benarkah Islam pernah menguasai dunia pengetahuan?

                                             Peran Islam dalam kemajuan Eropa  
                                                         Oleh : Sufratul Aini


                 hasil bacaan dari tulisan Hasan Basri M Nur yang diterbitkan di Harian Serambi Indonesia, pada Senin 19 maret 2001.  Berikut adalah resumenya
         
                “Dari orang arablah (Islam) Eropa belajar berpikir secara objektif dan lurus, belajar berlapang dada dan berpandangan luas. Inilah dasar yang menjadi pembimbing Renaisans dan yang menimbulkan kemajuan diperadaban eropa” (Rom Landau, The Arab Heritage of western Civilization, 1962)     



             Peradaban eropa yang kini kita rasakan, ternyata berhutang budi banyak terhadap para intelektual islam diperiode klassic (1962-1250). Dimasa kejayaan Islam, bangsa eropa masih dalam kegelapan dan tertinggal jauh dengan muslim. Baik dari segi Ekonomi, politik hingga pendidikan. Konon katanya,  kejayaan muslim mampu menguasai 70% wilayah didunia, dan sebaliknya 30 % oleh mereka non muslim atau bangsa eropa.
            Adapun bukti kejayaan muslim yang berkembang pesat sangatlah banyak, dunia islam berhasil mengukir prestasi dari segala bidang, baik Ekonomi, politik, hingga pendidikan. Dan diantara semua yang paling menonjol adalah bidang pengetahuan.
Peradaban islam dieropa
            Kemajuan yang berhasil diraih oleh muslim pada periode klasik mulanya berasal dari yunani kuno. Yunani kuno telah mengembangkan ilmu filsafat, kira-kira 6 abad sebelum masehi. Adapun tokoh filafat yang terkenal ialah plato,socrates, aritoteles hingga phytagoras. Mulanya ilmu pengetahun berasal dari yunani kuno, yaitu kisaran abad 8 yang kemudian berpindah ke dunia islam. Lantas perkembanganya menjadi pesat bahkan melampaui asal dari pengetahuan itu sendiri yunani kuno.
            Perkembangan ilmu pengetahuan didunia islam sendiri berawal dari gerakan penerjemahan buku karya yunani kebahasa Arab.Bisa dilihat pada masa khalifah Harun Ar Rasyid yang mana menugaskan pengawal untuk ke erpoa mencari buku dan selanjutnya diterjemahkan di Baghdad. Tidak berhenti disitu, pada masa Khalifah Al Makmum (813-833) beliau mendirikan perpustakaan atau lembaga kajian ilmiah yang diberi namaBaitul Hikmah yang didalamnya semua pengetahuan dari berbagai penjuru. Umat islam sendiri tidak menerima mentah hasil pengetahuan dari yunani kuno.mereka mengadakan penelitian lanjutan lagi. Semisal pengetahuan dari yunani yang masih berdasarkan spekulasi contoh kimia, maka ilmuwan muslim bertidak melakukan eksperimen. Selanjutnya untuk memgembangkan lagi pengetahuan tersebut , maka didirikan universitas di duinia islam, seperti Universitas Cordova di Andalusia, Universitas Al-Nizamiyah di Baghdad hingga Al azhar di kairo.      
            Pada masa inilah, sejumlah ilmuwan muslim lahir, mereka bahkan mejadi kiblat dari ilmu pengetahuan eropa kemudian.            Yaitu seperti Ali bin Rabbar at Thabari’yang merupakn dokter pertama dalam islam, beliau berhasil menysun buku Firdaus Alhikmah dan berhasil menyusu 2 ekspopedia bagian kedokteran. Di segi lain ada Ibu sina (Avicenna)yang dikenal sebagai bapaknya para dokter Hingga Ibnu Rusyd (Avoroes)         
            Diluar  tokoh tersebut masih banyak ilmuwan muslim lainnya yang cukup tersehor bahkan ke bangsa eropa, seperti Abu abbas Al Farghani( Al faraganus), Muhammad bin jabir al batani Hingga Al khawarizmi.
            Sebaliknya, seiring kemunduran islam . Dunia eropa mengalami perkembangan dan mencoba bangkit dari masa terpuruknya. Dan ilmu pengetahun di tangan muslim akhrinya perlahan mampu dikuasai oleh mereka. Adapun jalur yang menjadi saranan masukya muslim keeropa yaitu melalui 3 jalur : yaitu jalur perang salib, kekuasaan islam di spanyol hingga kekuasaan islam di silicia.     
Pengakuan Eropa
            Sumbangan islam terhadap proses kebangkitan islam dieropa sangatlah besar, islam menjadi guru untuk Eropa dalam mengejar ketertinggalannya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luas didunia islam menjadi patokan bagi bangsa Eropa untuk berkembang. Namun sayangnya bangsa Eropa hanya menerima pengetahuan dan enggan mengikuti apa yang di anut oleh muslim. Para ilmuwan Era modern pun mengakui kebenaran pengaruh besar para muslim  dalam bidang pengetahun. Gus tave le bon dalam bukunya menulis “orang arablah yang menjadi guru orang barat selama enam abad, karena itu. Kepada orang arablah seharusnya berterima kasih atas peradapan yang dimiliki saat ini.
            Sementara Alfred guillaume  mengungkapkan, seandainya orang arab ganas layaknya mongol, maka renainsans mungkin akan terlambat lebih dari satu abad terlahir di Eropa. Kemajuan yang berhasil diraih tersebut tidak terlepas dari peran teologi rasional yang memberikan kebebsan berpikir bagi umat manusia untuk mengembangkan pengetahuannya. Akan tertapi mejelang kejatuhan baghdad di tangan Hulagu khan, tokoh mongol (1258) , paham teori rasional berubah menjadi pasrah (jabariah dan taklid). Umat islam pasca periode klasik mulai percaya dengan tahayul, bid’ah dan khurafat .         
            Pada akhirrnya, kita bisa menyimpulkan kemajuan yang diraih umat islam periode klasik maupun yang kini, keduanya berada pada genggaman bangsa eropa. Keduanya tidak dapat dilepaskan dari faktor kesungguhan mereka dalam upaya memperbaiki nasib .

 
              



No comments:

Post a Comment