjung ke tempat yang jauh lagi karna harus sampai ke bandara 3 jam sebelum keberangkatan, petuah dari pejual rujak ini membuat kakak saya mengambil mode siaga sehingga mulai siap-siap dari pagi jam 10 untuk berangkat ke bandara karena perjalanannya juga memakan waktu 2 setengah jam, tentunya ini membuat saya jadi hilang kesempatan untuk mengintip tempat yang jadi plan di awal, tapi saya tersadar jikalau di Kawasan hotel ini ada masjid yang menjadi tempat wisata juga dengan lokasi hanya 100 meter, akhirnya saya berinisiatif kesini sampai menyadari saya tidak tahu jalan masuk pintu utamanya. Dan mulai tersesat dan nyasar ke tempat lain. Bangunan unik yang cukup indah untuk spot praweding.

Sejarah pembangunan abdul samad building

    Bangunan ini terlihat antik sekaligus mewah pada saat yang bersamaan, mengadopsi arsitek khas Mughal dan  indo-saracenic yang kala itu banyak digunakan oleh arsitek inggris di india, dengan posisi yang sangat strategis membuat tempat ini menjadi salah satu spotlight yang paling mencuri perhatian kala ke bermain kawasan ini. Syukurnya saya nyasar kesini, yang hanya menyeberangi jembatan dari sungai yang bersebelahan ke masjid yang ingin kami kunjung (akhirnya kami gk jadi ke masjid karena gk tahu tempat atau jalan utama pintu masuk dan berakhir disini wkwk) oya tempat ini  juga benar-benar strategis sekali untuk jadi daerah yang ingin buka usaha penginapan saking banyaknya penginapanan dengan jarak kurang dari lima puluh meter. Saya tidak pernah terbayang ternyata sedekat ini bangun abdul samad dengan penginapan saya yang bisa di jangkau dengan jalan kaki  kisaran 200 meter kurang lebih. Tempat ini berada di tepi kiri masjid dan tepi kanan lapangan merdeka atau yang lebih dikenal dengan dataran merdeka, dengan jarak yang terhitung dekat alias  cuma nyebrang jalan dari abdul samad ke dataran merdeka. Kawasan komplek yang mengelilingi lapangan ini terdapat banyak sekali tempat wisata juga ternyata yang baru saya tahu setelah  sampai rumah dan buat review di gmaps, (kalau dipikir kadang saya merasa beruntung dan buntung dalam menemukan tempat baru deh, padaha Cuma 100 meter nyebrang lapangan ada museum)                 Gedung ini sendiri telah berdiri gagah disini sejak tahun 1897 kala koloni masih berkuasa adapun namanya di ambil dari nama sultan Selangor yang memerintah pada tahun 1857-1898 dan juga merupakan bagian dari sekretariat persekutuan pada tahun 1947. Saya kurang tahu bagaiamana fungsi tempat ini selain menjadi salah tempat wisata yang tidak bisa dimasuki, namun dari info yang saya dapat lima tahun yang lalu bangunan ini sempat menjadi mahkamah persekutuan dan kementrian wisata dan kebudayaan Malaysia dengan ciri khas jamnya yang mencolok. Penampakan malamnya juga cukup menawan terkhusus tempat ini terawat baik dan sellalu bersih setiap pagi. Namun sayangnya karena keterbatasan waktu karena harus segera balik sebelum jam berangkat. akhirnya saya hanya mengambil beberapa photo saja bahkan itupun harus selfie dari kamera depan karena saya pergi sendirian kala kakak saya sedang mengemasi barang ke koper di hotel.

Penampakan abdul samad building dari belakang

#kl #kualalumpur #pelancong #tourist #malaysia #wisata #traveling #abdulsamadbuilding


                 


Tuesday, 17 September 2024

Jalan jalan ke pasar seni, ets bukan pantun ini.

September 17, 2024 4

jalan jalan ke pasar seni 
Tidak terlintas dalam list jikalau tempat wisata yang ingin saya kunjungi sangat strategis posisinya kali ini. Adapun list perjalanan kali ini yaitu ingin cuci mata di petailing yang terkenal dengan makanan hingga barang murah meriahnya dan kwai chai hong yang terkenal dengan sketsa indah di temboknya malah berakhir ke pasar yang dipenuhi beragam bingkisan seni hingga souvenir yang cukup bervariasi. Efek terlalu kalap disini (baca pasar seni ) saya melewatkan kwai chai hong yang menjadi list utama di awal hehe,.Namanya juga cewek kalau udah mutar -muter pasti lupa list awalnya.
Central Market kuala lumpur      Seperti Namanya, pasar seni adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di distrik sini, tidak hanya menyanyikan beragam seni yang cukup bervariasi, yaitu layaknya lukisan, ornamen dan handmade tapi juga menjajakan beragam makanan dan souvenir untuk oleh-oleh yang cukup murah jikalau anda pintar menawar harga. menariknya lagi, di dalamnya ada sepenggal ruangan juga yang disulap menjadi miniatur museum untuk mendeskripsikan Sejarah tempat dan refleksi daerah setempat, selain fashion dan ruangan oleh-oleh khas sana ya. Jikalau kalian beruntung pada hari tertentu juga ada penyelenggaraan seni seperti nama tempatnya sendiri yang bisa kalian temukan jadwalnya di akun instagram officialnya @centralmarketkualalumpur yang terbilang  cukup aktif ternyata.   
      Pertama kali mendatangi tempat ini akan langsung ketahuan, jikalau wilayah ini surganya kesenian dan sejarah. Dari jalan utama setelah turun dari LRT saya langsung menemukan beragam miniatur seni yang cukup banyak dilirik untuk jadi spot photo cantik mulai dari merak, layangan wayang, kereta tandu, dan beberapa ikon yang saya lupa wujudnya sudah. Semua terawat dengan sangat baik ditambah ada informasi pelengkap yang terera di samping setiap ikonnya masing-masing. sangat menarik pokoknya.      Central Market kuala lumpur

