Sebenarnya saya niat kesini cuma berdua dengan mei satu hari pulang pergi, namun berakhir satu regu dengan alumni kampus dulu. Bisa disebut diluar prediksi bisa mencocokkan waktu dengan squad kpi yang jam kosongnya sudah berbeda-beda sekarang, syukurnya ada tanggal cantik yang libur bertepatan hari jumat, jadi bisa libur 3 hari berlanjutan bahkan teman saya yang kerja diluar daerahpun bisa ikutan. Target saya ini terbilang cukup awal untuk persiapan jadi jadwalnya bisa pas. Terlihat Hoki sepertinya kali ini, akhrinya berkumpulan kami 5 yang ternyata menjadi 6 kala salah satu teman kami mengajak teman dekatnya juga ikut trip dadakan ini.
H-1 sebelum berangkat saya sudah siaga karena yang paling jauh dari pelabuhan. Mengejar kapal jam 8 pagi membuat saya harus memprediksi sebaik mungkin karena tidak ingin ketinggalan kapal seperti 10 tahun yang lalu dan berakhir sendiri. lucunya setelah prediksi, hari H saya balapan dengan waktu sambil overthinking dimana harus sampai 7:30 ke lokasi. Pikiran saya berputar dengan kata itu itu saja "sudah telat belum" saya memacu kecepatan tanpa berani lagi melirik ke arah jam tangan, belum lagi ternyata pagi juga jalanan tumpah ruah dengan para mahasiswa dan siswa yang tak libur. Benar-benar bikin spot jantung namun Siapa sangka, Akhirnya saya tiba dengan mei dan akmal teman saya yang sudah menunggu dipintu masuk pelabuhan dan e toll baru yang dibeli (syukurnya tidak telat ) namun diluar prediksi karena terakhir saya kesini tidak pakai e toll alias cukup bayar parkir 2000 saja, akhirnya saya harus meronggoh kantong lagi untuk e toll yang di beli teman. kini pengeluaran diluar target, akhirnya target pulang pergi kepulau seberang 200 sudah gagal. syukurnya tiket berangkat sudah beli online jadi aman satu sisi.
Akhirnya kami berangkat dengan perangkat helm yang masih memahkotai kepala, memasuki kapal yang sangat berdesakan membuat saya dan mei jadi mageran membuka helm, Kami tidak bawa motor karena posisi kota ini yang cukup menanjak turun naik membuat ragu-ragu apakah motor jompo ini bisa naik dan tak mogok untuk diajak jelajah kota yang kaya penampakan laut tersebut. Pilihan kami tepat. melihat manusia memenuhi kapal ini sudah cukup membuatkami pusing, entah bagiamana jikalau harus mengkhawatirkan kondisi motor lagi.
Kamipun naik ke tingkat atas, orang berlalu lalang keluar masuk memenuhi tangga kecil penghubung lantai bawah dan atas, bau mesin mengintari lantai bawah yang bikin tempat sudah sesak dan semakin puyeng, naik ke lantai ataspun juga tak berbuah hoki, tidak ada tempat duduk bahkan untuk berdiri menepi tergangu untuk orang berlalu lalang tiba tiba akmal berkata "sudah kubilang ambil vip saja dari awal" kata-kata itu terdengar sama saperti "kan" yang biasa familiar di ibu-ibu. hufh jadi kepikiran sampai kesana kami malah duluan kecapean karena berdiri 1 jam stengah. Kondisi berdesakan ini ternyata juga menarik perhatian salah satu petugas yang tiba-tiba berteriak, "yasudah masuklah klean ke VIP bikin macet saja orang lewat sini" bak durian runtuh kami yang girang langsung lari niat rebutan kursi kedalam sambil cekikikan berjalan tepat dibelakang petugas itu, banyak orang yang belum sadar ternyata membuat kami terlihat leluasa. kondisi girang membuat bapak itu mengombel lagi jangan ribut kenak saya nanti. sambil menganguk kami diam sembari meluncur mencari posisi kursi yang bakalan kami pinang. Namun sejujurnya ruang VIP diluar eskpetasi saya. penampakan ruangnya yang dipenuhi