Monday, 5 May 2025

Wisata alami Rainforest Lodges Kedah, melihat visual leuser secara langsung

Siapa yang tidak tahu Leuser.. sebuah Kawasan konservasi yang menjadi salah satu gunung dengan rute terpanjang di Indonesia bahkan dalam referensi lain se-Asia tenggara. Tentu banyak yang tahu walau sebatas nama, karena menariknya tempat ini cukup popular bagi para pendaki senior dengan rute yang bisa menghabiskan waktu 7-8 hari di pedakian plus masih ramah dilewati si nenek baca “harimau” tentunya hal ini menjadi primadona yang sulit di taklukan. Siapa yang tidak tertarik untuk mencari tahu tentang wahana ekstrim ini coba?

Pintu masuk utamanya..

Saya tidak menyangka, sebuah formulir online yang saya kerjakan di deadline membuat saya akhirnya sampai ke pintu masuk Kawasan Leuser Aceh, di kedah dengan cara gratissss etss tapi jangan berkhayal saya melakukan pendakian dengan posisi tubuh yang rapuh tanpa pengalaman mendaki gunung hehe. Saya mentok punya cerita mendaki bukit saja itupun besoknya saya sudah kesulitan waktu shalat rukuk, mana mungkin bisa mendaki Leuser. Sekalipun dibayar gratis saya pesimis melewati jalan setapak dengan jarak 51 km itu.  Tapi syukurnya saya bisa mampir ke pintu masuk leuser sekaligus bertanya, mengorek info perihal gunung leuser ini langsung dari juru kuncinya serta anak-anak beliau yang kini menggatikan bapaknya setelah dilanda stroke. Banyak cerita yang ingin saya bagikan terutama tempatnya yang begitu asri dan jernih masih airnya.

Perjalanan kesini benar-benar sebuah kejutan, saya memulai perjalanan dengan sebuah bus yang berlanjut berganti menjadi sebuah motor gunung, jujur saja terlihat seram karena ini perdana saya menaiki motor itu dengan posisi rute naik turun tanjakan ditambah tanpa pegaman, kalian pahamkan bentuk motor gunung tanpa pengaman di belakang, itu yang saya alami. Tapi syukurnya tempat  tersebut terhitung dekat kurang lebih lima menit dengan berkedaraan jadinya saya cukup lega.

Rainforest Lodges Kedah 

RAINFOREST LODGES KEDAHKami disambut dengan tulisan “Welcome to gunung leuser nationar park area“ tulisan tersebut di cat kuning dengan kombinasi papan berwarna coklat, Tepat disampingnya juga tertulis nominal 5000 perkunjungan dibawahnya lagi tertulis kata GAYO LUES “MUSARA” yang menunjukan tempat namun saya tidak tahu makna kata musara tersebut. Alih-alih bertanya itu saya mencoba mengorek informasi perihal budget pendakian yang ternyata seperti liburan ke Malaysia selama seminggu kisaran 5 jutaan itupun peregu. Mahal untuk saya tapi murah untuk pedaki karena targetnya rata-rata para peneliti atau turis luar negeri. Seperti cerita awal, kalaupun ada uang saya tetap pesimis untuk bisa mendaki kesini hihi.   

Akhirnya saya masuk dengan mata yang rakus  melihat kesetiap sudut.  Tempat ini terawat bersih dengan suara air yang membuat suasana semakin hidup, Tak lupa kamera saya Kembali aktif dengan beragam mode potret dan beberapa video sembari menunggu semua berkumpul, saya mencoba ekplore tempat ini duluan sebelum berkumpul untuk agenda bercocok tanamnya. Ya agenda kami kesini ialah untuk menghijaukan tempat yang masih sering dikunjungi beruang ini.

keragaman hayati yang ditemukan di taman leuser

Risti selaku teman sekamar saya bahkan sudah selesai buat vlog. Sebagai orang yang sangat introvert ia benar-benar merdeka dari orang lain. Dia benar melakukan semua sendirian tanpa kasus “tolong videoin bentar”.  Saya menyadari kini ia sedang bersantai di ayunan yang berada di ujung pembatas. Ada banyak spot untuk photo mulai dari tenda camp ayunan hingga rumah pohon yang bisa di naikin untuk melihat semua penampakan dari atas. Saya mencoba membidik sebanyak- banyaknya ke objek lain (karena kalau motret sendiri banyak yang zonk hikshiks ) sampai saya kembali bertemu Dhea teman lain yang sedang berpose sebungkuk-bungkuknya untuk mengambil gambar sarang laba-labar yang berada diantar jembatan pohon alami, sangat effort sekali pemirsa... setiap sudut punya hal menarik untuk di dokumetasikan baik dirinya atau objek lain.  Orang ini benar-benar membuat saya salut, saya jadi segan mau minta bantu video atau saran karena saya paling bloon untuk berpose, tapi karena mereka tidak minta bantuan ke saya jadinya saya paksa seala kadarnya jadi independent juga akhirnya.