central market kuala lumpur
         Central market pasar seni nyatanya telah berdiri sejak 1988 dan tempat ini juga kategorikan sebagai salah satu situs warisan oleh badan warisan Malaysia yang sangat aktif perputaran ekonominya. Tempat ini termasuk dalam Kawasan yang sangat strategis juga, karena hanya dalam berapa ratus meter di sapa oleh beragam tempat wisata lain yang cukup bervariasi banyaknya seperti petailing dan kwai chai hong juga yang sudah saya sebutkan di awal. Siapa sangka efek yang terlalu banyak tempat inilah membuat saya melewatkan list utama, karena kehabisan waktu plus kelelahan ibu saya setelah pergi kedua tempat saja di street yangb berdekatan. Yaaa perjalanan kali ini dengan awak geng cukup berbeda. Ibu saya yang terbilang cukup aktif di usia nenek-neneknya membuat ruang gerak jadi terbatas, kala ibu saya yang sudah dapat buah tangan dan oleh-oleh yang diinginkan langsung pengen balik ke hotel rebahan setelah ke dua tempat di Kawasan yang sama ( mau ngambek, tapi ini sponsor utamanya wkwk) .
central market kuala lumpur
     Ketika melirik ke dalam yang cukup luas saya langsung menyadari, betapa variasi nya oleh-oleh disini. Selain beragam barang yang normalnya kita temukan di tempat jual souvenir untuk oleh-oleh, ada juga beragam barang Ghibli, sampai baju kucing versi melayu yang menggunakan kain khas sana (maksudnya siapa yang mau beli oleh-oeh untuk kucing, kecuali dana di dompet melimpah). Saya memperhatikan berbagai warna dari baju ini sembari heran, Terlihat seperti baju lebaran oyen sambil membayangkan kucing seleb yang menggunakanya wkwk. Boneka tas dengan ciri khas hingga handmade sangat berlimpah jenis, tidak lupa beragam kesenian khas india mulai perhiasan dan barang antik hingga miniatur khas chinespun lengkap disini. Bermain kesini cukup membuat orang- orang ketagihan belanja terutama kalau turis pertama kali, pasti capcipcup langsung ambil sana sini tanpa mikir ada tempat perbelanjaan lain lagi yang juga menantang penampakannya (takutnya langsung terkuraS semua dana disini kan kasian juga ya..) Namun syukurnya itu tidak berlaku bagi saya. yaa bisa dikatakan saya beruntung juga karena bisa direm oleh saldo di tangan yang kurang gizi wkwk.

#Travel #pasarseni #malaysia #kualalumpur #centralmarketkualalumpur #rekomendasitempatwisata

Tuesday, 10 September 2024

Pengalaman mengintip aquaria KLCC, begini penampakannya.