stella yang mengeliling ruangnya tersebut malah membuat saya troma duluan entah ide kreatif siapa yang memborong stellah untuk ruang vip vibenya lebih mirip naik angkutan kini duh. kursi-kursi yang cukup berjarak mungkin menjadi ciri khas untuk bisa meluruskan kaki alih-alih yang regular biasa kaki harus dilipat. jendela yang langsung menghadap laut mungkin salah satu keunggulan, namun saya masih tidak terima dengan stellanya yang berjumlah selusin serasa ini terlihat hukuman alih-alih bagian dari VIP. saya mencari posisi dengan jendela untuk mencari view yang lain. namun karena posisi di samping pintu jadi tak nyaman karena orang berlalu lalang keluar masuk. akhirnya tidak ada yang bernar-benar hoki atau saya kurang bersyukur saja kali ini. (memang gak tahu diri wanita satu ini)
Akhirnya kami tiba ke kota destinasi ungulan laut ini, sambutan hangat dengan penampakan pelabuhan terlihat berbeda sangat dengan era backpackeran saya dulu. orang terlihat makin bertambah, bangunan lebih besar. seketika kami langsung keluar mencari motor yang telah kami sewa sebelum sampai disini. Kami sempat berdoa semoga ketemu motor hoki yang masih ada bensin sisa pengemudi sebelumnya (ngarep). namun kartu as kami benar-benar telah habis. ya syukurnya kota in tidak terlalu besar untuk dikelilingin jadi isi bensin secukupnya karena sehari saja pulang pergi.
Ya akhirnya kami berangkat dengan plan beberapa tempat yang sudah kami list sebelumnya, gambaran pertama menuju ke tempat makan karna ternyata tidak ada yang sarapan kecuali saya, namun tempat pelarian yang menjadi list kami tidak buka yang berakhir membuat kami pindah ke tempat makan seberang, inipun makanan yang sudah tersedia sebatas nasi soto saja untuk porsi makan makan yang cukup berat. dekat dekat posisi spot makan kami ada penampakan view yang indah yang membuat kami akhirnya mendokumentasikan photo dimari. dan setelah itu lanjut berburu tempat yang masuk list lagi. Adalah sumur tiga, tempat ini menjadi pelarian yang lumayan bikin otak atik gmaps karena ada kesamaan nama tempat, jalanan menunju kesinipun cukup lumayan dekat namun karena sempat kebingungan kami sampai disini kala siang pas terik, kelebihannya alam terlihat mendukung untuk potret memotret warna bening dan biru lautnya benar-benar memikat mata, namun apes lagi saya tidak bawa kacamatan karena agak kesulitan melihat kala terik yang demikian. Hadeuh akhirnya kebanyakan photo saya dari belakang untuk mengindari photo dengan mata ketutup. kasus ini jadi pr banget untuk saya.
Lanjut setelah kesini kami kembali berburu list tempat yang berupa benteng jepang, atau anoi hitam. wisata kali ini bukan sekedar penampakan alam tapi belajar sejarah sekilas tentang keberadaan jepang di pulau sabang, mengunjungi tempat kali ini membuat kami olahraga sendi dengan menaiki anak tangga yang berjumlah puluhan penampanan tempat ini terlihat berbeda dari ekpetasi saya, ada dua ruang yang saya kira terowongan, batuan gunung rapi seakan terpahat menjadi ciri khas tempat ini. belum lagi penampakan peninggalahan meriam semi jadi yang kini menjadi salah satu alasan orang main kesini. viewnya pun tak kalah saing. sebuah pohon dengan rumput jepang menjadi wadah ngonten saya kali ini untuk take photo, ya kami menghabiskan waktu lama karena lokasi yang adem asri. Tiba-tiba cuaca mendung target kami masih ada namun akhirnya kami cari yang searah saja ke jalan ke kapal lagi karena stengah 4 kami harus sudah di kapal untuk berburu tempat.