Tiba-tiba kami disuruh berkumpul, dan inilah moment saya menyebrangi sungai untuk ke agenda utama berupa tanam-menanam. Setiap orang bergerak membawa bibit pohon menyebrangi Sungai dengan arus yang lumayan, kami berjalan pada jembatan yang lagi-lagi terbuat dari pohon.  Tempatnya seperti ke kebun tapi dengan penampakan yang belum tentu sama dengan kebun belakang rumah saya. Kami menemukan banyak tanaman baru yang di  dominasi pokok kopi di penglihatan kami, beragam binatang hingga jamur asing pun menjadi penampakan yang pantang untuk tidak di dokumentasikan.  Tentu ini menambah khasanah tempat ini. Hingga akhirnya agenda tanam-tanam nya berhasil berjalan lancar.

Wisata alami Rainforest Lodges Kedah, melihat visual leuser secara langsung
sumber instagram @perempuanleuser

Kembali ke seberang setelah melewati jembatan dari pohon yang sama, kami menyantap ubi hangat ditemani segelas  air dingin yang berasal langsung dari sumbernya. Sebersih dan sejernih itu airnya jadi kami merasa aman, sampai-sampai air di sungai ini pernah di tawarkan untuk di komersikan. Siapa sangka minum air ini lebih segar dari air kemasan yang saya beli dan menariknya lagi ialah saya bisa minum air ini langsung dari tanah leusernya kini. Kamipun juga sempat bercengkarama dengan anak mr jali yang kini mengelola tempat ini banyak hal menarik perihal turis hingga selebgram yang sudah melangkah sampai kesini baik untuk mendaki atau sekedar mencoba menikmati hawa leuser dengan cara yang lebih aman. Tentu cukup membuat betah mendengar pengalaman menarik orang-orang keren  bahkan ada pendaki belia juga yang sudah berhasil menaklukan Leuser benar-benar banyak kejutan mendengar cerita tersebut hingga tiba-tiba kami suruh kumpul…

Wisata alami Rainforest Lodges Kedah, melihat visual leuser secara langsungKami kembali berkumpul dengan kondisi untuk dokumentasi bersama, sebuah baliho sudah tersedia yang menjadi saksi dokumentasi hari itu. Tak lupa video short umum meramaikan bahan konten, hingga tiba-tiba pengumuman persiapan untuk pulang tersisa 5 menit lagi jadi yang ingin lanjut photo diberi waktu 5 menit sebelum balik. Tentunya moment itu membuat kami tiba-tiba jadi krasa krusuk lagi seperti pagi Hari Raya. Tiba-tiba semua berpose lagi dengan kamera beberapa bahkan kini mulai minta tolong bahu-membahu medokumentasikan kameranya, akhirnya moment inilah saya beranikan diri untuk minta tolong posisi risti yang sedang melirik hp seperti kenyang dokumentasi, hal ini membuat saya melirik dia sebagai penyelamat konten saya, (Selain karena gk lagi cekrek juga faktor photo Instagram dia yang paling kece bahkan dengan pose candid) Saya akhirnya memberanikan diri untuk minta di photoin di sebuan baliho mini yang menunjukan rute leuser berlagak seakan akan melakukan pendakian wkwk, tapi seperti cerita awal, saya tidak pintar dalam berpose. Akhirnya saya minta bantuan ke risty, dan benar sekali  dua photo saja sudah cukup karena memang tangannya tidak gagal untuk mengarahkan. Akhirnya saya mendapatkan satu photo untuk Ganti pp baru hoho ( karena photo pertama mata ketutup). Tapi ternyata hal ini juga membuat risty juga tertarik, kali ini ia meminta bantuan saya untuk mengambil gambarnya dan  berbeda dengan saya sekalipun ia masuk dalam kategori candid namun saya tidak tercipta dengan kemampuan yang pintar mengambil gambar, hal ini membuat saya harus mengambil gambar berulang kali karena ia tidak puas dengan hasil potret saya yang dibawah standar wkwkw. Dalam hati saya berguman demi membayar satu photo bagus dari tangannya.. kini saya  harus memotret belasan photo sesuai keinginannya. Kalau kata orang ”Tidak ada makan siang gratis yakk”  

 #leuser #rainforest #rainforestlodges #kedah #gayo #gunungleuser #wisataalami 

  

 

No comments:

Post a Comment