Showing posts with label travel. Show all posts
Showing posts with label travel. Show all posts

Thursday, 12 June 2025

Lebaran Liburan ke Takengon

June 12, 2025 1

Ada sebuah tradisi di daerah saya mengatakan jikalau lebaran idhul adha dilarang berkeliaran alias  jalan-jalan karena orang haji sedang wukuf di arafah jadinya pamali bisa kecelakanan, hal ini pernah menjadi momok yang menakutkan kala SMP dimana saya hanya berani lebaran di satu kecamatan saja karena petuah orang tua dulu. Namun sekarang ini hanya terlihat seperti tradisi yang memastikan remaja labil dulu tidak balapan dan berkelana buana jauh kalau lebaran. Sebaliknya lebaran sekarang banyak yang liburan kala idul adha dan bersilaturahmi mudik kalau idul fitri. Btw niat saya mau kabur ke medan di hari kedua namun berakhir ke takengon , aceh tengah karena jalan-jalannya berpindah haluan dadakan.

Penampakan kota dari hotel

        Secara khalayak ramai, wisata Aceh yang paling ramai dipadati kala tanggal libur ialah sabang dan takengon, tempat ini punya kharateristiknya masing-masing, seperti penampakan di laut sabang yang mempesona, dan visual penggunungan alam takengon yang begitu menabjubkan.  Sekilas  terlihat seperti swiss lowbudget saking terawatnya kota di tengan aceh ini.  Pertama kali kala saya berkunjung kesini  2019 penampakan benar benar menyihir mata kala melihat kota takengon dari penampakan bur telege. Tempat ini benar-benar kaya spot selain penampakan danau air tawar nya, penampakan bukit dan permadani alam hijaunya semakin memperkaya visual, di tengah kota terkhusus lagi kala malam pun penampakan kota dingin ini sungguh gemerlap indah. 

     Saya berangkat dari jam 9 di aceh besar, kami mengejar tol dengan menghemat waktu 2 sampai 3 jam, salah satu tol posisinya belum dibuka resmi alias hanya pada status lebaran sehingga membuat atrian bludak di  pintu masuk karena gratiss. Tapi syukurnya ini menghemat banyak waktu walau harus antri 20 menit jadi masih aman. perjalanan kami juga jarang berhenti karena lokasinya masih disatu provinsi jadi kami pastikan untuk sampai sebelum sore atau pentang sebagaimana perjalanan kami sebelumnya.  Akhirnya kami sampai di takengon jam 3 setelah muntah 2 kali kala melewati rute gunung yang kaya belokan selama 2 jam ditambah cuaca dingin yang bikin makin mudah lapar. ya Asam lambung saya kumat. 

    Kami sampai dan segera mencari hotel, suasana terlihat mendung dengan jalanan yang masih basah sisa hujan yang mengguyur kota ini. Penampakan hotel pertama yang terlihat mempunyai posisi strategis dengan tempat makan akhirnya jadi pelarian kami, akhirnya kami memilih tempat ini terkhusus hotelnya dilengkapi mini market dan restoran cepat saji juga sehingga jikalau mendadak kelaparan belum jam makan dan mager kami tahu mau kemana.  Namun kala itu karena terlalu lapar akhirnya kami pesan makanan dan berakhir istriharat do hotel kisaran sejam untuk menetralkan lambung dan kepala yang masih hoyong setelah berulang kali bangun tidur di mobil.  Baru setelah shalat ashar kami kembali keluar untuk melihat panorama kota diatas awan ini.

Legenda Putri Pukes 

    Kota takengon menjadi salah satu kota dingin yang ada di aceh namun sejujurnya tidak sedingin dulu lagi yaitu kala 2019 saya kesini suhunya mencapai 9 drajat waktu malam, hal ini mengingatkan saya pada kota dieng yang bahkan saking dinginnya membuat teman saya mimisan, namun kali ini hanya 17 drajat (masih dingin sih tapi perubahan suhunya membuat saya tidak bergantung pada jacket tebal seperti dulu)  saya keluar dengan kondisi hujan baru saja berhenti membuat jalanan terlihat padat, tempat ini benar-benar tidak lesu dari wisatawan, akhirnya perjalanan terlihat seperti rombongan kala mencoba mampir melihat sisi danau laut tawar yang sudah di penuhi penginapan eksotis. Perjalanan kami disore membuat saya jadi terbatas mengambil gambar, atau berkelana buana, namun ibu saya sanget tertarik ada tempat wisata putri pukes jadi kami menuju kesana, salah satu tempat yang mempunyailegenda bagi masyarakat gayo sendiri yaitu bercerita tentang seorang putri raja yang sangat cantik bernama pukes yang di sukai oleh banyak bangsawan hingga menerima banyak lamaran dari pangeran namun hatinya hanya tertuju pada seorang pemuda biasa dari desa. Faktor perbedaan status tersebut akhirnya membuat sang ibunya melarang hubungan mereka. Sang putri bersedih, namun sang pemuda tak menyerah. Ia meminta restu agar bisa menikahi Putri Pukes. Ibunda sang putri pura-pura setuju, tetapi dengan satu syarat: Putri Pukes dilarang menoleh ke belakang selama perjalanan ke rumah suaminya nanti. Hari pernikahan pun tiba. Putri Pukes berjalan menuju rumah sang pemuda diiringi rombongan. Namun di tengah jalan, terdengar suara ibunya memanggil dari belakang karena tidak tega melepaskan anaknya masih. Karena ragu dan rasa sayang, Putri Pukes menoleh kebelang dan Sekejap itu pula, tubuhnya berubah menjadi batu. Batu itu kini dikenal sebagai Batu Putri Pukes yang saat ini masih aktif di banjiri wisatawan tempatnya berada dalam goa tersebut, namun terlepas dari legenda tersebut jikalau bertanya para tour disana patung tersebut sebatas berhala yang mempunyai konotasi berbeda dari legenda atau cerita yang di dengar, saya juga masih bingung dengan ceritanya kenapa ibunya mengIsyaratkan anaknya sampai jadi patung, apa karena tidak tega dilepaskan dan memilih anaknya mematung dari pada dinikahkan dengan orang biasa? entahlah sayapun tidak selesai dengan cerita ini yang pasti gua ini mempunya banyak hal yang belum tuntas terutama karena kami sampai disana kalau jam menunjukan angka genting (mau magrib jadi rada takut masuk  gua hoho) jadi berakhir tidak masuk dan memilih photo ibu saya di depan pintu utama yang ingin pamer cerita liburannya nanti sebagai dokumentasi. 

