Sunday, 21 December 2025

Begini cerita. Troma Aceh gelap efek bencana Banjir.



Suara Langkah kaki terdengar lebih lembut kala ini, tapak kaki seakan hilang tenaga untuk melangkah dalam iringan waktu jam 4 pagi. “Kak sudah tidur?”, terdengar suaranya dibalik pintu kamar, dari suaranya terlihat lesu, seakan baru di phk dikarir barunya yang baru dimulai kurang dari sebulan. Dalam gelapnya malam yang tak diterang sedikitpun obor saya menjawab, “belum kenapa” firasat memang sudah kacau dari awal kala ia jam satu tak pulang. “Aku jatuh hp sudah keliling banda tapi gk ketemu juga”. Kudengar suara lelahnya sangat pasrah “sudah coba hp?” langsung kubuka pintu, sembari meraba kunci. Aku bertanya waswawas menyadari benar firasatku kali ini. “Gk dapat sinyal hp diluar servis area, ia langsung memberikan power banknya yang tak berarti lagi untuk saya carger hp saya yang sudah mati dari tadi siang, “entah diambil orang atau memang karena gk ada sinyal mati lampu”. Setengah lesu ia terduduk, Opsi Cuma dua spekulasi bermunculan karena jatuhnya di jam rawan yaitu jam 12 dengan posisi padam lampu sehingga kehilangan sinyal jadi susah di track pakai aplikasi find me bawaan hpnya. Memang petaka kali ini juga bervariasi selain bencana banjir yang benar datang dengan tsunami kayu yang membuat Kawasan aceh rusak layaknya tsunami 2004.
 

            Tiang Listrik dan puluhan jembatan rusak totak, longsor rumah tertimbun begitu parah, jarak dan sekat tanah hilang membuat aceh dan skitaran yang menjadi Kawasan lezat untuk disantap mafia tanah, semua kini dimulai dari nol. Desember Kembali menjadi troma untuk aceh sekalipun bukan semua Kawasan yang menjadi target amukan alam  namun bikin seluruh aceh jadi kewalahan. Pemadaman lampu yang tak disangka membuat seluruh aceh kacau Listrik hilang sinyalpun hilang untuk semua provider layanan, kasuus ini mempersulit kondisi untuk mencari hp memang benar doble kill setelah puasa Listrik hampir dua hari kini mendapat berita buruk lagi di kondisi begini. Dua hari setres gk hidup lampu bertambah stress berita baru.

            “Besok coba cari kalau gk dapat urus aktivasi kartu dulu biar gk di salah gunain orang kalau kedapatan dan di pasang no di Whatsap baru” segala kemungkinan baru bermunculan memang hp ada password tapi semisal kartu di ambil di pasang di hp lain dan download whatsap  untuk ngaku jadi dia tentunya bisa bahaya. “ia menganguk lesu” Akhirnya di jam yang mengusung hampir pagi dengan segala kecemasan saya meyuruhnya tidur agar pagi yang sebentar lagi bisa berangkat memperbaiki apa yang bisa diselematkan sekiranya tak berjodoh dengan hpnya lagi.


         Pagi disambut dengan segala ocehan riuh, air mulai menipis dua hari tak hidup lampu dengan debit air satu keramik lagi tentu tak cukup dengan anggota 6 orang. “Sepertinya kita harus tayamun jangankan untuk mandi, wudhu saja sekarang tak bisa lagi,” setelah dua harinya ada system pemadaman lampu bergilir untuk menyesuaikan kondisi Listrik, kini pemadaman Listrik tak lagi beraturan, ada Kawasan yang hidup sehari, dua hari sekali bahkan 4 kali sehari. Benar-benar gedubrak, air yang ditampung untuk kepuerluan di kamar mandipun telah melarat. Kini air murni untuk pipis kalaupun mules harus kabur ke toilet di masjid kampung yang ada genset. Sumur saat ini mejadi privilege layaknya lilin yan langka diburu semua orang.

            Akhirnya bermodalkan cuci muka dan lap kami berangkat di pagi terang, suasana jalan terlihat sama dipenuhi orang berlalu Lalang, namun ada hal yang diluar prediksi “pon bensin terlihat dibanjiri motor benar-benar antrian ratusan meter bahkan kala melewati beberapa ruko terlihat bensin enceran dengan harga baru saking terlihat langkanya bensin kali ini, warkoppun terlihat meriah di pagi hari yang normalnya kaya akan muda mudi di sore hari, penampakan puluhan stock kontak bertingkat membersamahi yang menperjelas semua mencari tempat charger hp dan barang elektrik lainnya.  Penapakan orang membawa jergen mini dan tabung gas jadi familiar saking langkanya stock tersebut kali ini. Tentunya orang-orang yang menimbun dengan memanfaatkan moment ini juga berserakan.  Kebutuhakn sembako pun jadi langka dan dikerjain harganya. Benar-benar ingin mengumpat, tapi terlalu tak bersyukur jikalau dibandingkan dengan daerah yang korban bencana banjir bandang langsung yang ternyata hilang rumah dan keluarga , bahkan ada beberapa teman yang terisolir dan harus memanfaakan helicopter jikalau mau mengantar bantuan, beberapa daerah bahkan harus berjalan puluhan km dulu untuk bisa di deteksi. Belum lagi daerah yang menjadi Kawasan banjir Adalah daerah dengan iklim dingin yang bisa menjacapai 14 drajat, tak punya rumah, makanan bahkan stock di kondisi banjir dan kedinginan yang dikelilingin suhu dan longsor yang masih segar bentukannya. Beberapa desa bahkan hilang, jangan tanyakan bagaiaman warganya.