September 10, 2024 27
Pengalaman mengintip aquaria KLCC, begini penampakannya.
Bercerita pergi ke tempat wisata kali ini benar-benar diluar prediksi. Sejujurnya, aquaria KLCC bukanlah list tempat yang ingin saya kunjungi (saya memang punya keinginan ke aquarium tapi yang di jakarta) namun siapa sangka keinginan saya berkunjung ke aquarium jakarta di ganti versi aquria KLCC ini dengan kondisi dadakan alias amburadul dari target awal. Hal ini disebabkan ibu saya mulai encok setelah pontang- panting berburu tempat baru dari pagi sehingga kami tidak bisa pergi ke tempat jauh dan cari  tempat yang terdekat dengan hotel dan akhirnya setelah melihat tempat wisata terdekat kami malah menemukan pilihan AQUARIA  KLCC.
Turis berkunjung ke aquaria Klcc
Penampakan turis asing yang berknjung ke sini bersama anaknya.
     Perjalanan kesini terhitung singkat menggunakan LRT dari tempat penginapan yaitu dua terminal atau kisaran 10 menit saja, namun yang membuat encok dan sendi mulai gemetar yaitu kala saya yang dari pagi sudah berpergian  jalan kaki tanpa jeda kecuali shalat dan makan, kami keluar dari LRT tepat dari dalam gedung petronas dan lagi-lagi harus berjalan kaki kisaran 200 meter kurang lebih ke lokasi yang masih berada di kawasan yang sama petronas. Saya dan kakak mendatangi lokasi kala malam dengan kondisi kebingungan karena sedang ada perbaikan, melihat kesana kemarin akhirnya kami masuk ke dalam gedung dan sayangnya kala itu tidak memesan tiket online jadi dapat harga normal ditambah status harga turis yang berbeda dengan harga negara asli atau kurang lebih 150 ribu perorang setelah di rupiahkan. Menurut saya lumayan mahal setelah melihat harga tiket online apalagi kunjungan bukan hari libur. Hmm tapi sebenernya walau pun beli online, saya masih merasa mahal karena tempat begini target pengunjungnya bukan saya yang kalau belanja online harus nunggu tanggal cantik dulu biar gratis ongkir hehe. Sayangnya lagi, kasih makan siang ke hiu dan arapaima itu gak SEMURAH harga wiskas kucing jadi wajar aja agak mehong soalnya buat nafkahin bangsa ikan asin dan tawar.
Pengalaman mengintip aquaria KLCC, begini penampakannya.
Pengalaman mengintip aquaria KLCC, begini penampakannya.
penampakan aqurium dan terarium 
    Saya masuk dengan wajah setengah bersemi ke ruang pertama. Dikelilingi beragam biota laut hingga otter yang sangat kepo kepada setiap pengunjung yang datang, penampakan pertama sudah di sambut beragam jenis aqurium dengan beragan ikan yang tidak saya kenali, warna batu karang yang beragam ditemanin tumbuhan rumput yang menarik dengan iras air dalam aqua membuat suasana semakin hidup, disisi lain  ada  juga yang versi terbuka layaknya kolam ikan yang sudah dipermak alami. ini cukup membuat pikiran dan mata adem melihatnya, suasana cukup tenang walau kondisi lagi ramai. perjalanan setapak kali ini tidak lagi terlihat lelah setiap penampakan membuat kami semakin semangat karena rasa penasarannya. langkah kaki pun tidak sadar mulai membidik kamera..
Pengalaman mengintip aquaria KLCC, begini penampakannya.
     Kami terus berjalan dalam ritme suara air yang menenangkan hingga tiba-tiba, kurang dari  5 menit setelah melihat beragam aquarium buatan dan kolam dengan ikan hiasnya langkah kaki kami kembali bertemu bagian pintu masuk lagi, hal ini membuat kami sedikit bingung. Posisi dari seberang di sambut ulang oleh abang dan kakak-kakak bagian penjual tiket masuk dan juga tak lupa bapak-bapak dengan kamera yang akan melakukan  pengambilan gambar langsung membuat saya sadar sekaligus juga mengerutu dalam hati "serius ini sudah selesai?" ( cuma segini penampakan 150 nya?! muke gila, muka saya sudah berubah dengan mode tapak sepatu kala itu) Eh tapi ternyata tidak, di seberang kami kembali ada ruang lain yang membingungkan pengaturan tepatnya. Agak susah untuk menghafal pola tempat ini, bahkan sekarang saja ketika nulis saya harus lihat urutan photo untuk mengingat kembali lokasi hihi, dan lucunya lagi setelah melihat photo pun saya masih kebingungan mengingat rute tempatnya.Tiba-tiba saja entah bagaiaman cara saya sudah turun tangga, saya tidak  sadar tadi di lantai atas . memang susah di tebak alurnya.
rekomendasi wisata di kawasan petronas
    Persoalan rute tiba-tiba membuat saya jadi alzheimer, jujur masih bingung tapi saya masih ingat setiap sudut suasana yang mana ada satu ikan yang berekspresi jutek banget persis manusia kala saya ingin ajak photo. Emang  random sih, kami menyelusuri terowongan mengitip beragama jenis pari dan ikan hiu, ada yang berenang ada yang menetap rebahan tidak mau pindah, kebanyakan penampakan ikan di dalam sini masih terlihat familiar walau gk tahu banget namanya tapi pernah lihat bahkan di pasar ikan hehe, beberapa ikan di alokasikan sesuai kelompok sehingga dalam terowongan terlihat terbatas semisal ikan piranha yang berada dalam kolam  yang lain, arapaima, ubur-ubur, kuda laut, lobster dan bergam jenis yang saya tidak tahu namanya. cukup bervariasi sehingga saya mulai merasa worth it dengan harga segitu kini.  Namun atraksi masih belum berakhir di penghunjung ternyata kembali disambut oleh spesies yang asing di telinga saya, cukup beragam selain bertemu dengan kura-kura yang saya pribadi kurang tahu itu asli atau bukan karena mode menutup diri, bahkan ada satu lagi jenis hiu yang menyembunyikan wajahnya dengan kondisi persis nempel dekat kaca. 
Penampakan dari dalam 
Ubur- ubur pink yang terpisah dalam aquarium khusus
    Aturan tidak mengunakan flash kamera menjadikan wajah saya seperti kamera jadul kala mencoba berpose dengan beragam jenis penduduk laut asin ini, entah karena dikhawatirkan membuat mereka cemas dan berapa faktor lain yang membuat mereka tidak nyaman, akhirnya saya hanya punya beberapa foto itupun terlihat blur atau seperti artefak peninggalan sejarah penampakannnya, agak berat untuk di up. tapi kalau gk up kayak gk enak padahal pakai hp kkq yang kameranya bagus banget, tapi entah karena settingan salah berakhir menyedihkan, masih kesel kalau di ingat-ingat. malah bagusan hp saya, btw kalau hp saya kebanyakan video jadi terbatas banget mau upload kesini :(
Pengalaman mengintip aquaria KLCC, begini penampakannya.
efek gak pakai flash photo mendung suram
    Berkunjung ke aquaria bukan saja cuci mata dengan melihat para penduduk laut yang sudah transmigrasi, kami juga di perkenalkan pada beragam jenis kerangka hewan laut yang sudah di susun rapi layaknya lab biologi kampus, ada juga toko suvenir di akhir pertemuan untuk kenang-kenang jikalau terarik. jadi berminat kesini atau yang di jakarta aja ni. 
Pengalaman mengintip aquaria KLCC, begini penampakannya.
Beragam jenis hewan kerangka 
Aquaria KLCC