    Pulang dari sini kami melanjutkan perjalanan sembari melirik spot baru, namun sayangnya karena mendung tidak ada penampakan sunset untuk di abadikan, pada sisi lain penampakan kudaa terlihat seperti sapi berkeliaran, ya tempat ini kaya akan kuda bahkan pada tanggal tertentu juga acara khsuus untuk balapan kuda yang sering menarik banyak turisi. Lagi lagi tempat ini punya alasan lagi untuk di datangin. Namun sialnya perjalanan yang baru sebentar kembali di sambut olah hujan yang kembali meriuhkan kota ini. ya akhirnya perjalanan berburu tempat nongkrong aesthetic terbatas dan berakhir kabur ke hotel lagi. syukurnya hotel kami tidak terlalu jauh karena berada dipusat kota juga. namun krena hujan yang cukup deras benar-benar membuat kami mager keluar lagi dan berakhir keliling hotel mencari makan di mini market dan restoran siap saji di tempat yang sama. memang hotel ini dirancang sesuai kondisi iklim.  Kami juga sempat mengintip roof top namun penampakan kosong dan view yang kurang mendukung membuat kami kembali mager akhirnya kami sebatas makan dan berakhir tidur yang didukung oleh cuaca yang bikin ngantuk 


Paginya saya berniat mengelilingi beberapa tempat sebelum pulang namun hujan on off benar-benar merusak suasana, percaya atau tidak akhirnya kami hanya keliling mencari tempat pon bensin sambil menuju arah pulang dalam satu hari perjalanan.  sangat berantakan list perjalanan kali ini, niat ke medan berakhir ke takengon ditambah tidak melihat cuaca sebelum ke takengon benar-benar membuat perjalanan kali ini terlihat lesu. Memang jalan-jalan dengan tujuan dadakan adalah misi yang tidak cocok di usia yang tak muda lagi.  Namun, setidaknya makanan disini cukup cocok di mulut jadi setidaknya kurang melihat wisata alam tertolong dengan wisata kulinernya yang bertebaran. 
#wisata #takengon #burtelege #tourist #acehtengah






Wednesday, 4 June 2025

Olahraga tipis-tipis sebelum naik gunung, 4 bukit kawasan Aceh Besar ini cocok untuk pemula.

June 04, 2025 4

Memasuki usia sendi lutut mulai gemetar membuat saya berburu spot bukit baru lagi. Faktor gemar wisata alam yang di dukung oleh wilayah yang kaya dengan beragam bukit cantik membuat saya semakin bersemangat, namun sayangnya setelah lulus kuliah teman trip sudah pecah ke beragam daerah jadi sangat sulit di kumpulkan, entah pulang kampung setelah lulus kuliah atau merantau mencari keberuntungan rezeki di luar kota hingga sudah gendong bocah. Hal inilah membuat saya jadi  terbatas dan berakhir menunggu di dibukanya trip ke padang savannah yang menjadi target baru saya untuk melihat paras alamnya sungguh mempesona. Memang paras nusantara itu gak kalah kayak luar negeri tapi kita aja jarang keluar main terik.

Penampakan pencak pertama di bukit data luah

    Terlepas dari trip kalian bisa pergi ke beragam bukit yang tidak perlu mengandalkan tour khusus karena aksesnya yang mudah namun efeknya pasti daerah yang begini bakal berserakan dengan orang, sedangkan bukit yang sulit biasanya sepi bahkan bisa jadi kalian satu satunya group trip kala itu. Berikut Bukit yang bisa kalian coba untuk eksplore sendiri yang mudah di jangnkau hingga yang perlu bantuan guide dari pengalaman tempat yang sudah saya tapaki, yaa hitung-hitung tes fisik persiapan sebelum mendaki gunung asli… 


  • Bukit siron 

Tempat ini berada di kawasan Cot glie dengan posisi melewati waduk keliling indrapuri, yang merupakan salah satu destinasi wisata yang lesu saat ini. Adapun menuju kesini cukup bayar jalan masuk waduk kelilingnya saja, jadi kalian bisa mengintarai jalanan hijau yang kaya dengan spot cantik dengan akses jalan yang baik, selain itu tempat ini sangat aman di datangin dengan mobil dan dimeriahkan dengan keluarga yang mencoba piknik, ada sungai kecil yang sering dimeriahkan oleh para pengunjung kala akhir pekan entah ingin memancing atau membuang pusing sejenak sekiranya tidak ingin mendaki, dan jikalau ingin mendaki juga rutenya cukup aman, padang ialang yang lebah membuat tempat ini terlihat adem banget, tanpa perlu navigator kalian bisa main kesini untuk mendaki atau sekedar cuci mata melihat alamnya yang ghibli banget. untuk detailnya baca Gabut berakhir ke Bukit Siron ternyata ghibli banget

Pemandangan bukit siron

  • Bukit Jalin

Bukit Jalin adalah salah satu destinasi wisata alam yang cocok untuk setiap orang. Tempat ini berasa di Desa yang bernama Jalin juga, Kecamatan Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Adapun jarak tempuhnya ialah sekitar 60 km dari Banda Aceh atau kisaran 1,5 jam. Tempat ini mempunyai akses jalan yang memadai sehingga aman di datangi dengan keluarga sekalipun, jadi sekiranya tidak ingin melakukan hikking atau camping ada tawaran menarik lain yang bisa di temukan disana yaitu sungai jernih yang banyak di nikmati para pemancing, serta alamnya yang hijau dan teduh terkhusus tempat ini juga telah dilengkapi para pedagang kecil dari masyarakat lokal yang lengkap dengan gezebo sampai mushala untuk beristirahat juga. Tambahan info lainnya, dulu tempat ini jadi kawasan berkumpulnya para anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk berlatih dan setelah perjanjian damai, area ini bertransformasi menjadi destinasi wisata alam dengan pendakian yang aman untuk para pemula . Selengkapnya bisa baca di Panorama indahnya alam jantho

penampakan pemandangan di bukit jalin

  • Data luah

Dikenal juga dengan kata data luah, tempat ini terletak di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Indonesia dan lebih tepatnya di kawasan pegunungan Bukit Barisan pada kecamatan Kuta Malaka (Samahani). Nah untuk trek jalan sendiri, tempat ini mempunyai jalur yang cukup tak aman untuk dilewati berdua, artinya kalau kesini minimal dua motor atau group yang lebih besar dan sangat sulit untuk dilewati mobil, tidak ramah untuk semua kalangan karena perjalananya yang sulit, namun syukurnya pemandangan alamnya sangat menawan sehingga jerih payah perjalanan akan terbayarkankan. informasi lainnnya alur ketempat wisata ini juga masih berdamping dengan wisata air terjun namun kalau ke sini belok ke kanan, Kondisi akses yang sangat lair membuat tempat ini tidak ada orang sehingga di pastikan ada persediaan lengkap terkhusus makanan lagi jikalau ingin melakukan camping. untuk cerita lengkpnya bisa baca di Wisata alam ke bukit data luah