            Kasus ini benar membuat saya untuk menahan diri untuk tidak menguntuk banyak orang dipemerintahan terkhusus PLN yang storinya kini selalu tentang proses melewati timbunan runtuhan dan tanah berlapis tebal, tapi untuk pemerintah rasanya ingin ku maki melihat statusnya yang seakan enteng remeh merespon menjadi diaceh dan sekitarnya “bencana ini hanya mencekam di mendia saja” padahal panampakan sudah diluar kendali layaknya tsunami 2004, memang secara korban tidak seperti itu tapi efeknya benar-benar bruta rumah hilang, atau opsi lain di telan tanah hilang merayap. Tsunami kayu meratakan banyak tempat tanpa memberi ampun seakan mengutuk daerah setempat. Bebar-benar bikin bulu berkedik merinding.  

Target pertama kami Adalah berkeliling disekitaran Kawasan yang dilintas kemarin dengan semi pasrah berharap ada keajaiban jatuh di got atau disemak-semak. Ia melihat dengan berkendaraan pelan dengan cemas, sesekali pandangan saya juga mencuri pandang kala bertemu warkop atau tempat yang menjadi magnet mata yang dilewati, bukan saja warkop tapi bengkel pun kini jadi lapak ramai untuk orang memperbaiki genset, jalanan hiruk piruk terlihat sangat aktif dengan motor dan tentengan yang berbeda, mulai dari gas, bensin dan bergenre di waktu bersamaan.

“Sepertinya tidak ada harapan” katanya lesu kami memutar Haluan langsung ke pusat kota “yasudah langsung ke grapari perbaiki kartu dulu,  kataku“ Apa gk ke bank dulu tarik uang, setengah diskusi dan kekhawatirin masih terlihat walau ada password dan login dobel di wajahknya, akhrinya saya mengangguk memastikan ketidak nyamanannya hilang perlahan. Namun tololnya si anak telah jatuh atm menahun tanpa diperbaiki, akhirnya pihak bank meminta urus surat kehilangan di kepolisian dulu,  wajahnya kecewa dan juga mengurus itu bakal ribet lagi. Akhirnya kami cari tempat lain dan berharap bisa tanpa urus bermodalkan buku atm. “Sudah ku bilang jangan sebut hilang atm, bilang saja ketinggalan tadi gk sadar waktu ambil buku bank.” Tapikan nanti ditanya kenapa gk ambil lewat atm tapi sudah siaga buku bank “jawab saja antri banyak atau beberapa tempat atm error karena mati lampu masal di Aceh. Lihat saja dilapangan begitu kan dan kita juga gk nipu ambil uang sendiri tapi kenapa setakut itu. ? ocehku kesal. Ia selalu lugu tidak bisa dilepas sendiri walau umur diatas 20. Akhirnya tempat ketiga aku mendekte banyak hal agar tidak berburu bank lain lagi.

Tempat Ketiga ini hampir saja tidak berhasil, sekali lagi saya mengumpat  “bodoh buka dulu jaket dan topinya”  ia hampir saja masuk ke bank tanpa membuka jaket hitam dan topi, terlihat seperti serial killer di neflix plus celana hitam dan Sepatu sport seakan mode siaga lari jika ketahuan, benar-benar seperti penjahat di drama korea. Syukurnya kali ini berhasil ia keluar dengan uangnya walau sebenarnya pihak satpam juga terlihat seperti magang karena ternyata tidak ada pertanyaan yang mencurigain sedikitpun kala ia berkata mau narik uang lewat buku atm. Mungkin ia juga memaklumi karena atm padat dan antri gila-gilaan dalam seminggu semejak musibah banjir ini.

