Sunday, 23 November 2025

Berburu gua jepang yang berada di di Aceh.

November 23, 2025 0

Kolonial jepang meninggalkan banyak jejak di aceh selain troma penjajahan, Adapun salah satu Kawasan yang kaya dengan nilai stories dari negara nipon ini yaitu kota sabang.

Berburu gua jepang yang berada di di Aceh.

Perjalanan liburan ke kota sabang benar benar membuka insight baru perihal peninggalan jepang yang masih membatu, tujuan utama untuk liburan ke iboeh untuk melirik dolphin membuat penjelajahan berlanjut terus. Rahmat pelatih snorkling saya merekomendasikan gua jepang yang posisinya tidak terlalu jauh dalam perjalanan pulang dari jalan utamanya. Akhirnya list saya bertambah terkhusus jam kami masih cukup banyak untuk berselucur ke beberapa tempat asing lagi.

Baca juga : wisata ke taman safari jantho 

            Perjalanan pulang dengan jam diangka 11 membuat jalanan terlihat kosong melompong, siapa yang tertarik siang Terik di kota tepi berlalu Lalang saat begini? Tentunya hanya turis balapan yang dikejar waktu mau effort segini.  Posisi tempat yang dituju nyatanya masuk kedalam 5 km dari jalan utama, benar-benar diluar ekspetasi karena seperti rute ke kebun paman tapi dengan inovasi jalanan mulus dan sinyal bagus. Sayangnya lalu Lalang orang terlihat lesu. Kami sempat ciut mentalnya kala semakin dalam masuk kedalam. Beberapa kali kami melewati penginapan atau dengan konsep alam yang terlihat milik pribadi, sesekali penampakan laut biru sebelum disapa pohonan rimbun lagi, sangat jarang bertemu orang dan hanya bertemu satu dua orang laki-laki yang baru keluar kebun memotong pakan ternaknya, benar-benar sepi sampai akhirnya kami melewati markas tni yang membuat mulai ada gerakan yang lebih ramai.     

Berburu gua jepang yang berada di di Aceh.

            Tiba melewati markas inilah penampakan tempat yang dimaksud mulai terlihat perkirannya. Posisi tempat yang berada di bawa membuat penampakan dari parkir saja sudah sangat indah, rimbun tanaman yang berpadu dengan warna laut menambah kaya akan keindahan tempat ini. Akhirnya kami memarkiran motor pada tanjakan yang cukup miring posisi tempat cukup terbatas untuk parkir tapi mungkin karna posisi tempat wisata di dalam rimbun hutan jadi parkirnya cukup untuk kami masih. Akhirya kami masuk dengan tiket 5000 per orang tanpa bayar parkir lag. Syukur sekali kota ini bersih dari pungli pencurian motor dan tukang parkir.  Inilah bonus leb bertamasya ke kota ini.

Kamipun menuruni tanjakan dengan hati-hati, padangan tak bisa lepas dari laut yang semakin dekat semakin indah dinikmati, sebuah tempat makan yang berada di Kawasan bisa mejadi alternatif jikalau ingin makan siang atau hanya sebatas untuk lihat gua jepang dan photo disini. Ayunan menjadi aksesoris khas yang sering di jadikan tempat memacu adrenalin ada juga yang sebatas bergaya untuk di jadikan memori story, sebuah pohon rumah juga berdiri beriringan yang masih di naiki untuk mengambil selfie. Tempat ini benar-benar membuat saya takjub dengan harga 5k saja. Saya tak menyangka ini lebih cantik dari photo yang saya cari kalau berselencar mencari  tahu tempat ini. Akhrinya saya ikutan antri untuk mencoba adrenalin ini.

Berburu gua jepang yang berada di di Aceh.

 Wanita yang sedang mengunakan ayunan terlihat turis sekali, dari fashion jelas bukan orang aceh. Sadar sedang mengantri seorang bapak berumur setengah baya yang posisi dekat kursi tiba-tiba berbasa basi, akhirnya ketahuanlah jikalau Wanita tersebut berasal dari Malaysia dengan posisi si bapak sebagai tour guidenya. “Hari ini air pasang, jadi gk bisa turun kebawah kalaupun gk pasang malas kali tangganya banyak banget, saya gk rekon” Saya menganguk bengong menyadari ternyata destinasi aslinya bukan di atas sini tapi terjun menuruni ratusan anak tangga lagi untuk ke guanya, terlihat kurang beruntung jadinya.  Tapi menyimak statement bapak sangat capek juga kalau bisa airnya gk pasang, tentu hal wajar karena beliau tour guide yang pastinya sudah muak bolak balik naik kesana sementara kita yang perdana pasti sangat antusias ketempat baru walaupun tangga ratusan. Kita analogikan Imbarat tembok raksasa china seklipun sudah tahu bikin sendi gemetar tetap saja ada turis yang excited mendakinya kan ?.  Akhirnya kami gagal kebawah dan memilih memperkaya photo di ayunan saja.

Pohon kayu menjadi target selanjutnya setelah khatam eksisi di ayunan, tangga yang punya jarak cukup jauh membuat saya mengangkat sedikit rok agar tidak terpijak, sesekali saya lebih focus ke bawah ketimbang ke atas karena dibawa pas posisi kakak yang juga sedang menaiki. Jumlah tangga tidak banyak ini akhirnya berhasil membuat saya lega terkhusu penampakan langsung lautnya yang semakin cerah. Kamera Kembali on sembari menunggu kakak diatas saya melepas jacket tas untuk segera berpose. Langit benar benar mendukung kali ini. Warna tosca di himpi biru cerah membuat indah penampakan ini. Namun posisi semakin tinggi tetap tidak menolong banyak untuk menemukan gua yang di maksut. tapi tetap viewnya bikin betah untuk berlama-lama disitu, belum lagi pilihan makanan beraneka ragam untuk teman makan sederhana semua polesan terlihat lengkap dengan posisi yang masih aman dijangkau walau rada sepi sih, btw kalian tertarik setelah melihat spot ini?