Penampakan bukit data luah

  • Glee botak 

Glee Botak adalah sebuah wisata alam yang di kawasan bukit pemancar lhoknga, Adapun Nama "Glee Botak" berasal dari bahasa Aceh, di mana "Glee" berarti "bukit" dan "Botak" berarti "gundul" atau "tidak berambut", menggambarkan kondisi bukit yang tidak ditumbuhi pepohonan lebat. tempat ini mempunyai akses yang terbilang sulit juga sekalipun jarak tempunya terlihat dari jalanan nasional. tempat ini sendiri juga mempunyai status yang sama dengan data luah yaitu masih asri yang mana hanya jalan setapak dalam rute menaikinya yang penuh hutan belukar mulanya dan baru berlanjut mendaki bukit selanjutnya. tempat ini perlu navigator karena di antara jalur ada dua bukit yang ternyata satu bukit lagi menurut info dari penduduk lokal kaya dengan ularnya gak kebayang dong kalau nyasar menghilang sendiri lucunya kalau pendakian kami ada yang nyasar dua orang bayangin berapa degdegannya kami saat itu ditambah hpnya jatuh di dalam hutan lagi waktu nyasar, saya yakin mreka troma banget kalau diingat haha. kalian bisa baca cerita nya di sini ya Mendaki Glee Botak untuk Healing berakhir Hilang.

Penampakan lhoknga dari bukit pemancar glee botak


#naturelovers #pecintalam #traveling #pendakian #hiking 

Friday, 23 May 2025

3 Objek wisata yang meredup di Aceh besar

May 23, 2025 6

Sebagai penghuni asli aceh besar yang suka berburu tempat baru. Saya menyadari banyak sekali tempat wisata yang belum saya datangi. saking banyaknya beberapa bahkan tengelam, kalah dalam meraih minat para wisatawan. Siapa sangka berkat sosmed yang begitu lincah setiap tahun ada saja tempat wisata baru yang bermunculan, dan yang tidak berevolusi maka akan ditinggalkan secara perlahan. Sebenarnya banyak sekali tempat wisata yang mulai hilang namanya, namun kali ini terkhusus untuk kawasan aceh besar yang sudah pernah saya kunjungin. Adapun tempat wisata yang mulai meredup dan hilang dari sorotan wisatawan di aceh besar tersebut ialah sebagai berikut ... 

  • Taman Wisata Burung Dara Indrapuri

  • 3 Objek wisata yang meredup di Aceh besar
    Sumber gmaps Ha Lim 

    Ini adalah destinasi wisata kelaurga yang jaraknya paling dekat dari rumah saya, bisa dikatakan  kurang lebih 7 km. Tempat ini mulanya viral di tahun 2018 yang mana terletak di Gampong Glee Karong, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar atau sekitar 35 menit berkendara dari Banda Aceh dengan keunggulan tempatnya yaitu sajian mata pada para burung merpati yang berada di bukit indrapuri dengan di dukung spot alam yang indah permai. Pada dua tahun pertama tempat ini meraih cukup banyak pasang mata untuk di kunjungin, terkhusus Selain karena masih fresh tempat ini juga memberikan tawaran hiburan yang lebih dari sekedar melihat alam dan merpati jinak yang bisa dikasih makan  tapi juga berphoto dengan beragam spot unik lainnya, seperti rumah pohon, permadani terbang hingga sepeda gantung yang bisa di gunakan. Namun beberapa tahun belakang tempat ini terlihat cukup lesu dari peredaran pembicaraan. Entah karena faktor covid, saya juga kurang paham alasan spesifik tempat wisata ini meredup, karena kalau misal lihat di google maps tempat ini masih buka tapi posisi ada dan tiada sudah keberadaannya, sampai-sampai saya lupa ada tempat ini padahal ini kawasan saya. Mungkin faktor pendukung lainnya ialah karena banyaknya saingan tempat wisata baru  hingga posisi yang  bukan di kawasan pusat kota.

  • Waduk Keliling Indrapuri

Objek wisata yang meredup di Aceh besar
     

   Waduk Keliling ini  awalnya dibangun pada tahun 2008 sebagai bagian dari proyek irigasi yang dibuka langsung oleh presiden yang menjabat saat itu yaitu  Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu tempat tersebut juga cukup menarik perhatian masyarakata aceh sampai dikembangankan menjadi salah satu tempat wisata juga dengan dibangunnya beragam insfrastruktur tambahan yang mendukung untuk jadi tempat wisata. Mulai dari mushala,  tempat makan, gazebo, tempat spot photo bahkan waduk ini mempunyai pulau ditengahnya yang bisa diseberangi dulunya dengan menaiki perahu yang disewa . Ditengah pulau juga ada kolam renang wahana hiburan dan pendukung lainnya. Dulu tempat ini juga menawarkan jasa mengelilingi waduk yang cukup luas ini dengan sewa boat hingga tersedia juga alat camping yang disewakan. Spot alam yang cukup hijau membuat suasana semakin teduh. Penampakan waduk yang luas juga membuat banyak para peminat mancing mania mampir. terkhusus harga distribusi masuk yang murah meriaha alias  hanya membayar 3000. Namun, saya tidak tahu kenapa kenap tiba-tiba tempat ini menjadi tidak bergairah dan berakhir mati segala pembangunan disini tanpa alasan yang jelas. Hal tersebut akhirnya membuat waduk keliling ini layaknya kembang yang tak di hinggapi lebah. Ada namun segala akses wisata berjasanya hilang mulai dari penyewaan atau tempat makan. sekarang tempat ini menjadi tempat cuci mata untuk alam saja tanpa ada makanan atau rekreasi yang bisa di gunakan kecuali bagi para peminat memancing. sisi lain karena lokainya yang membelah tempat wisata lain yaitu glee siron. Tempat ini masih aktif distribusinya karena menjadi jembatan penghubung ke tempat wisata lain yang lagi eksisnya. Tempat ini sempat eksis kembali namun hanya sebentar kala penyelengaraan pekan olarhga nasional tahun 2024 yang diselengarakan diaceh tahun lalu dan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan lomba disana. Namun setelahnya kembali lesu seperti semula.