Setelah setengah Terik matahari tepat di atas kepala, kami melanjutkan perjalanan ke grapari, dan berharap bisa mengaktivasi sekaligus mematikan no yang di hp hilang tersebut. Kondisi kali ini terlihat sulit ternyata no ini pun saya tak tahu, ternyata selama ini kartu utama yg digunakan di whatsapp Adalah Three sedangkan posisi As yang ingin di aktivasi, masalah Kembali muncul kala pihak layanan mengajukan pertanyaan untuk mengkonfirmasi kepemilikan. Salah satunya ialah no yang dihubungi dalam 3 bulan minimal 3 orang diluar aplikasi whatsp. Saya dan sekeluarga tak menahu no ini alhasil jawaban ini salah, dan untuk pertanyaan Lokasi terakhir pemakaian kartu on juga salah entah karena sinyal atau karena sudah di ambil orang. Cuma satu pertanyaan bisa di jawab, akhirnya dianggap gagal mengverivikasi kepemilikan. Setengah mengutuk saya menceramahinya. Lagian kenapa pulak ada dua kartu gk dikasih tahu, opsinya harus ikhlaskan kartu tersebut jadinya.  

Setelah gagal mengverivikasi kartu as akhirnya saya ke opsi ke dua pada kartu three. Namun masih dalam kutukan. Kali ini ia di kutuk dengan kartu ktp yang tidak terbaca sehingga harus perbaiki ktp baru. Akhirya karena kelelahan perjalanan hari ini berhenti setengalah lapar kami mencari makan yang ternyata nasi padang makanan seribu mahasiswa tidak dibuka “ini adalah salah satu makanan yang bikin kenyang dengan kantong aman, karena tidak buka saya berburu nasi padang Kawasan lain sambil meningalkan si bontot di jembatan tempat orang berburu sinyal, konon tempat ini menjadi destinasi baru untuk orang tua muda mencari sinyal, kerumanan terbelah lagi kini, selain ditempat ada genset, bensin dan gas, juga tempat ada sinyal.

Kerumunan orang mencari sinyal kalau mati lampu
penampakan orang berburu sinyal di jembatan

Perjalanan berlanjut lagi tapi di hari selanjutnya. Dari mengurus kartu hp berpindah mengurus ktp, kini kiblat kami ke uptd. Perjalanan terlihat buru buru mengajar waktu dan sesampai disana pintu tertutup dengan selembaran kerta putih menempel dipintu “Mati lampu” soalnya masih menjalar di hari ke dua, entah dosa apa yg dia perbuat. kami berburu tempat yang lebih jauh berharap ada updt regional daerah yang menggunakan genset. Dan ya kami menemukan tapi berserak orang dalam atrian.  

 Akhirnya kami dapat ktp dan kartu three nya lagi, sepertinya konsep satu hari Cuma boleh penyelesaian satu masalah entah hari pertama amankan uang dulu, dan hari kedua amankan kartu dulu. Lega sekilas akhirnya kami bisa beristirahat sejenak dengan berburu warkop, namun apes lagi karena lupa membawa stock kontak kami harus mengelilingi beberapa tempat untuk menemukan Kawasan yang tidak membludak plus tersedia stock kontak di setiap tempat. Sembari berkeliling pun saya mencoba whatsp dirumah berharap dapat sinyal untuk memastikan apakah dirumah sudah hidup lampu. Sekarang jadwal berkutat lebih parah yang mula jadwal pemadaman dua hari sekali sekrang bisa tiga atau empat kali sehari hari hidup, bagaiaman cara menimbun air berapa stock emmber yg harus dibeli lagi.? 

Kamipun menemukan warkop sepi sebelum masukpun kami memastikan ada wifi dan stock kontak, syukurlah aman terkendali, makan siang kami berlanjut jam ngopi ngewifi  dan sesuai dugaan list ceklish tak berubah juga jadi dua kala whatsp kerumah. memang tidak ada harapan, warkop dalam bebrapa hari ini menjadi pelarian kami bahkan sampai jam 10 pun stay disini dengan seperangkat alat chas, hp, lampu dan pretelannya. Kapan kami pulang di warkop Adalah fase Dimana encok dan ngantuk meneror fisik di waktu yang bersamaan sembari memastikan sudah tak mules dan segala hajiat kekamar mandi sudah tuntas sebelum sampai dirumah utk persiapan tidur. 

Betapa tromanya desember ini, bukan sekedar kesulitan mandi berak dan penerangan, tapi makan dan keluar rumahpun jadi kesulitan karena bensin dan gas langka, cas batrai harus cari warkop, hilang hp gk bisa dilacak karena sinyal hilang, ngungsi kerumah teman kala pemadaman sampai 4 hari stock air benar-benar melarat familiar dengan penampakan orang print, setrika, sampai blender di warkop. Benar-benar harapan dan penyelemat kala desembar 2025 ini ialah warkop yang menggunakan genset atau masjid,  apesnya lagi beberapa instansi pemerintahan pun jadi seret dana untuk beli genset. apalagi rakyat biasa... 

  #bencana #banjirsumatra #banjiraceh #tsunamikayu #bencananasional

No comments:

Post a Comment