Ya tujuan sebelum balik ialah makan sekali lagi, dengan target tempat makan plus tempat yang kaya view cantik buat hemat waktu dan budget, kami akhirnya melabukan pilihan pada Aceh Heritage village, sebuah tempat yang mengadopsi konsep kafe plus penginapan dengan view alamnya yang mempesona, tempat ini terlihat cukup mewah untuk kami yang budget paspasan, pada saat kedatangan kami bahkan ada orang yang sedang prawed. bule duduk melokal disni, tempat parkir padat, penantaan aethetic tapi tidak mengensapingkan ciri khas aceh yang mana rumah adat versi panggung berdiri tegak menyambut kami, ya dari sini kami sudah bisa menebak jikalau tempat populer dan hits untuk diburu para turis. Akhirnya kami berkerumun untuk pantungan lagi agar bisa nyicip dan makan banyak opsi, pizza, kentang, dan beragam snack yang memenuhi beranda kami sebenarnya sebatas alat bisa lihat tempat tersebut. spot dan pelayanannya cukup bagus membuat jadi cukup puas, walau rasa kentangnya sama ajasih dengan tempat tongkrongan warkop di banda aceh. untuk ulasan lengkap temapat bakal di kumpas di artikel lain nanti.
Anyways perjalanan kali ini cukup menyenangkan terlepas cuma sehari dengan target mulanya 6 berakhir jadi 4 karena hujan dan waktu, bayangan saya tidak meleset jauh seklipun target 200 berakhir jadi 300 untuk e toll dan kondisi lain. Syukurnya tempat yang kami datangi free dari tiket masuk bahkan tidak ada tukang parkir disini. benar-benar perjalanan yang seru sebelum sadar ternyata walau sampai disana (pelabuhan) jam yang sesuai target, kami tetap juga tidak keburu dapat kursi dan berakhir duduk tepat di samping kamar mandi disabilitasn dengan posisi lesehan seperti imigran gelap yang terlantung lantang di perahu. agak ngenes penampakan kami. mana ada teman yang ketemu kawan juga lagi. hadeuhh.
#traveling #sabang #aceh #bandaaceh #tourist
sudah lama tidak melihat warna laut yang begitu indah
ReplyDeletenampaknya saya butuh ke laut ini
Kenapa beberapa postingan yang aku lihat, pada main main di pantai. Bikin pengen main ke pantai juga aja nih...
ReplyDeletePantai di Sabang cantik cantik ya, tidak kalah dengan daerah Indonesia lainnya. Pantas banyak pengunjungnya. Semoga makin maju ekonomi dan pariwisata daerah Aceh.
ReplyDeleteUda lama banget engga nemu blog yang isinya blog. anyway sempet nyoba sate gurita ga?
ReplyDeleteHahahahahah mbaaaa, pas liat Stella bergantungan aku langsung ngakak 😂😂😂😂. Bertabahlah yaaa 🤭. Tapii kayaknya itu bukan wangi jeruk mbaa 😁
ReplyDeleteOh kapal nya sama aja, tp di dalam ada yg VIP ada yg regular yaaa.
Aku pikir kayak kapal penyebrangan di merak, kapal yg VIP Ama regular aja udah beda soalnya.
Duuuh aku belum pernah ke Sabang. Nyeseeeel banget, pulutan tahun tinggal di Aceh, malah ga pernah ke Sabang. Ntah kapalnya bisa kesini 😂
Issh typo ntah kapan lah bisa kesini maksudnya 🤣
ReplyDeleteBentar2, kenapa tu helm kok gak ditaruh di motor aja malah dibawa ke kapal mbak? hehe
ReplyDeleteAkhirnya boleh ke VIP ya, tetapi ternyata gak sesuai ekspektasi, mana bau stella haha. Mungkin sengaja tu supaya gak pada mabok laut kali ya dan stella tu mempan buat nanganinya =))
Wah ternyata banyak peninggalan sejarahnya yaa di pulau itu. Udah banyak turis yang ke sana juga makanya ada kafe2an dengan menu yang lumayan kekinian. Penasaran juga sama rate penginapannya. Btw penasaran apa di sana ada rumah makan yang lebih tradisional gitu, kek menyediakan ikan2 lokal?
Dengan 300 ribu mendapatkan perjalanan seindah itu sih mantap banget. Fotomu yang pertama bagus banget, berlatar biru laut itu wuaah jadi kangen Sabang.
ReplyDeleteBenteng Jepang dan anoi hitam aku belum sempat kesana. Semoga nanti ada kesempatan. Aah seru sekali perjalanan kalian, apalagi sampai bisa menikmati kafe yang ada merpati putih. Eh itu benaran kan. Cakeps banget fotonya dengan cermin.