  • Taman Hutan Raya (Tahura) Pocut Meurah Intan 

Objek wista yang mulai redub di aceh besar
Sumber instagram @tahura_pocut_meurah_intan
           Ini adalah salah satu tempat wisata yang paling tua saya datangin yaitu kala sedang eksis disaat saya masih SD sebagai tempat studi banding, karena tempat ini adalah sebuah kawasan konservasi dan ekowisata yang terletak di kawasan Saree, Aceh Besar. Dengan luas lebih dari 6.000 hektar, tempat ini mempunyai beragam daya tarik yang begitu bagus sebagai tempat wisata edukasi anak, ada beragam jenis hal yang bisa kita nikmati disni, terkhusus flora dan fauna endemik yang berada disini cukup melimpah. Mulai dari bunga layaknya angrek yang dibudidayakan, hingga pohon dan tumbuhan yang bisa dimanfaatkan baik sebagai minuman layaknya kopi sampai obat-obatan. Kalau beruntung bisa ketemu gajah juga lho. Tak lupa ada beragam aktivitas outbound yang cukup meramaikan kegiatan untuk pengunjung disini seprti flying fox, jembatan tali, dan rumah pohon yang cocok untuk kegiatan kelompok atau keluarga. Bahkan dulunya ada kolam renang juga, daerah sini juga tersedia area camping yang membuat kita lebih menyatu dengan alam, bahkan ada iar terjun. terkhusus ada bangunan peninggalan belanda di kawasan ini yang menamabah nilai historis.  Namun terakhir kala saat saya berkunjung ke saree dan melewati tempat  ini. posisinya seperti mati suri dengan kondisi penampakan yang terlihat terbengkalai. Saya juga pribadi tidak tahu bagaiamana kondisi sekarang karena terakhir lewat rumah pohonnya hampir rapuh padahal tempat ini juga menarik dan mempunyai memori yang cukup bagus di masa kecil saya semoga cepat berbenah karena tempat nya sangat cocok untuk edukasi terkhusus anak-anak.  
#travel #tempatwisata #liburan #wisataalam





Wednesday, 14 May 2025

Rekomendasi Tom Yam di Banda Aceh yang bikin nagih

May 14, 2025 8
Siapa yang tidak suka seafood? postingan mukbang lobster dan kepiting yang sering muncul di beranda kala ramadhan telah menjadikan saya juga sebagai pencinta seafood. Namun siapa sangka ketika ingin menyatap seafood, tempat favorit yang bisa dikata pelarian saya telah hilang beberapa tahun belakangan yang membuat saya sempat kewalahan mencarinya, tapi syukurnya tempat ini kembali ditemukan oleh saudara yang juga ngindam kuah tom yamnya yang begitu kaya akan rempah. 
Rekomendasi Tom Yam di Banda Aceh yang bikin nagih
      
     Ini bisa dikatakan salah satu tempat favorit kala ngampus yang sempat hilang diperadaran dalam waktu yang lama, yang akhirnya setelah bertahun-tahun ketemu lagi ditempat yang masih terbilang dekat untuk dijangkau dari posisi lama yaitu di kawasan Lampulo, Kampung Mulia Kota Banda Aceh. Tempat ini berjarak kisaran kurang lebih 7 km dari Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh dan sejujurnya rute tempat tersebut sempat buat saya tersesat kala kedua kalinya kesini. Tapi semua termaafkan karena seafoodnya yang bikin nagih hehe. Sebenarnya saya sering mampir  tempat ini dulu sebelum pindah dan hilang, namun ide untuk menulis postingan ini muncul kala sedang silaturahmi blog dan menemukan menu  andalan dan nostalgia yang dipenuhi beragama kuliner yang bikin haus mata dan perut secara bersamaan. saya langsung teringat ke menu andalan saya yang satu ini, yang benar-benar membuat nostalgia kala masih jadi mahasiswa dan bolak balik kampus. Saking seringnya kesini dulu, saya tidak sadar jikalau tempat ini harusnya masuk post karena menandakan sebagus itu tempat ini untuk direkomendasikan, apalagi rantingnya di google maps juga sangat baik yaitu 4.8 yang berarti menunjukan indikasi banyak orang yang setuju dengan opini saya juga.
 
    Adapun nama tempatnya ialah Samudra Kuliner  yang berlokasi tempat di samping king gym (masih owner yang sama) tempat ini telah berdiri sejak 2009  dengan mengadopsi konsep prasmana yanag mana menyediakan beragam jenis makanan terlepas dari seafood yang begitu ragam hingga menu umumnya entah itu nasi goreng, nasi kampung, steak ayam, sapi maupun  snack layaknya ubi rebus, potato wedges, omelet dan onion ring hingga bagian  sayur kuah seperti kangkung terasi, capcai dan sop tom yam seafood yang jadi primadona saya untuk selalu balik kesini. 

            Alasan saya menyebutkan tempat untuk rekomendasi tom yam itu bukan hiperbola, sebagai pencinta tom yam saya suka berburu beragam tempat yang memang target utamanya adalah tom yan. Ada beragam jenis temuan saya kala berburu tom yam mulai tempat dimana tom yamnya seperti kuah asam bersoto, ada yang rasanya hambar dengan sensasi pedas bikin asam lambung kumat, hingga ada yang rasanya cocok tapi dengan porsi bikin emosi alias kaya akan bawang putih dan sereh doang isi udangnya cuma dua dengan jagung sebesar gempalan tangan balita. Parah! bikin kapok padahal rasa lumayan banget. Namun syukurnya tom yam disini benar-benar jadi favorit saya, terkhusus kuahnya yang kaya rempah dengan sensasi pedas yang pas alias tidak bikin asam lambung kumat dengan harga 50 ribu kalian bisa menikmati tom yam yang kayak dengan isi seperti jamur, ikan, cumi, hingga undangnya yang gak pelit. tapi jujur berapa kali kesini udangnya gk fresh baik dari bau maupun rasanya sudah berbeda agak lembek (efek di freezer mungkin ya) tapi karena saya tidak terlalu obses dengan udangnya jadi tidak masalah. Bau sereh yang ditumis sangat harum dengan beragam rempah tambahan yang menjadi penyedapnya, sensasi pedas yang berasal dari cabe rawit menambah khasanah rasanya yang sudah gurih, jamur disini mejadi favorit saya selain berburu kuahnya yang asam dan  sedikit pedas manis. pokoknya lidah orang aceh yang suka akan asam ini memang cocok banget. Saya bahkan sempat meracuni kakak saya yang lain untuk kesini juga, dan dia setuju kuahnya memang seenak itu. Apalagi kala musim hujan begini,  Pernah juga nyoba ragam menu lain seperti mie, ayam  tapi kalau tom yam memang disini juaranya sih kecuali kalau kalian gemar udang mending bungkus  aja nambah udang dirumah jaga-jaga semisal dapat gk fresh juga. tapi kalau kuahnya gk pernah gagal sih. 