Thursday, 5 September 2024

Culture Shock perdana ke Kuala Lumpur "semoga gak saya seorang yang baru tahu"

September 05, 2024 2

Agak memalukan sebenarnya untuk menceritakan betapa planga dan bengongnya saya perdana ke Kuala Lumpur, terlihat sekali udik dan kamseupay kalau kata anak gen z namun cukup memorable bagi saya karena ini perjalanan perdana keluar negeri hihi. Saya sangat percaya perjalanan pertama akan membuka pintu selanjutnya jadi saya harus menulisnya untuk dikenang di kemudian hari betapa norak saya kala perdana keluar negeri dengan miskin informasi.

     Sebenarnya ini list saya 6 tahun lalu namun karena satu dua alasan di tambah covid akhirnya tertunda sampai pasport saya harus ganti padahal kondisi masih ting ting belum tercolek sedikitpun. Akhirnya sekarang saya punya 2 pasport layanknya para sepuh traveller yang jam terbangnya sudah mirip orang rajin ke perpus.  Adapun Kejutan pertama saya sudah dimulai bahkan sebelum mendarat ke ibu kota negara ini. Saya duduk di posisi tepat di samping jendela untuk mendapatkan spot cantik kebutuhan story di igeh hehe dan siapa sangka ini sudah membuat saya terkejut karena ternyata setingkat ibu kota negara wilayah, kota ini dikerumuni oleh sangat banyak sekali lahan sawit sampai hilang peredaran mata saya pada sawit saking luasnya. Ini benar-benar bikin saya bengong karena bayangan saya layakanya jakarta yang padat gersang dengan tumpukan gedung-gedung atau pemukiman rumah susun yang bertabrakan, ternyata ibu kota negara in masih punya tempat benafas untuk pohon sawit (maksutnya ini ibu kota lho, pasti ruang kota terbatas saking padatnya tapi ini masih bisa gk habis pikir ). Akhirnya hal ini membuat saya menelusuri lebih tentang sawit di malaysia yang ternyata negara ini mempunyai perusahaan penghasil sawit terbesar ke  dua di dunia, jadi sejauh pengamatan saya di langit KL itu bukanlah seberapa ternyata karena di kota lain  pada negeri jiran ini ada yang lebih luas.         Kebun sawit di Kuala lumpur

     Culture shock kedua saya kali ini berlanjut dalam perjalanan ke hotel, saya mengintip di balik jendela mobil jemputan memerhatikan dengan seksama bagaimana perjalanan disini terlihat ramai akan mobil tapi sepi akan keberadaan sepeda motor (saking sedikitnya saya tidak menemukan satupun grab motor atau sejenis pengedara online layaknya gojek di daerah kita.) Berita lainnya ialah ternyata negara ini tidak tersedia tukang parkir yang menjadi tsunami toko dari setiap usaha di tempat kita. Tiba-tiba saya langsung teringat dengan teman yang berasal dari medan, ia khusus menghubungi saya untuk memastikan di aceh ramai tukang parkir atau tidak saking parahnya kang parkir di medan dia mau beniat ambil formasi cpns disini katanya haha. Hmm jadi kepikiran tukang parkir profesi khas indonesia aja, atau ada negara lain yang ada sebenarnya

        Saya mulai menyadari Jikalau KL ini punyak timbangan beragam pada persendian tempat, misal banyak mobil tapi sedikit motor, begitu pun hewan disini banyak gagak tapi sedikit sekali kucing. Selama 4 hari hanya 3 ekor kucing yang saya temui setelah berlalu lalang ke beragam pojok tempat di kuala lumpur. Baik itu dari daerah pusat sampai ke pangkalan tepi susun tetap saja keberadaan kucing terlihat langka dan sebaliknya di daerah sini burung gagak imbarat ayam berlalu lalang mengudara di setiap tempat wisata dan itu sangat berisik di tambah bikin jalan setapak kotor pada beberapa sisi. Burung gagak tidak hanya berada di kawasan pusat tempat wisata layaknya di dekat petronas atau kawasan dekat pasar seni tapi mereka layaknya turis tersebar dimana-mana.

