Tiang
Listrik dan puluhan jembatan rusak totak, longsor rumah tertimbun begitu parah,
jarak dan sekat tanah hilang membuat aceh dan skitaran yang menjadi Kawasan lezat untuk disantap mafia tanah, semua kini dimulai dari nol. Desember
Kembali menjadi troma untuk aceh sekalipun bukan semua Kawasan yang menjadi
target amukan alam namun bikin seluruh
aceh jadi kewalahan. Pemadaman lampu yang tak disangka membuat seluruh aceh
kacau Listrik hilang sinyalpun hilang untuk semua provider layanan, kasuus ini
mempersulit kondisi untuk mencari hp memang benar doble kill setelah puasa
Listrik hampir dua hari kini mendapat berita buruk lagi di kondisi begini. Dua
hari setres gk hidup lampu bertambah stress berita baru.
“Besok coba cari kalau gk dapat urus aktivasi kartu dulu biar gk di salah gunain orang kalau kedapatan dan di pasang no di Whatsap baru” segala kemungkinan baru bermunculan memang hp ada password tapi semisal kartu di ambil di pasang di hp lain dan download whatsap untuk ngaku jadi dia tentunya bisa bahaya. “ia menganguk lesu” Akhirnya di jam yang mengusung hampir pagi dengan segala kecemasan saya meyuruhnya tidur agar pagi yang sebentar lagi bisa berangkat memperbaiki apa yang bisa diselematkan sekiranya tak berjodoh dengan hpnya lagi.
Pagi disambut dengan segala ocehan riuh, air mulai menipis dua hari tak hidup lampu dengan debit air satu keramik lagi tentu tak cukup dengan anggota 6 orang. “Sepertinya kita harus tayamun jangankan untuk mandi, wudhu saja sekarang tak bisa lagi,” setelah dua harinya ada system pemadaman lampu bergilir untuk menyesuaikan kondisi Listrik, kini pemadaman Listrik tak lagi beraturan, ada Kawasan yang hidup sehari, dua hari sekali bahkan 4 kali sehari. Benar-benar gedubrak, air yang ditampung untuk kepuerluan di kamar mandipun telah melarat. Kini air murni untuk pipis kalaupun mules harus kabur ke toilet di masjid kampung yang ada genset. Sumur saat ini mejadi privilege layaknya lilin yan langka diburu semua orang.
Akhirnya
bermodalkan cuci muka dan lap kami berangkat di pagi terang, suasana jalan
terlihat sama dipenuhi orang berlalu Lalang, namun ada hal yang diluar prediksi
“pon bensin terlihat dibanjiri motor benar-benar antrian ratusan meter bahkan
kala melewati beberapa ruko terlihat bensin enceran dengan harga baru saking
terlihat langkanya bensin kali ini, warkoppun terlihat meriah di pagi hari yang
normalnya kaya akan muda mudi di sore hari, penampakan puluhan stock kontak
bertingkat membersamahi yang menperjelas semua mencari tempat charger hp dan
barang elektrik lainnya. Penapakan orang
membawa jergen mini dan tabung gas jadi familiar saking langkanya stock
tersebut kali ini. Tentunya orang-orang yang menimbun dengan memanfaatkan
moment ini juga berserakan. Kebutuhakn
sembako pun jadi langka dan dikerjain harganya. Benar-benar ingin mengumpat,
tapi terlalu tak bersyukur jikalau dibandingkan dengan daerah yang korban
bencana banjir bandang langsung yang ternyata hilang rumah dan keluarga ,
bahkan ada beberapa teman yang terisolir dan harus memanfaakan helicopter jikalau mau mengantar bantuan, beberapa daerah bahkan harus berjalan puluhan km dulu untuk
bisa di deteksi. Belum lagi daerah yang menjadi Kawasan banjir Adalah daerah
dengan iklim dingin yang bisa menjacapai 14 drajat, tak punya rumah, makanan
bahkan stock di kondisi banjir dan kedinginan yang dikelilingin suhu dan
longsor yang masih segar bentukannya. Beberapa desa bahkan hilang, jangan
tanyakan bagaiaman warganya.