    Namun lokasi tempatnya mempunyai tempat duduk yang terbatas sehingga kalau jam siang agak sulit cari tempat. mengadopsi tempat makan semi kayu yang hanya tersedia di lantai dua sedangkan lantai satu jadi difungsikan sebagai tempat parkir motor dan dan kamar mandi Sehingga di atas punya tempat yang bisa di bilang  terbatas pada jam - jam padat.  Tempat ini nyatanya selalu ramai di waktu ketika kita sedang kelaparannya. Terutama lokasinya yang juga berdampingan dengan gym yang persis disampingnya, jadi selalu harus cepat kalau siang atau sekalian makan sore kalau sudah sepi dari jamuan banyak orang. Oya kalian bisa mengintip langsung akun instagramnya yaitu @samudra.kinggym. Pada sisi lain tempat ini juga menerima nasi kotak hingga katering kantor juga. tapi herannya tetap kewalahan kalau masuk jam siang padahal posisi masuk ke dalam kampung juga lho walau di pusat kota. Nah Btw kalian jadi tertarik mencicpinya  atau gak  nih.. 








Wednesday, 7 May 2025

3 Objek wisata Aceh yang berasal dari bangkai sisa Tsunami

May 07, 2025 20
Siapa sangka nyatanya Aceh punya banyak koleksi objek yang sudah tak berfungsi dan berhasil disulap menjadi tempat wisata dengan asal dari banyak sudut. Peristiwa Tsunami Aceh 2004 yang telah menewaskan lebih dari 167.000 jiwa ribu orang dengan mayoritas dari aceh ternyata bukan sekedar menyisakan cerita pilu tapi menyisahkan roma abu-abu yang mengenang selalu. Saat ini kita bahkan bisa temukan tempat wisata yang berasal dari bangkai sisa tsunami, baik rumah yang disulap jadi café dengan menyisakan ruang cerita 2004 dulu. Maupun kapal dan perahu yang menjadi saksi penguasa lautan dulu. Berikut ini adalah 3 tempat wisata yang berasal dari bangkai tsunami aceh 2004 dulu.

3 Objek wisata Aceh yang berasal dari bangkai sisa Tsunami

Pada saat Tsunami, ketinggian air mencapai 15 m dengan kecepatan  diatas 150 km/jam info lain menyebutkan sekitar 200 km/jam. Hal ini membuktikan bagaimana dahsyatnya gelombang tsunami kala itu berhasil menggerakan sebuah kapal besar dengan ukuran 2006 ton,  panjang 63 m dan luas 1200 m. Sekiranya kalian pernah nonton film The day after tomorrow kalian pasti bisa membayangkannya sendiri. Kapal ini nyatanya berhasil berpindah tempat sejauh 5 km ke daerah pemukiman masyarakat, yaitu disebuah Desa Punge Blang Cut Banda Aceh tepat diatas perumahan warga. Tidak heran jikalau beberapa negara tetangga layaknya Srilangka, Thailand, India, dll juga "penyok".    Saat ini posisi kapal pltu tersebut telah berubah menjadi salah satu tempat wisata yang juga menjadi salah satu sarana mitigasi bencana. Di dalamnya bisa di masuki dengan beragam sumber informasi akurat yang menjelaskan banyak pengetahuan perihal tsunami semisal layaknya bagaiamana ternyata orang yang lebih terdahulu sebelum tsunami 2004 sudah mengenali tanda-tanda tsunami. Ada 11 awak hingga beberapa warga yang berada di dalam kapal pada saat kejadian tsunami dulu, namun pada akhirnya hanya seorang yang selamat. Oya Konon katanya dibawah kapal ini masih menyisahkan banyak mayat juga. 

3 Objek wisata Aceh yang berasal dari bangkai sisa Tsunami

 Desa Lampulo menjadi salah satu lokasi situs bersejarah yang paling parah juga di terjang tsunami. Tempat ini bahkan menjadi salah satu objek wisata yang wajib dikunjungin oleh turis, baik dari dalam kota hingga luar daerah dengan jarak yang cukup dekat yaitu sekitar 10 menit dari pusat kota Banda Aceh, dengan kondisinya juga mudah diakses dengan kendaraan. Sebuah perahu nelayan yang terseret sejauh 1 km dan berakhir menetap di atas rumah masyarakat membuat tempat ini cukup terkanl. Tempat ini kini telah menjadi salah satu daya tarik turis untuk melihat amukan kemarahan laut. selain untuk bermuhasabah. Menariknya lagi perahu tersebut ternyata berhasil menyelamatkan 59 orang yang berada di dalamnya, tidak lupa nama para para korban yang syahid juga tertera dirumah sampingnya yang telah disulap juga sebagai saksi bisu kelabu tsunami aceh 2004. Para saksi mata hingga buku cerita dari para korban yang selamat juga di jual di lokasi jikalau kalian tertarik membacanya.  Baca juga Mengenang Tsunami Aceh 2004
3 Objek wisata Aceh yang berasal dari bangkai sisa Tsunami
Kapal di atas rumah yang menyelamatkan 59 orang