     Kejutan masih berlanjut,  perjalanan saya menuju ke pasar seni  untuk cuci mata membuat saya tahu jikalau loker di sana terpampang langsung di depan toko lengkap dengan gaji dan pretelanya (sebelumnya saya sempat photo tapi kehapus efek terlalu banyak photo). tentunya ini jarang di temukan di negara kita, bahkan sekiranya ada selayaknya di aceh mentok notif loker dan bagian,  persoalan gaji dan pretelannya tidak akan tertera langsung atau negoisasi kala wawancara. Yaa kalau kata orang sistem begini merusak aturan main para HRD jadinya susah diterapin di negara kita. Hmm pantesan banyak yang hijrah merantau keluar ya, saya juga jadi  tertarik kalau gini mana gaji 3500 ringgit malaysia lagi atau setara 12 juta kurang lebih untuk di toko lho ya bukan bumn. (ya tahu mata uang mereka lebih tinggi sih.) 

Culture Shock Perdana ke KL
    Selama 4 hari disini banyak sisi baru Kuala Lumpur yang telah saya temui, belum lagi karakter orangnya jutek ngalahin para wisatawan bule yang sudah beradptasi dengan kata ramah tamah, bukan saja murah senyum tapi para bule disini menawari mengambil gambar saya yang kesulitan cekrek kala itu. Jujur agak berbeda dengan ekspetasi saya jadinya dengan warga lokal. Terkhusus kawasan elit dimana para warganya cukup bodo amat  kalau kasarnya muka "tapak sepatu" padahal kami bertanya waktu pagi jam 9 dimana kamar mandi, dan ia menjawab dua kata tanpa senyum dan intonasi datar. Akan terlihat normal kalau jam pulang karna lesu alias sudah hilang energi tapi ini pagi,  bahkan di jakarta gk gini amat" mungkin karena itulah banyak satpan sampai pusat informasi yg bertebaran disini" orang disini terlalu miskin senyum dan miskin kosakata saya juga sempat dapat kejadian lain ketika ingin membeli barang penjualnnya bahkan tidak melihat ke saya  dan cuma menjawab 25 Ringgit ketika saya tanya harga padahal ini bukan kawasan elit dan pagi juga. maksutnya untuk orang yang profesi berhadapan langsung dengan orang sangat tidak cocok. Semboyan kalau karyawan tidak senyum maka uang kembali tidak akan berlaku disini deh. Oya kalau kalian pernah ngalamin culture shock apa ni, atau ada yang samaan kala perdana kesini
#kualalumpur #malaysia #traveller #traveling #holiday 

Tuesday, 23 July 2024

Wisata ke Taman Safari jantho

July 23, 2024 0

Setelah sekian pekan liburan yang selalu menargetkan tempat wisata makanan, akhirnya liburan pekan ini  melabuhkan saya dengan sekeluarga ke tempat wisata lama yang baru sempat kami datangi kini adalah taman Safari Gunung Putih Lestari Jantho atau yang disingkat dengan nama GPL.
            Tempat yang mempunyai luas 60 Heakter ini berada di ke dalaman kota jantho yaitu tempatnya di gampong Cucum dengan jarak tempuh yaitu  50 KM dari banda aceh  atau sekitar  1 jam perjalanan. Pertama kali dibuka umum pada awal mei 2019 yang mana keberadaanya ternyata sudah dari 2013 dengan status milik pribadi yaitu Tgk Hafidh Al Fairusy Al Baghdadi atau yang sering disapa dengan nama Cut Fit Tanoh Abee, saya sudah lama dengar tentang tempat ini namun sejujurnya saya sendiri baru sampai kesini awal 2024 hehe.      
            Adapun perjalanan terbilang cukup mudah seklipun posisi kedalaman jantho, akses jalan tidak rusak sehingga membuat akses lancar dan tidak kesulitan menemukan tempatnya dengan modal gmaps yang mana minim penampakan kendaraan, karena posisi bukan dipusat kota. Mungkin ini jadi salah satu kelebihan karena tidak macet layaknya perjalanan ke tempat wisata di banda yang kesulitan cari tempat parkir sekarang. Apalagi kalau sore di ulee lheeu hmm yang tahu-tahu aja haha.Kuda di taman safari jantho

            Menawarkan beragam jenis hewan yang cukup menarik untuk cuci mata dengan tiket 30 ribu / perorang. Kami di sambut oleh kuda dengan posisi merumput layaknya seekor sapi gembalaan. Kuda ini terlihat “bodo amet” terhadap para paparazzi yang mengintipnya di balik lensa smartphonenya.  Jujur bukan maksud body shamming tapi kuda tersebut terlihat “kerempeng”  dengan posisinya yang terbebas di tempat tersebut, mungkin dia stress dengan panampakan orang-orang, entahlah saya juga kebingungan.   Mungkin dia juga kesulitan naikin berat badan samahalnya saya, yang sudah makan banyak makanan plus suplemen tetap di bilang kurus banget.         
            Pandangan saya tidak berhenti di Kuda, berapa belas meter dari kejauhan, mata telanjang saya menemukan rusa dan burung unta yang sedang berteduh di teriknya siang jam 11 pagi. Mereka terlihat ogahan melihat kami dan memilih membuang badan seakan kami datang ingin minta TTD nya. Huhu. Penampakannya sangat sedikit membuang saya berpikir mereka pasti tidur siang dengan posisi panas terik begini, herannya manusia malah siang terik main kesini.
seekor rusa di taman safari jantho

