Akhirnya setelah sekiat purnama saya kembali mereview buku. Tapi sejujurya ini bukan buku yang baru saya baca, melainkan buku lama yang baru sempat saya review kini. Saya masih teringat saat saya membeli buku tersebut waktu SMA dengan harga kurang dari 10k karena cuci gudang dan serasa seperti mendapat jackpot setelah membacanya namun baru kepikiran sekarang ngepost buat ulasannya.
Buku dengan judul In Trasit mengikuti kata hati bertualang ke 4 benua ini berkisah tentang pengalaman si penulis yang merupakan seorang perempuan dengan nama titania veda dalam mengelilingi 4 benua sekaligus. Kisah Perjalanan photographer , wartawan sekaligus penulis lepas ini bukan sekedar sebatas journal pribadi tapi juga tips trick survive di perjalanan mulai dari menginap gratis, bekerja diluar negeri sembari traveling dan beragam cara menemukan berbagai spot menarik.
Dengan ketebalan kurang lebih 200 halaman, Titania berhasil mengambarkan bagaimana wanita di era 2000 sudah berhasil mengelilingi eropa di saat akses internet dan komunikasi tidak secanggih sekarang untuk melakukan solo traveling, tentunya beragam drama yang pasti dilewati mulai dari tersesat sampai mendapat pelecehan juga dari orang lokal. hal yang paling ditakuti oleh wanita umumnya untuk berani melakukan solo traveling. Namun, terlepas dari drama tersebut, perjalanannya benar-benar awet sampai berhasil mengeliling ke empat benua dunia walau tidak secara spesifik diulas semuanya. di buku.
Ada 33 bab di buku yang dikemas mengenai beragam negara hingga kota yang dikunjungi seperti maroko, kenya, venezuella, sisilia, kolkata, chiang rai dan beragam negara lainnya yang mungkin lebih familiar di telinga kita. gambarnya pun cukup meriah dengan warna di padu photo mode hitam putih layaknya photo jadul menambah unsur stories perjalanan, terkhusus lagi ringkasan yang singkat perhalaman di desain sangat cocok menemani perjalanan ringan sebagai pengganti hp ditambah ukuran bukunya juga yang tidak terlalu besar dan tebal sehingga menghemat ruang penyimpanan. Oya untuk harga asli bukunya saya pribadi juga kurang tahu karena dulu mode beli harga cuci gudang, tapi yang pasti gk sampai 100 k, dan jikalau merunjuk ke toko online harga 60k.
Ketika Perempuan Memilih Mengendong Ransel Untuk Melihat Dunia
Ada sebuah kata-kata yang membekas yang selalu menarik minat saya untuk menjadi seperti sosok penulis buku ini "Untuk orang sepertiku, Keberanian dibutuhkan untuk menetap disatu tempat bukan untuk berkelana, sementara itu bagi mereka yang selalu ingin berpergian, lakukan saja. Telanlah ketakutanmu akan ketidakamanan pada tempat yang belum pernah di datangi. Simpanlah alasan-alasanmu dan lakukanlah " Buku ini menjadi pintu mengintip ke luar benua melihat alam dan kota tua yang tubuh subur terawat di eropa. tentunya sangat menarik cuma sampai saat ini isi dompat saya yang belum punya nyali hihi.
Di era 2000an buku ini sangat membantu kita perempuan untuk berani punya cita-cita mengintip keluar negeri (diluar konteks kuliah ya) saya melihat perempuan masih tidak seeksis sekarang dalam melakukan sollo traveling ke 4 benua atau backpaacker. Bahkan untuk film traveling dengan perempuan sebagai tokoknya hanya wild yang saya ketahui. jadi bisa dikatakan untuk menemukan buku ini adalah sebuah kedapatan "langka" karena saat itu sangat jarang menemukan buku sejenis. Saya hanya menemukan buku solo traveling perempuan lain yaitu The naked traveler yang merupakan penulis perempuan dengan topik traveling ala backpakeran gembel pada posisi pergi berhari-hari bukan mode pakai tour seperti normalnya kita ketahui.
Di era dulu jumlah wanita seperti titania veda terhitung langka, tapi kali ini banyak sekali kita temukan sosok serumpun. Ya kesadaran dalam membentuk keberanian itu sangat perlu jikalau ingin mengambil jejak seperti para backpackeran kini. Ketakutan seperti solo traveling dulu perlahan mulai memundar. Dengan modal uang sehemat-hematnya dan siap mengembel keliling dunia dan makan merumput dimana saja. Para wanita telah berani mengangkat ransel ramai-ramai untuk melihat sisi benua lain. Sebuah perubahan yang menabjubkan, Saya mengikuti banyak akun para traveler perempuan baik dari dalam negri maupun luar negeri yang berpergian keliling dunia dengan modal yang demikian, seperti backpacker cilung1000 melihatnya mengajar jadi guru tk hingga cuci piring untuk beli makanan. Teman saya pun bahkan sudah ada yg keliling Eropa di usi yg belum genap 25 dengan jilbab kurungnya yang besar ditahun lalu. Hal demikian sekarang terlihat pasaran di beranda saya, semudah itu menemukan perempuan traveling kini. Eksisnya wanita melakukan solo traveling cukup membuka jendela dunia luar dengan sekat sebatas layar gadget saja kini.
#Review #buku #traveling #intransit #rekomendasibuku #solotraveling
No comments:
Post a Comment