  • 3.      Kubah Masjid 
               Tempat wisata satu ini adalah yang paling asing ditelinga orang bahkan untuk orang aceh sendiri termasuk saya pribadi. Kubah masjid dengan berat 80 ton tersebut  ini menjadi salah satu saksi bisu dari tsunami aceh 2004,  Kawasan ini dulunya adalah daerah padat penduduk yang kini telah ratakan oleh Tsunami aceh, namun saat ini tempat tersebut telah berhasil di sulap menjadi masjid dengan kubah tersebut yang masih berada di dalam kawasannya yang terhitung agak masuk ke dalam lokasinya. Kubah yang berada di Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar  berlokasi  dengan 10 km dari kota Banda Aceh. Percaya atau tidak kubah ini berhasil selamat dengan cara berpindah lokasi sejauh kurang lebih 2,5 km. Tempat tersebut kini telah menjadi salah satu tempat wisata selain fungsi sebagai masjid  yang dikelola oleh warga lokal dengan papan informasi pelengkap  tertera disana. Adapun nama masjid tersebut ialah Masjid Jamik Al Tsunami dan kini Sering di kunjungin untuk refleksi, hingga belajar sejarah dalam mengenang tragedi 21 tahun yang lalu.  
3 Objek wisata Aceh yang berasal dari bangkai sisa Tsunami

    Sebenarnya banyak tempat lain yang juga menjadi saksi dari mahadahsyatnya tsunami aceh 2004, seperti Masjid Baiturrahim  yang lhoknga, Masjid Ulee ulee lheu, hingga Masjid raya Baiturahman di Banda Aceh. Namun dari sekian banyak yang tidak mati dari fungsi utama dan berubah menjadi monumen atau museum secara khusus ialah 3 tempat tersebut. Sekalipun kubah masjid tersebut telah berada di masjid namun kini posisinya telah beralih dari  fungsi utamanya yaitu  atap masjid ke sebuah menumen refleksi dari tsunami Aceh 2004. Jadi yang mana yang paling menarik minat untuk kalian kunjungin 

#wisataaceh  #objekwisatasisatsunami #kapalapung #kupahmasjid #masdjiddiatasrumah #rekomendasiwisatareligi 


S

Monday, 5 May 2025

Wisata alami Rainforest Lodges Kedah, melihat visual leuser secara langsung

May 05, 2025 4

Siapa yang tidak tahu Leuser.. sebuah Kawasan konservasi yang menjadi salah satu gunung dengan rute terpanjang di Indonesia bahkan dalam referensi lain se-Asia tenggara. Tentu banyak yang tahu walau sebatas nama, karena menariknya tempat ini cukup popular bagi para pendaki senior dengan rute yang bisa menghabiskan waktu 7-8 hari di pedakian plus masih ramah dilewati si nenek baca “harimau” tentunya hal ini menjadi primadona yang sulit di taklukan. Siapa yang tidak tertarik untuk mencari tahu tentang wahana ekstrim ini coba?

Pintu masuk utamanya..

Saya tidak menyangka, sebuah formulir online yang saya kerjakan di deadline membuat saya akhirnya sampai ke pintu masuk Kawasan Leuser Aceh, di kedah dengan cara gratissss etss tapi jangan berkhayal saya melakukan pendakian dengan posisi tubuh yang rapuh tanpa pengalaman mendaki gunung hehe. Saya mentok punya cerita mendaki bukit saja itupun besoknya saya sudah kesulitan waktu shalat rukuk, mana mungkin bisa mendaki Leuser. Sekalipun dibayar gratis saya pesimis melewati jalan setapak dengan jarak 51 km itu.  Tapi syukurnya saya bisa mampir ke pintu masuk leuser sekaligus bertanya, mengorek info perihal gunung leuser ini langsung dari juru kuncinya serta anak-anak beliau yang kini menggatikan bapaknya setelah dilanda stroke. Banyak cerita yang ingin saya bagikan terutama tempatnya yang begitu asri dan jernih masih airnya.

Perjalanan kesini benar-benar sebuah kejutan, saya memulai perjalanan dengan sebuah bus yang berlanjut berganti menjadi sebuah motor gunung, jujur saja terlihat seram karena ini perdana saya menaiki motor itu dengan posisi rute naik turun tanjakan ditambah tanpa pegaman, kalian pahamkan bentuk motor gunung tanpa pengaman di belakang, itu yang saya alami. Tapi syukurnya tempat  tersebut terhitung dekat kurang lebih lima menit dengan berkedaraan jadinya saya cukup lega.

Rainforest Lodges Kedah 

RAINFOREST LODGES KEDAHKami disambut dengan tulisan “Welcome to gunung leuser nationar park area“ tulisan tersebut di cat kuning dengan kombinasi papan berwarna coklat, Tepat disampingnya juga tertulis nominal 5000 perkunjungan dibawahnya lagi tertulis kata GAYO LUES “MUSARA” yang menunjukan tempat namun saya tidak tahu makna kata musara tersebut. Alih-alih bertanya itu saya mencoba mengorek informasi perihal budget pendakian yang ternyata seperti liburan ke Malaysia selama seminggu kisaran 5 jutaan itupun peregu. Mahal untuk saya tapi murah untuk pedaki karena targetnya rata-rata para peneliti atau turis luar negeri. Seperti cerita awal, kalaupun ada uang saya tetap pesimis untuk bisa mendaki kesini hihi.   

Akhirnya saya masuk dengan mata yang rakus  melihat kesetiap sudut.  Tempat ini terawat bersih dengan suara air yang membuat suasana semakin hidup, Tak lupa kamera saya Kembali aktif dengan beragam mode potret dan beberapa video sembari menunggu semua berkumpul, saya mencoba ekplore tempat ini duluan sebelum berkumpul untuk agenda bercocok tanamnya. Ya agenda kami kesini ialah untuk menghijaukan tempat yang masih sering dikunjungi beruang ini. 

keragaman hayati yang ditemukan di taman leuser

Risti selaku teman sekamar saya bahkan sudah selesai buat vlog. Sebagai orang yang sangat introvert ia benar-benar merdeka dari orang lain. Dia benar melakukan semua sendirian tanpa kasus “tolong videoin bentar”.  Saya menyadari kini ia sedang bersantai di ayunan yang berada di ujung pembatas. Ada banyak spot untuk photo mulai dari tenda camp ayunan hingga rumah pohon yang bisa di naikin untuk melihat semua penampakan dari atas. Saya mencoba membidik sebanyak- banyaknya ke objek lain (karena kalau motret sendiri banyak yang zonk hikshiks ) sampai saya kembali bertemu Dhea teman lain yang sedang berpose sebungkuk-bungkuknya untuk mengambil gambar sarang laba-labar yang berada diantar jembatan pohon alami, sangat effort sekali pemirsa... setiap sudut punya hal menarik untuk di dokumetasikan baik dirinya atau objek lain.  Orang ini benar-benar membuat saya salut, saya jadi segan mau minta bantu video atau saran karena saya paling bloon untuk berpose, tapi karena mereka tidak minta bantuan ke saya jadinya saya paksa seala kadarnya jadi independent juga akhirnya.

