Alasan fast fashion harus dihindari dalam memilih baju lebaran

Baju lebaran selalu menjadi ornament paling menarik di peredaran Ramadhan beberapa orang bahkan sudah mode berburu jauh hari sebelum Ramadhan. Tradisi berburu baju lebaran memang suatu yang paling meriah kalau diperhatikan karena begitu rumitnya pencocokan fashion terkhusus para wanita mulai dari tas, sandal sampai jam kadang harus couple dengan warna bajunya. Tentu ini adalah hak semua orang jadi kita tidak bisa membantah bagaimana cara orang mengapresiasikan kebahagiannya, namun terkadang setelah di pikir-pikir mode berburu baju lebaran kita yang kadang memantengi live tiktok berhari hari dan berjam-jam untuk mencari yang paling membahana, malah berakhir hanya dinikmati di pagi hari pertama lebaran saja sisanya berubah kiblat baju yang paling cocok ke dapur untuk nyuci piring. (Kecuali mode pengganti baru yang seminggu full kesana kemari hihi)
     Sebenarnya tidak masalah sekiranya kita Cuma memakai baju lebaran siang hari, tapi persoalan apakah setelah lebaran baju kita masih awet untuk dipakai, apakah masih cocok di keseharian? sekiranya ia tentu sangat membantu tapi bagaimana jikalau tidak atau sebatas duduk manis di dalam lemari sampai busuk membatu? Tentunya hal ini sangat disayangkan bukan?  mengingat setiap lebaran kadang orang membeli baju tidak hanya satu tapi bisa 3 sampai 4 tergantung rakus mata ketika lewat di beranda. Berita baiknya ialah, beberapa tahun ini konten tentang edukasi fast fashion cukup berseliweran dimana-mana konsep minimalis juga menjadi salah satu pemahaman yang coba saya adopsi (bukan apa, capek banget nyuci baju banyak-banyak hehe) sehingga ada beberapa aturan yang saya buat ketika ingin berburu baju lebaran. Point- point ini bisa menjadi bahan pertimbangan juga, untuk yang sedang mencari baju lebaran. Semisalnya beli baju atau sandal yang tidak ikut arus tren

      Fast fashion nyatanya membuat baju kita tidak berumur Panjang, kondisi yang menyesuaikan era membuat baju kita bakal terlihat kuno dalam waktu cepat sehingga hindari baju yang mengadopsi aturan fashion seperti ini, contoh jilbab yang antik atau baju yang motif macan atau yang susah di padu. Kondisi ini juga berlaku untuk tas yang kebiasaan kita beli karena lucu tapi manfaatnya kurang merata baik selayaknya tas tangan tapi benar-benar yang muat hp saja. Menurut saya hal seperti ini sebatas produk mata saja karena manfaat yang jadi tidak maksimal.
Sumber Instagram @lyfewithless


     Selain jenis baju yang tidak berumur panjang saya juga memerhatikan penyesuaian penggunaan dimana saja, artinya bukan sekedar jangka Panjang tapi juga bisa digunakan pada beragam jenis kegiatan terlepas dari lebaran misal acara pesta atau sebatas jalan- jalan sehingga tidak terlalu meriah dan juga tidak terlalu kaku. Saya suka memburu baju minimalis yang bisa di sesuaikan kemana saja dengan warna yang netral juga sejenis krem selain karena warna yang tidak mencolok warna ini tidak perlu menyesuaikan tren warna tahunan seperti tahun lalu tren warna sage green dan beritanya tahun ini biru, kebayang sekiranya di moment ketemu yang samaan warna dalam jumlah ramai serasa group kasidah hoho. 

Contoh beragam jenis fast fashion yang pernah kita jumpai di sekeliling kita. 
      Disisi lain fast fashion berdampak sangat buruk bagi lingkungan, dimana limbah tekstil susah di daur ulang, pencemaran air juga dan bahkan dibalik industrinya yang semakin berkembang nyatanya banyak memakan korban karena adanya ekploitasi terhadap para pekerja yang di bayar murah tapi di peras untuk memproduksi baju, tas dan Sepatu sebanyak-banyaknya. Berikut informasi detailnya Fast fashion sebagai sumber derita Buruh dan bumi Sehingga yang bisa kita lakukan ialah menerapkan sustainable fashion untuk menghindari kemungkinan dampak yang lebih besar pada buruh dan iklim kita hari ini.

       Saya tidak melarang orang-orang untuk beli baju lebaran karena sayapun juga beli tapi yang ingin saya katakan disini ialah ayo beralih dari baju fast fashion ke kiblat sustainable fashion artinya beli baju lebaran tapi yang awet modenya agar bisa digunakan jangka Panjang dan benar termanfaatkan secara maksimal. Saya malah pernah dapat tas hadiah dari kakak tapi saking kecilnya tas ini, hp saja gk muat benar-benar sebatas kunci motor jadi berakhir hp saya jatuh karena tidak bisa ketutup maksimal, disini saya merasa sangat kapok untuk sesuatu yang lucu-lucu saja tapi manfaatnya malah gk kenak sasaran dan syukurnya bukan saya beli karena hadiah dari kakak jadi gak terlalu ambil pusing kecuali Pelajaran untuk saya ambil kalau beli sendiri harus lebih sensitif perihal beginian, Tidak masalah sekiranya lebih mahal tapi elegant, awet dan penggunaanya maksimal jadi terjamin daripada beli karena fomo semata ternyata cuma 3 bulan bertahan.

No comments:

Post a Comment