Kasus
ini benar membuat saya untuk menahan diri untuk tidak menguntuk banyak orang
dipemerintahan terkhusus PLN yang storinya kini selalu tentang proses melewati
timbunan runtuhan dan tanah berlapis tebal, tapi untuk pemerintah rasanya ingin
ku maki melihat statusnya yang seakan enteng remeh merespon menjadi diaceh
dan sekitarnya “bencana ini hanya mencekam di mendia saja” padahal panampakan
sudah diluar kendali layaknya tsunami 2004, memang secara korban tidak seperti
itu tapi efeknya benar-benar bruta rumah hilang, atau opsi lain di telan tanah hilang merayap. Tsunami kayu meratakan banyak tempat tanpa memberi ampun seakan
mengutuk daerah setempat. Bebar-benar bikin bulu berkedik merinding.
Target pertama
kami Adalah berkeliling disekitaran Kawasan yang dilintas kemarin dengan semi
pasrah berharap ada keajaiban jatuh di got atau disemak-semak. Ia melihat
dengan berkendaraan pelan dengan cemas, sesekali pandangan saya juga mencuri pandang
kala bertemu warkop atau tempat yang menjadi magnet mata yang dilewati, bukan
saja warkop tapi bengkel pun kini jadi lapak ramai untuk orang memperbaiki genset,
jalanan hiruk piruk terlihat sangat aktif dengan motor dan tentengan yang
berbeda, mulai dari gas, bensin dan bergenre di waktu bersamaan.
“Sepertinya
tidak ada harapan” katanya lesu kami memutar Haluan langsung ke pusat kota “yasudah
langsung ke grapari perbaiki kartu dulu, kataku“ Apa gk ke bank dulu tarik uang, setengah
diskusi dan kekhawatirin masih terlihat walau ada password dan login dobel di
wajahknya, akhrinya saya mengangguk memastikan ketidak nyamanannya hilang
perlahan. Namun tololnya si anak telah jatuh atm menahun tanpa diperbaiki,
akhirnya pihak bank meminta urus surat kehilangan di kepolisian dulu, wajahnya kecewa dan juga mengurus itu bakal
ribet lagi. Akhirnya kami cari tempat lain dan berharap bisa tanpa urus
bermodalkan buku atm. “Sudah ku bilang jangan sebut hilang atm, bilang saja ketinggalan
tadi gk sadar waktu ambil buku bank.” Tapikan nanti ditanya kenapa gk ambil
lewat atm tapi sudah siaga buku bank “jawab saja antri banyak atau beberapa
tempat atm error karena mati lampu masal di Aceh. Lihat saja dilapangan begitu
kan dan kita juga gk nipu ambil uang sendiri tapi kenapa setakut itu. ? ocehku
kesal. Ia selalu lugu tidak bisa dilepas sendiri walau umur diatas 20. Akhirnya
tempat ketiga aku mendekte banyak hal agar tidak berburu bank lain lagi.
Tempat
Ketiga ini hampir saja tidak berhasil, sekali lagi saya mengumpat “bodoh buka dulu jaket dan topinya” ia hampir saja masuk ke bank tanpa membuka
jaket hitam dan topi, terlihat seperti serial killer di neflix plus celana
hitam dan Sepatu sport seakan mode siaga lari jika ketahuan, benar-benar
seperti penjahat di drama korea. Syukurnya kali ini berhasil ia keluar dengan
uangnya walau sebenarnya pihak satpam juga terlihat seperti magang karena
ternyata tidak ada pertanyaan yang mencurigain sedikitpun kala ia berkata mau
narik uang lewat buku atm. Mungkin ia juga memaklumi karena atm padat dan antri
gila-gilaan dalam seminggu semejak musibah banjir ini.
Setelah setengah
Terik matahari tepat di atas kepala, kami melanjutkan perjalanan ke
grapari, dan berharap bisa mengaktivasi sekaligus mematikan no yang di hp hilang
tersebut. Kondisi kali ini terlihat sulit ternyata no ini pun saya tak tahu,
ternyata selama ini kartu utama yg digunakan di whatsapp Adalah Three sedangkan posisi As yang ingin di
aktivasi, masalah Kembali muncul kala pihak layanan mengajukan pertanyaan untuk
mengkonfirmasi kepemilikan. Salah satunya ialah no yang dihubungi dalam 3 bulan
minimal 3 orang diluar aplikasi whatsp. Saya dan sekeluarga tak menahu no ini
alhasil jawaban ini salah, dan untuk pertanyaan Lokasi terakhir pemakaian kartu
on juga salah entah karena sinyal atau karena sudah di ambil orang. Cuma satu
pertanyaan bisa di jawab, akhirnya dianggap gagal mengverivikasi kepemilikan.