            Akhirnya tibalah di perbatasan masuk kami menemukan penjual buah-buahan untuk di berikan kepada sekelompok burung unta. Dengan harga yang dimulai dari 5  k pergelas air, burung unta sudah dalam mode siaga rebutan bansos dengan posisi berlawanan arah ada seekor rusa yang mengintip berharap di berikan juga makanan, ia terlihat berdiri memandangi hingga membuat saya iba.. warnanya seperti sapi coklat tanpa motif bintik layaknya rusa dalam  cerita disney. Lucunya dari info petugas, dia memang suka mojok disitu menunggu makanan ketimbang mencari rumputan di padang rumput yang terbuka lebar. “ sejujurnya rusa ini adalah petugas untuk melariskan dagangan tepatnya. Targetnya minggu ini “kena”

kebun binatang jantho

           Saya kembali menaiki mobil sembari mengamati padang rumput yang tak terbentuk. Penampakan rusak ternyata cukup meriah banyak setelah beberapa meter mobil berjalan, kami menemukan segerombolan rusak rebahan layakyna sapi gunung yang sedang tidur, tanduk dengan motif khasnya terlihat jelas, mereka melihat sekilas sembari tiduran dibawah pohon yang rindang, perjalanan kami berlanjut dengan menemukan sejenis unggas yang saya lupa nama hewannya apa, binatang ini terlihat layaknya ayam saking berserakannya di perjalanan, ada beragam jenis hewan yang tiba-tiba membuat saya lupa.. namun perjalanan kami berhenti ketika saya menyadari sudah sampai di titik utama lagi setelah berputar mengintari tempat ini sebelumnya. Ada beberapa tempat makan yang terlihat tutup seakan bangkrut tanpa ada pengunjung kami turun sembari membasahi wajah karena panas yang berkepanjangan, perjalanan kami berlanjut namun kini menampaki dengan berjalan kaki, kami mengintari sekitaran tempat makan yang posisinya berada di Kawasan hewan dalam sangkar, layaknya burung kakak tua, elang, merak, dan beragam hewan layaknya harimau, kucing hutan, buaya, beruang, monyet, kambing gunung, sampai kasuari tersedia. Posisi siang membuat Binatang ini jadi makhluk mageran sampai petugas menyiram kandang singa agar ia keluar dari kadangnya. Agak kasian tapi lebih kasian kalau sudah kesini jangankan lihat dia gerak dia tidur aja gk tahu dimana hihiks.

Rusa yang sedang beristirahat



Sunday, 5 May 2024

Kuliner yang tidak punya rating jelek di Gayo

May 05, 2024 24

Berburu kuliner memang telah menjadi bagian hobi saya tapi sejujurnya untuk membuat review secara langsung di blog ini adalah pertama kalinya. entah bagaimana rindunya akan rasa masakan ini membuat saya wajib mengenangnya  disini dan berharap semoga bisa mampir mencicipinya lagi suatu hari nanti.

    Ketika pertama kalinya saya menapaki  diri di tanah Gayo, banyak pengalaman berkesan yang saya temui. Daerah ini ternyata bukan hanya menyimpan begitu banyak tempat indah selayaknya alamnya yang begitu cantik, tapi juga  makanannya yang tidak kalah menarik sehingga saya rasa wajib memulai ulasan kali ini yang dimula kala mengikuti kegiatan EEJ (Ecofemisim & enviromental journalism ) yang  diselenggarakan oleh @perempuanleuser. Kegiatan ini mengantarkan saya ke salah satu tempat makan di kawasan Kedah, Gayo lues. Tempat ini masuk rundown acara makan siang kami yang ternyata baru bisa di datangi ketika sudah ashar, efek padat kegiatan jadinya jam makan bergeser. Saya tidak punya gambaran sedikitpun ketika mencari tahu tentang tempat ini tidak ada review di blog dan tidak ada akun Instagram yang mendukung sehingga ekspektasi saya tentang tempat ini sangat buram. Siapa sangka ketika saya sampai di sana ini betul-betul menjadi kejutan.


    Pandangan pertama saya ketika melihat tempat makan ini ialah seperti balai pengajian Dayah entah kenapa bayangan saya ini betul-betul jauh sekali diluar ekspektasi kali ini, karena sebelumnya kami makan di sejenis tempat yang cukup ramai di pusat kota dan ala-ala tempat modern yang estetik juga untuk photo tapi ini berbalik dari sebelumnya, tempatnya berada di bukit yang letaknya sangat berjarak dengan pemukiman tidak ada satupun pengunjung lain di sini.     Dihimpit oleh pemandangan alam dan bukit yg meramaikan kediaman yg sangat hening, saya langsung berpikir kenapa lari kesini, karena umumnya ketika masuk bagian dari rundown sebuah acara layaknya tempat wisata atau tempat makan, biasanya ini juga masuk salah satu pertimbangan dalam bentuk promosi daerah tersebut. Sehingga saya berpikir akan dibawa ke tempat yang saya cukup ramai, saya gk berharap restoran mewah tapi sangat iconic dalam artian ramai banget orangnya, selayaknya kalau di Aceh besar di kawasan blang bintang tempatnya biasa saja tapi mobil dan motor kesulitan cari parkir saking iconicnya, tapi ini  malah kami doang jadi agak heran mulanya. Bayangan saya pertama ialah ini tempat hidup segan mati juga enggan. Cuma karena lapar lamunan itu langsung hilang dalam sekejap. 

