Alasan jurusan jurnalistik menjadi jurusan yang paling banyak disesali.
Inia lutarfus
August 01, 2024
5
Perkembangan era 4.0 yang semakin karib dengan media membuat jurusan jurnalis menjadi salah satu bidang yang semakin ramai di minati, namun bercermin sejenak dari pengalaman literasi dan pribadi. nyatanya jurusan jurnalistik ini menjadi salah satu jurusan yang paling banyak disesali. lantas kenapa bisa demikian ya.. nah berikut faktanya dari pengalaman saya dan teman seperjuangan yang telah berkarir :
- Seorang jurnalis tidak harus kuliah di jurusan jurnalistik.
Faktanya seorang wartawan, reporter hingga segala profesi yang berada di ranah jurnalis bisa di dapatkan dari beragam jurusan selama mempunyai passion yang mendukung bagian jurnalis, seperti publik speaking yang bagus bisa menjadi reporter, kemampuan design bisa menjadi ilustrator begitupun pada orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam menulis yang baik. jurusan jurnalistik ini bisa diraih sebagai passion sekiranya punya usulan minat kuliah di jurusan yang lain. Beda dengan kasus jurusan hukum yang mana ketika ingin menjadi seorang lawyer atau hakim, mereka memang dipersiapkan dengna matang jadinya gk pernah ketemu hakim lulusan komunikasi.
- Prospek Karir Yang Banyak Saingan.
Menjurus pada kasus pertama, kita jadi tahu peluang di dunia jurnalis terbuka lebar untuk semua golongan tanpa melihat lulusan apa, tentunya hal ini membuat daya saing semakin tinggi, sehingga prospek berkarir semakin sulit, kita bersaing dengan anak dari beragam latar jurusan tentu merasa effort kuliah jadi menurun kan? terutama kasus seperti ini membuat loker semakin berani menaruh harga yang agak bikin dompet kurang gizi, kasarnya sumber daya melimpah jadi war loker.
- Gaji yang dramatis tapi resiko bisa bikin kritis
Saya sempat shock mendengar cerita teman perihal gaji 15 ribu perberita, baca "media lokal yang kecil" karena ini mentok untuk bensin berarti. Sedangkan dia sampai di teror sama salah satu keluarga politikus karena menulis berita dengan memampang jelas wajah pelaku "pemakai" (pahamlah maksutnya kemana) yang tertangkap tangan. Agak khawatir gaji gk seberapa tapi efek bisa kenapa-kenapa, belum lagi baca berita wartawan yang di bakar rumahnya dengan sekeluarga setelah mengungkapkan kasus jvd1 yang di lakukan oleh "orang besar". merinding ingat resiko, bisa dikata kebablasan ini jadinya. bayangin aja sekalipun gaji 10 juta kalau nyawa taruhan mending ternak lelel sih.
- Kondisi Kerja yang Tidak Stabil
Saya bertanya kepada salah satu teman saya yang bekerja di industri media nasional, kenapa tiba-tiba dia berpikiran ingin ikut Cpns. padahal gajinya cukup aman sudah, dan jawabnya cukup masuk akal, bekerja di swasata layaknya di media tidak menjamin kestabilan pekerjaan, sekalipun bukan kontrak atau freelance (namanya juga swasta ya), nyatanya industri media mengalami perubahan setiap waktu sebagai contoh semakin lama orang-orang mulai meninggalkan koran sehingga mengurangi peluang pemasukan dana, hal ini membuat pengurangan karyawan sekalipun media sudah beradaptasi sesuai zaman juga. perkembangan digital membuat kita harus mengakali cara dengan beragam jenis resiko, baik gaji karyawan yang seharga bensin maupun pengurangan karyawan jadi sangat tidak stabil untuk kantong hingga mental para jurnalisnya sendiri. terlihat kejam ya tapi begitulah kejadian di lapangan.
Nah jadi gimana buat para calon mahasiswa yang masih bingung masuk jurusan apa sudah siap resiko jika melirik jurusan ini? bagi yang suka tantangan aman sih karena terlepas dari minus ada plusnya juga yang bakal kita ulik di sesi lain, tapi buat yang memang asal-asal karena gk tahu milih apa mending skip duluan sayang umur dan energi..
#wartawan #jurnalisme #jurnalistik #media #industrimedia