Setengah mengutuk saya menceramahinya. Lagian kenapa pulak ada dua kartu gk
dikasih tahu, opsinya harus ikhlaskan kartu tersebut jadinya.
Setelah gagal mengverivikasi kartu as akhirnya saya ke opsi ke dua pada kartu three. Namun masih dalam kutukan. Kali ini ia di kutuk dengan kartu ktp yang tidak terbaca sehingga harus perbaiki ktp baru. Akhirya karena kelelahan perjalanan hari ini berhenti setengalah lapar kami mencari makan yang ternyata nasi padang makanan seribu mahasiswa tidak dibuka “ini adalah salah satu makanan yang bikin kenyang dengan kantong aman, karena tidak buka saya berburu nasi padang Kawasan lain sambil meningalkan si bontot di jembatan tempat orang berburu sinyal, konon tempat ini menjadi destinasi baru untuk orang tua muda mencari sinyal, kerumanan terbelah lagi kini, selain ditempat ada genset, bensin dan gas, juga tempat ada sinyal.
![]() |
| penampakan orang berburu sinyal di jembatan |
Perjalanan berlanjut
lagi tapi di hari selanjutnya. Dari mengurus kartu hp berpindah mengurus ktp, kini
kiblat kami ke uptd. Perjalanan terlihat buru buru mengajar waktu dan sesampai
disana pintu tertutup dengan selembaran kerta putih menempel dipintu “Mati
lampu” soalnya masih menjalar di hari ke dua, entah dosa apa yg dia perbuat. kami berburu tempat yang lebih jauh berharap ada updt regional daerah yang menggunakan
genset. Dan ya kami menemukan tapi berserak orang dalam atrian.
Akhirnya kami dapat ktp dan kartu three nya
lagi, sepertinya konsep satu hari Cuma boleh penyelesaian satu masalah entah hari
pertama amankan uang dulu, dan hari kedua amankan kartu dulu. Lega sekilas akhirnya
kami bisa beristirahat sejenak dengan berburu warkop, namun apes lagi karena lupa
membawa stock kontak kami harus mengelilingi beberapa tempat untuk menemukan Kawasan
yang tidak membludak plus tersedia stock kontak di setiap tempat. Sembari berkeliling
pun saya mencoba whatsp dirumah berharap dapat sinyal untuk memastikan apakah
dirumah sudah hidup lampu. Sekarang jadwal berkutat lebih parah yang mula jadwal
pemadaman dua hari sekali sekrang bisa tiga atau empat kali sehari hari hidup, bagaiaman cara menimbun air berapa stock emmber yg harus dibeli lagi.?
Kamipun menemukan
warkop sepi sebelum masukpun kami memastikan ada wifi dan stock kontak,
syukurlah aman terkendali, makan siang kami berlanjut jam ngopi ngewifi dan sesuai dugaan list ceklish tak berubah
juga jadi dua kala whatsp kerumah. memang tidak ada harapan, warkop dalam
bebrapa hari ini menjadi pelarian kami bahkan sampai jam 10 pun stay disini
dengan seperangkat alat chas, hp, lampu dan pretelannya. Kapan kami pulang di
warkop Adalah fase Dimana encok dan ngantuk meneror fisik di waktu yang
bersamaan sembari memastikan sudah tak mules dan segala hajiat kekamar mandi sudah tuntas sebelum sampai dirumah utk persiapan tidur.
Betapa tromanya desember ini, bukan sekedar kesulitan mandi berak dan penerangan, tapi makan dan keluar rumahpun jadi kesulitan karena bensin dan gas langka, cas batrai harus cari warkop, hilang hp gk bisa dilacak karena sinyal hilang, ngungsi kerumah teman kala pemadaman sampai 4 hari stock air benar-benar melarat familiar dengan penampakan orang print, setrika, sampai blender di warkop. Benar-benar harapan dan penyelemat kala desembar 2025 ini ialah warkop yang menggunakan genset atau masjid, apesnya lagi beberapa instansi pemerintahan pun jadi seret dana untuk beli genset. apalagi rakyat biasa...
#bencana #banjirsumatra #banjiraceh #tsunamikayu #bencananasional





No comments:
Post a Comment