    Ketika masuk kedalam saya disambut oleh banyaknya gambar berjejer memenuhi dinding ruangan yang cukup bervariasi, saya mulai memperhatikan setiap pojok dengan seksama yang ternyata setiap photo menunjukan indikasi orang penting, barulah saya mulai ngeh jikalau banyak juga orang penting yang sudah mencicipi hidangan disini. Hal ini membuat saya semakin penasaran terutama ada tokoh nasional layaknya mantan menteri agama juga sudah sampai ke sini.


Makanan terhidang dengan jamuan yang cukup beragam jenis, ada  nasi yang dibungkus daun pisang, sop bebek, telur ayam tapi versi di dadar dalam daun pisang, kemudian ayam kampung dan terasi sebagai teman celupnya selain kerupuk khas disana. Saya terlalu pikun untuk mengingat nama hidangan dan satu-satunya ingatan saya hanya Kero Tum - Kurik jeret karena sempat saya abadikan dalam bentuk photo yang di pampang di dinding. Semua makanan membuat kami yang mula berisik karena kelaparan menjadi senyap hening dalam jamuan, rasanya juga benar-benar diluar ekspektasinya terkhusus bagian sop bebeknya, rasanya sangat nikmat dan pas, warna sop yang sangat cantik di barengi rasa pedas kuah dan lembutnya daging bebek memeriahkan lidah. Sejujurnya saya kurang suka dengan bebek tapi setelah ke tempat ini saya berburu resep sop bebek yang mendekati persamaan rasa dengan yang disini dan hasilnya nihil hehe saya kapok berburu resep berharap bisa kesini lagi untuk mencicipinya walau terbilang sedikit persentase untuk bisa kesini lagi. 

Teman-teman saya juga semua memuji dan menyukai sop bebeknya( kecuali satu orang dia benar-benar tidak menyentuh satu sendok pun seakan punya alergi bebek), sedangkan teman-teman lain setengah kepedasan memuji berulang kali rasa makanan ini sampai tidak sadar ada yang nambah bagian teman yang tidak menyentuh bebeknya. Telur yang di dadar di dalam daun juga sangat pas dinikmati dengan sambal terasi, pedas-pedas gurih. Ini membuat kami melupakan bagian ayam karena sudah jadi pecinta bebek dalam sekejap. Makanannya tidak banyak menu, tapi benar-benar membuat kami terkesan sehingga bisa di sebut tempat kayu tapi perihal rasanya boleh di adu.  

Setelah kekenyangan kami terdiam sejenak sebelum sesi selanjutnya dimulai, ternyata pemilik tempat mengajak photo, disinilah saya sadar sepertinya photo kita juga bakal di print dan di pampang haha. Kami berkumpul untuk mengenang menjadi bagian dari orang yang pernah mencicipi tempat ini. Beberapa wajah yang sudah kembali ke setelan pabrik memperbaiki tampilannya yang mulai kusut, ada yang kembali memakai lipstik ada juga yang memperbaiki tampilan jilbabnya yang mulai gedubrak berantakan.  Akhirnya sesi makan siang pun telah berakhir dengan segala judge by the cover  yang saya lakukan dari pertama kali melihat tempatnya.  hihiks maafkan hamba ya Allah.

Dalam perjalanan pulang saya kembali teringat untuk mencari tempat ini di google maps dan tara akhirnya saya menemukan info tempat ini, kebiasaan mengisi ulasan di tempat kunjungan baru akhirnya membuat saya menemukan informasi lebih tentang tempat yang ternyata tidak punya ranting jelek!. Walau tempatnya yang cukup sederhana dan tidak ramai nyatanya sang pemilik usaha ini berhasil menjual rasa dari kulinernya yang begitu nikmat sehingga orang-orang betul fokus ke makanannya. Tempat ini juga ternyata hanya di buka jikalau ada yang memesan terlebih dahulu jadi alasan kenapa saya tidak melihat pengunjung lain satupun disini akhirnya terjawab juga, mereka juga tidak punya cabang dan hanya ada di gayo. Sayangnya untuk harga tidak tertera karena kami makan dalam  keadaan yang sudah di pesan jadinya tidak ada detail informasi lagi yang bisa temukan. #food #foodblogger #kuliner #mukbang #makanan #rekomendasitempatmakanan




















