Mengintip Masjid Tuha Indrapuri, saksi peralihan Hindu ke Islam di sini


Saya masih teringat ketika pertama kali mengetahui masjid ini kala Mtsn. Ada teman-teman saya yang mengatakan sebuah kuburan naga tepat di belakang masjid ini yang masih berada dalam kawasan masjid, dan saya langsung mendatangi tempat yang dimaksud dan menemukan gundukan tak rata di belakang masjid yang cukup besar setengah takjub saya menceritakannya ke orang dirumah, kalau diingat -ingat sampai sekarang masih menjadi misteri perihal siapa yang pertama kali menyebarkan isu ini wkwkkw. 

Lokasi gundukan yang sempat dirumorkan kuburan naga.
Masjid tua indrapuri ini merupakan salah satu bagian dari cagar budaya yang berada di kawasan desa pasar tuha indrapuri, Aceh besar. Tempat ini menjadi saksi bisu peradaban yang panjang di kawasan Indrapuri dan sekitarnya, belum lagi beritanya ia merupakan salah satu bagian dari sisa dari Candi pada abad ke-12 yang beralih fungsi menjadi masjid. Uniknya lagi tempat ini juga menjadi salah satu saksi bisu tempat penobatan Sultan Muhammad Daud Syah pada tahun 1878 dan saya baru mengetahuinya sekarang. Hehe
    Kesempatan saya mampir kesini kala menunggu kebab selesai dibuat menjadikan saya nostalgia akan 10 tahun lalu ketika masih berstatus siswa Mtsn. Masjid ini menjadi salah satu tempat kunjungan rutin kala dulu karena sekolah kami belum punya masjid atau mushola sendiri. Dengan jarak tempuh 150 M menyeberangi jalan, saya selalu mampir ke toko sebelum shalat hmm kalau diingat terlalu tua namun tempat ini tidak banyak mengalami perubahan hingga kini. Masih antik dan unik dalam pandangan saya. ini membuat saya ingin menelusurinya lebih dalam lagi.
    Tempat ini mempunyai pondasi yang masih sangat terawat baik, beberapa orang bahkan mengatakan proses pembuatan tempat ini menggunakan kerak telur yang dicampur pasir untuk memperkokoh. Saya tidak tahu kerak telor atau kuning telur, yang pasti dulu saya hanya memikirkan berapa banyak telur yang dihabiskan untuk membangun bangunan ini melihat bentuknya yang memang langka kalau itu benar. Sampai sekarang tempat ini tidak ada banyak polesan baru kecuali di luar pagar yang cukup indah di tata hari ini dengan taman hijau yang rimbun, dulunya taman ini menjadi destinasi kami melepas sepatu ketika akan menyelenggarakan shalat zuhur yang mana ketika azan tiba murid sd dan juga mtsn secara bersamaan berkumpul. Ini membuat masjid ini selalu penuh kala zuhur sehingga para siswa mencari spot meletakan sepatu di berbagai tempat, tidak hanya pada kondisi membuka sepatu, tapi juga kala shafnya sampai ke belakang karena didominasi para siswa SD dan mtsn.
Lokasi luar pagar utama masjid yang dulunya menjadi spot tempat siswa menaruh sepatu. 
    Sebelum menjadi masjid, beritanya kawasan ini menjadi salah satu bagian dari kerajaan hindu yg bernama Indrapura yang mana lokasinya sampai ke kawasan benteng Indra Patra kawasan ujong batee. Tak heran jika tampilan masjid ini masih mempertahankan arsitek kuno dengan kayu-kayu tua yang mempunyai 36 batang tiang kayu dan pondasi benteng yang masih berdiri kokoh dengan luas sampai 33 meter kubik uniknya sistem bangunannya tidak dipaku melainkan di kait dengan cara di pasak. Lokasinya juga berdekatan dengan sungai sehingga dulunya era kesultanan ini menjadi jalur perdagangan yang menjadi salah satu kawasan jalur rempah beritanya. lagi-lagi saya baru mengetahuinya ketika menulis artikel ini hehe.

Lokasi wudhu dulu disini kala saya Mtsn ini jadi tempat cuci kaki.

    Menjadi kawasan cagar budaya membuat tempat ini cukup menarik karena selain sebagai tempat wisata religi juga menjadi sarana edukasi sejarah hingga budaya karena dari sini sisa peninggalan pra islam yang telah mengalami akulturasi perombakan menjadi masjid. ini bisa dilihat dari bentuk atapnya yang masih mempertahankan sistem lalu atau tradisional tempo dulu yaitu atap bertingkat. Kata indra saja sudah sangat identik dengan agama hindu dan budha sehingga kawasan ini banyak juga ditemukan makam kuno peninggalan agama hindu atau budha. pastinya proses pemindahan ini tidak mengalami konflik karena kondisi kedatangan islam dalam keadaan damai. yaitu melalui perdagangani hingga perkawinan.


#wisatareligi #wisatasejarah #jalurrempah #cagarbudaya



         










   







No comments:

Post a Comment