Tiba-tiba kami disuruh berkumpul, dan inilah moment saya menyebrangi sungai untuk ke agenda utama berupa tanam-menanam. Setiap orang bergerak membawa bibit pohon menyebrangi Sungai dengan arus yang lumayan, kami berjalan pada jembatan yang lagi-lagi terbuat dari pohon.  Tempatnya seperti ke kebun tapi dengan penampakan yang belum tentu sama dengan kebun belakang rumah saya. Kami menemukan banyak tanaman baru yang di  dominasi pokok kopi di penglihatan kami, beragam binatang hingga jamur asing pun menjadi penampakan yang pantang untuk tidak di dokumentasikan.  Tentu ini menambah khasanah tempat ini. Hingga akhirnya agenda tanam-tanam nya berhasil berjalan lancar. Baca juga Intip Indahnya air terjun Pudeng 

Wisata alami Rainforest Lodges Kedah, melihat visual leuser secara langsung
sumber instagram @perempuanleuser

Kembali ke seberang setelah melewati jembatan dari pohon yang sama, kami menyantap ubi hangat ditemani segelas  air dingin yang berasal langsung dari sumbernya. Sebersih dan sejernih itu airnya jadi kami merasa aman, sampai-sampai air di sungai ini pernah di tawarkan untuk di komersikan. Siapa sangka minum air ini lebih segar dari air kemasan yang saya beli dan menariknya lagi ialah saya bisa minum air ini langsung dari tanah leusernya kini. Kamipun juga sempat bercengkarama dengan anak mr jali yang kini mengelola tempat ini banyak hal menarik perihal turis hingga selebgram yang sudah melangkah sampai kesini baik untuk mendaki atau sekedar mencoba menikmati hawa leuser dengan cara yang lebih aman. Tentu cukup membuat betah mendengar pengalaman menarik orang-orang keren  bahkan ada pendaki belia juga yang sudah berhasil menaklukan Leuser benar-benar banyak kejutan mendengar cerita tersebut hingga tiba-tiba kami suruh kumpul…

Wisata alami Rainforest Lodges Kedah, melihat visual leuser secara langsungKami kembali berkumpul dengan kondisi untuk dokumentasi bersama, sebuah baliho sudah tersedia yang menjadi saksi dokumentasi hari itu. Tak lupa video short umum meramaikan bahan konten, hingga tiba-tiba pengumuman persiapan untuk pulang tersisa 5 menit lagi jadi yang ingin lanjut photo diberi waktu 5 menit sebelum balik. Tentunya moment itu membuat kami tiba-tiba jadi krasa krusuk lagi seperti pagi Hari Raya. Tiba-tiba semua berpose lagi dengan kamera beberapa bahkan kini mulai minta tolong bahu-membahu medokumentasikan kameranya, akhirnya moment inilah saya beranikan diri untuk minta tolong posisi risti yang sedang melirik hp seperti kenyang dokumentasi, hal ini membuat saya melirik dia sebagai penyelamat konten saya, (Selain karena gk lagi cekrek juga faktor photo Instagram dia yang paling kece bahkan dengan pose candid) Saya akhirnya memberanikan diri untuk minta di photoin di sebuan baliho mini yang menunjukan rute leuser berlagak seakan akan melakukan pendakian wkwk, tapi seperti cerita awal, saya tidak pintar dalam berpose. Akhirnya saya minta bantuan ke risty, dan benar sekali  dua photo saja sudah cukup karena memang tangannya tidak gagal untuk mengarahkan. Akhirnya saya mendapatkan satu photo untuk Ganti pp baru hoho ( karena photo pertama mata ketutup). Tapi ternyata hal ini juga membuat risty juga tertarik, kali ini ia meminta bantuan saya untuk mengambil gambarnya dan  berbeda dengan saya sekalipun ia masuk dalam kategori candid namun saya tidak tercipta dengan kemampuan yang pintar mengambil gambar, hal ini membuat saya harus mengambil gambar berulang kali karena ia tidak puas dengan hasil potret saya yang dibawah standar wkwkw. Dalam hati saya berguman demi membayar satu photo bagus dari tangannya.. kini saya  harus memotret belasan photo sesuai keinginannya. Kalau kata orang ”Tidak ada makan siang gratis yakk”  

 #leuser #rainforest #rainforestlodges #kedah #gayo #gunungleuser #wisataalami 

  

 

Saturday, 19 April 2025

Rekomendasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"

April 19, 2025 38
Sejujurnya ini adalah pelarian dari pertanyaan di saat lebaran. Perjalanan ini benar-benar sebuah persiapan kala Ramadhan. Siapa yang mau dirumah menyambut tamu dengan setumpuk piring kotor yang semakin bertumbuh? Mustahil bagi saya dengan umur yang mulai dilirik sebagai onty-ontyan, tentu ini pilihan berat setelah dihujani pertanyaan bertubi-tubi berlanjut dengan krasak-krusuk mencuci piring. 
Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"
Penampakan pantai di depannya

            Perjalanan menuju ke tempat ini memanfaatkan google maps. Mei selaku teman perjalanan saya kali ini membawa si bontot dalam keluarganya yang terlihat kebingungan. Sepertinya lebaran memang bagusnya gabut ke laut atau cari suasana baru selain dapur dan ruang tamu melulu. Kami tidak menyangka ternyata masyarakat juga banyak yang berlarian ke laut kala lebaran. Suasana terlihat ramai Ketika google maps akhirnya menunjukan estimasi yang telah sampai dengan Jarak kisaran 35 menit dari Banda Aceh ”eh kalau kesini saya tahu sudah pernah dulu”  kata Mei terlihat tidak suprise lagi.  Pernyataan ini membuat saya bingung sekaligus salut, ini anak banyak banget tahu tempat baru tapi postingan igehnya kosong selalu. Tiba-tiba saya merasa seperti orang yang baru turun dari gunung.