Monday, 8 April 2024

Suka Mudik Karena Mampir Ke Sekolah Pelatihan Gajah

April 08, 2024 24
Sejujurnya tempat ini berada bukan di kampung halaman bapak saya, tapi arah menuju kampung halaman bapak saya yang berada tepat di jalan lintas nasional sehingga ketika  melewati tempat ini saya selalu melirik ke arah sana sekalipun kadang kurang berutung karena gajahnya tidak berada di lapangan. Sejenis kebahagian ketika bisa melihatnya lagi walau sekarang terlalu tua untuk menaikinya. yaaa bisa dikatakan ini menjadi salah satu destinasi favorit saya waktu kecil ketika mudik pulang ke kampung halaman bapak. 
PLG Saree
Sumber : google maps Adi Darma
     Tempat ini mempunyai kenangan indah untuk saya di masa kecil. Saya yang kecil suka mengintip gajah terutama ada anakannya yang sangat gemes walau ukurannya tidak mungil layaknya kelinci dan kucing. Nama tempatnya adalah pusat latihan gajah atau dikenal dengan kata PLG,  tempat ini berada di kawasan saree, Kabupaten Aceh Besar provinsi Aceh yang mana lokasinya berada di gunung Seulawah.  Adapun perjalanan menempuh kesini kisaran 3 jam atau 75 KM dari Kota Banda Aceh. Infonya tahun 80-90an daerah Seulimun menjadi salah satu tempat yang diganggu oleh gajah yang ternyata merusak tanaman padi dan ladang masyarakat, upaya yang dilakukan untuk mengusirnya pun tidak berhasil hingga akhirnya pemerintah membangun sebuah sekolah untuk pelatihan gajah yang mana gajah- gajah liar tersebut di tangkap yang kemudian disekolahkan, bukan sekedar nurut tapi juga sebagai tangan kanan yang kemudian hari, gajah yang sudah disekolahkan ini menjadi penghubung dengan gajah- gajar liar yang mengamuk diluar sana. Jadi bisa dikatakan mereka bertugas menghalau atau mengusir gajah liar yang mau memasuki kawasan perkebunan dan pemukiman penduduk sehingga konflik satwa liar dengan masyarakat bisa dihindari.
Gajah sebagai simbolis khas aceh

Keakraban Aceh dengan Gajah     
 
     Sebenarnya jauh di  era kerajaan aceh,  gajah sudah menjadi bagian penting yang sangat familiar keberadaanya. Para radja memburunya untuk dijinaakn yang kemudian dijadikan  sebagai jamuansambutan kerajaan, acara kebesaran hingga  pertahanan dan teman, hal ini membuat perkembangan gajah di aceh cukup pesat kala itu ,bahkan infonya kerajaan Aceh darusalam disebut sebagai kerajaan yang mempunyai 1000 ekor tentara gajah. ini juga membuat gajah mempunyai hubungan yang erat dengan aceh sehingga banyak ikon gajah bersileweran di aceh semisal, Kodam iskandar muda aceh sendiri di lambangkan dengan ikon gajah dan juga ada universitas di aceh tepatnya di takengon dengan nama Stain gajah putih takengon atau yang sekarang lebih akrab dengan katan IAIN. seidentik itu gajah kala dulu yang efeknya masih bisa di rasakan sampai sekarang keberadaannya.

    Nah kembali ke Leptop, sekolah gajah ini adalah salah satu bagian dari memori baik di masa kecil saya. Masih membekas dingatan ketika waktu kecill menaikinya dengan dipandu oleh sang pawangnya, ini adalah salah satu kebahagiaan yang paling murah dengan modal cuma 10k saja. Tempatnya yang berada di kawasan pusat perbelanjaan kripik saree berhasil menjadikan kawasan wisata ini selalu dibanjiri oleh para wisatawan. Sembari menunggu ibu saya berbelanja, saya selalu mengitip kesini di temanin bapak, baik yang sebatas melihat atau yang  menaikinya secara langsung. Tempatnya tidak terbuka setiap waktu karna kadang gajahnya sedang latihan atau terjun ke hutan jadi sejenis keberuntungan jikalau moment kita kala ke tempat ini bisa  berpaspasan, memang sejujurnya kalau pergi khusus sangat memungkinkan kecewa kecuali sambilan seperti dalam perjalanan mudik saya. Sejujurnya Saya sudah lama tidak pulang mudik Jadi saya tidak tahu bagaimana perkembangan tempat pendidikan atau konservasi gajah ini, apa masih meriah seperti dulu atau mulai pasif karena saya tidak pernah update tentang tempat ini lagi kecuali ketika nulis challange yang di adakan oleh Blogger perempuan network tentang  tempat wisata favovit kala mudik. Saya langsung teringat ke tempat wisata ini dan langsung berburu nformasi.
     Gajah di sini bukan saja sekedar nurut tapi bahkan bisa bermain bola,  Saya pernah menonton atraksi mereka bermain bola waktu kecil dengan bola yang lebih besar dari ukuran tubuh saya. Dulu hal itu terlihat sangat luar biasa, tapi kalau mengingatnya sekarang saya punya firasat agak khawatir perihal bagaimana pelatihannya sampai dia bisa bermain bola seperti sekarang. Pasti dia melewati pendidikan yang sangat keras dan disiplin sehingga punya keahlian manusia. Imajinasi saya langsung mengarah ke lumba-lumba dan beruang atau singa yang dilatih layaknya di sirkus. entahlah semoga ini cuma mimpi buruk saya, karena sebagaimana yang telah saya sebutkan di awal asal usul dari pelatihan gajah ini adalah untuk melindungi mereka dari kondisi berbahaya yang kala dulu bisa mengancam keberadaan mereka karena konflik dengan manusia. Jadi pelatihan ini adalah salah satu bentuk untuk melindungi mereka selain juga bertujuan untuk mengusir gajar liar diluar sana yang bisa berkonflik dengan masyarakat. Terkhusus lagi di sana di bawah naungan BKSDA Jadi mereka mendapat tidak sekedar pelatihan tapi juga perawatan ya langsung dipantau oleh para pemerintah.