Dari dulu pengen banget ke Sabang gara-gara temenku ada yang ke sana. Indah banget kulihat dari foto-fotonya. Masyaallah... Semoga suatu hari bisa tercapai berkunjung ke Sabang.
ReplyDeleteHihi trip 200k nya jadi berlebih ya kak, untungnya bawa duit lebihan ya. Sehingga bisa kabur ke Sabang dengan happy, apalagi bareng kawan. Ndak apa urusan makannya mungkin belum pas dengan selera. Pertanda besok² bisa hunting lagi ke tempat lainnya
ReplyDeleteSaya jadi ingat pernah ketinggalan kapal pas mau nyeberang dari Tanjung Pinang ke Singapore. Selain harus ikut kapal selanjutnya yang mana itu terlalu malam juga harus beli tiket ulang, huft. Mana cerita kaka soal Stella di ruang VIP membuat saya jadi ingat pas naik kapal saya mabok laut parah. Mbayangin ada Stella malah tambah mual. he Btw cerita perjalannya seru apalagi ditutup dengan kuliner yang sedap :)
ReplyDeletePenutup petualang yang sangat gong sekali yes 😆 gapapalah lesehan tipis-tipis di kapal, tengsin dikit tapi nggak ngurangin keseruan keseluruhan one day trip barengan.
ReplyDeleteKabur ke Sabang, jadi momen healing, refreshing dan belajar sejarah with view 🤩 Aslikkk cakep banget view-nya. Jadi pengen agendain buat jelajah juga deh.
Terus aku naksir sama menu makanan di Aceh Heritage village dan tempatnya kebayang sangat cozy dan rekomen.
hehe, kalau saya justru setiap naik kapal feri gitu ya milih yg lesehan dekat dek, di luar, pokoknya gelar tikar sendiri daripada milih tempat duduk di dalam. lain orang lain kesukaan mungkin ya
ReplyDeletekalau saya kan gak memperhatikan penampilan, mau keringatan, mau wajah berminyak yg penting tujuan dicapai dengan biaya seminim mungkin, hihi...
salam backpacker!
Sabang, salah satu tempat di ujung Indonesia yang ingin kukunjungi dari dulu. Ternyata indah ya kotanya dan budgetnya cukup terjangkau juga untuk melakukan perjalanan ke sana
ReplyDeleteSabang, cantik banget ya viewnya. Pengen juga main ke Aceh, kota serambi Mekah dengan banyak masjid yang megah dan bersejarah. Pantainya cantik banget di Sabang. Lautnya biru, duh jadi pengen main ke sana juga. L
ReplyDeleteDuh, cantik banget pantainya
ReplyDeleteBikin betah bisa singgah di pantai secantik ini
Btw, kulinernya menggoda banget mbak
Auto kenyang y
begitulah setiap perjalanan, Mbak. Apa yang kita prediksikan atau rencanakan dari semula, bisa meleset dan berganti menjadi rencana B atau C. Seperti perkiraan pengeluaran 200 ribu, jadi 300 ribu untuk e-toll hehehe. Tapi tetap seru kan, Mbak. Apalagi bareng teman. Bisa mengunjungi wisata yang masuknya juga gratis.
ReplyDeleteSaya pengen banget main ke Sabang mbak, ke titik 0 itu. Sabang indah banget yaa pantainya, gak kalah dari pantai-pantai terkenal di dunia. Kalau deket coba yaaa, pasti sering main kesana...
ReplyDeleteNikmati mbak selagi belum ada yang menahan atau memang harus memilih untuk tidak berangkat
ReplyDeleteBanyak yang ingin kabur tetapi kakinya terjebak pada rak sepatu kehidupan anak-anak atau pekerjaan yang menumpuk
Kaburlah mencari kenangan dan wawasan sebab adakalanya itu semua cuma bisa dikenang atau dibayangkan semata
Pantainyaa MasyaAllaahh. Nggak salah pilihan kaburnya, Mbak! Bisa menjelajah tempat-tempat cantik di Sabang. Next bisa diagendakan kabur tipis-tipis lagi deh ya. Hehe..
ReplyDeleteSenangnya ya mbak bisa healing bareng teman. Mumpung masih ada kesempatan. Btw aku salfok sama air lautnya, biru banget ya..trus itu camilan martabak ya? Menggoda banget pengen makan, hehehe
ReplyDelete