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"            Kami meraba raba mencari  tempat yang di maksud sampai akhirnya sadar, ternyata tempatnya berseberangan dengan tempat kami berada yang ditutupin oleh penginapan. Tembok tinggi yang menutupi bangunan tersebut sempat membuat saya kelelahan karena memutar mencari tempat yang di tuju hingga akhirnya... kami disambut dengan tulisan welcome to sophie library sunset. Tempat ini berlawanan dengan penampakan sebelumnya, kali ini tempatnya kosong saya tidak menyangka.  Kami tiba disaat teriknya siang menyambut, suasana hening hanya ada satu orang yang duduk di depan pintu sembari membaca buku dengan minfulness, terlihat seperti posisi saya layaknya bayangan yang benar-benar tidak dilirik kala sampai waktu itu. Padahal perut saya sudah minta haknya, karena saya tidak makan dari pagi di rumah efek 30 hari rendang yang membuat saya jenuh.  "Ini harus pesan ke tempat berarti, selayaknya pantai normal daerah sini ya? Saya berbicara dengan Mei selayaknya mengkonfiramsi sekalipun sama-sama perdana kesini. Kami mendatangi kakak yang sedang di mabuk buku tersebut. Ia terlihat kebingungan kala kami berkata mau pesan, terlihat seperti bukan tuan rumah karena kemudian ia pamit sebentar untuk menemui orang lain.

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"              Akhirnya saya masuk kedalam mengintip beragam sajian buku yang menarik penglihatan. Tempat ini di penuhi bukan saja buku tapi beragam hal menarik yang membuat tempatnya terlihat unik, dipojok kiri, kami langsung melihat seperangkat d perlatan musik yang membuat ornamen tempat ini menjadi lebih antik, beragam cd dan kaset jadul dengan lagu lawas tersusun rapi di atas sebuah rak yang bertampingan dengan drumb. disampingnya lagi sambutan sebuah kursi hijau dengan rak buku yang kaya akan buku-buku best seller. kami bukan saja menemukan buku yang bisa dibaca tapi sebuah rak yang bukunya tersampul rapi alias diperjual belikan juga. 


Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"   Tiba-tiba dalam lamunan saya seorang anak kecil dengan rambut poninya muncul menyapa kami yang sedang di buat takjub pada tempat ini. "Halo kak tempatnya baru dibuka hari raya ke 3 ya tapi kalau mau baca-baca aja gapapa" oh iya dek, hati saya langsung berguman ini pasti "sophie" nama dari anak owner yang menjadi pecetus lahirnya tempat ini. Ia terlihat hampir setinggi saya sekarang. Setelah mengikuti perkembangan di instagram dari dua tahun yang lalu, saya melihat diri semakin kerdil ketika berhadapan dengan anak yang berumur dibawah 12  tahun. Saya sendiri mulanya tahu tempat ini dari reels instagram @sophies_sunset_library yang menunjukakn kak raihan selaku ibu dan owner dari "Sophie's library sunset" sedang mengulas buku menarik di instagram. Hal inilah membuat saya  mengikuti akun ini. Banyak kegiatan yang si bagikan di instagram yang membuat tempat ini menjadi wislisht saya selayaknya bookshop, workshop dan beragam event menarik yang cukup aktif dibagikan di instagram dan salah satu yang membuat saya sampai kesini kala lebaran ialah karena stori yang menunjukan info hari raya 2 dibuka, tapi entah kenapa, ternyata berubah jadi hari ketiga. Entah saya melewatkan story terbarunya.. entahlah  menurut saya bukan persoalan besar karena itu hasil reposan juga. Hati saya tidak peduli perihal tersebut lebih ke perasaan puas akhirnya sampai juga kesini sekalipun gak bisa makan. 

    Sophie’s Sunset Library adalah salah satu tempat wisata pinggir laut dengan konsep ruang baca yang dicetus oleh pengiat literasi kak raihan pada tahun 2022. Tempat ini menghadirkan beragam karya sastra yang populer entah terjemahan atau asli. Saya menemukan paket harry potter dengan jilid lengkap hingga novel hunger games disini. Buku wishlist juga bisa temukan dengan mudah disini seperti "saya bukan sarjana kertas, filosofi teras dan buku sejarawan aceh yang kini bikin saya penasaran. Sejujurnya tempat ini berasal dari perpustakaan pribadi yang berhasil disulap jadi layaknya cafe nongki. Bukan sekedar menawarkan buku dan alat musik, tempat ini juga menyewakan tenda camp jikalau tertarik untuk camp di tepi pantai, ditambah lagi disini ada area bermain untuk untuk layakya permainan tradisional congklak, dan buku khusus untuk anak-anak juga. Kitapun bisa memainkan alat musik dengan meminta izin terdahulu layaknya gitar ukele dan alat musik lainnya. Bahkan untuk prawed dengan konsep vintage ala si hobi baca, tempat ini menawarkan sesi photo dengan donasi 100 ribu yang uangnya digunakan lagi-lagi untuk membeli buku baru yang bakal meramaikan koleksi disitu. oya kita hampir lupa pantainya kan?
Baca juga Rekomendasi wisata bahari di Aceh 

Rekomendasi wisata alam bagi pecinta buku
Penampakan Pantai di depannya bangunan sophie's library sunset

    Mengadopsi nama tempatnya Sophie's library sunset tentunya ada tawaran sunset yang membuat tempat ini jadi semakin menarik. Sayangnya karena kami pergi siang, tampilan itu tidak terpenuhi tapi syukurnya pantai birunya lagi-lagi membuat kami takjub. Setelah berpuas ria meilirik dan mendokumtensikan beragam spot menarik untuk kasih makan stori igeh didalam bangunannya, akhirnya kami keluar menuju ke arah pantai yang berjarak kurang lebih 50 meter. Penampakan pantainya juga cukup menarik pasang mata. Laut birunya yang bersih dari penampakan manusia mengapung di dalamnya membuat tempat ini terlihat asri dari hiruk piruk keramaian. Ini membuat kami kembali semangat membidik lensa kamera hp dengan kondisi perut yang masih kelaparan dan sempat terlupakan. Adik mei yang ternyata anak laut banget langsung berlari bermain ke pantai yang bersih dan hening seorang diri. yaa kami merasa cukup puas kesini walau kondisi belum ada makan tapi plusnya kami tidak malu buat bergaya jadi sirajin baca buku kala berphoto, efek gk ada orang hehe. Akhir cerita kamipun pulang dengan kondisi kenyang konten tapi perut keroncongan.     

Rekomentasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie library sunset"

.