Monday, 1 September 2025
Friday, 15 August 2025
Review buku The naked traveler anthology horor
Buku cetakan pertama ditahun 2015 ini akhirnya sampai disaya tahun 2025, sangat telat tapi penantian tetap berlaku untuk membacanya, semua bermula ketika saya iseng mencari buku bekas di carousell yang ternyata banyak sekali jenis buku yang masuk wishilist bacaan saya, namun kurang beruntunganya karena lokasi dipulau jawa akhirnya gk jadi karna lebih mahal ongkir,. Bayangkan saja buku asli 45k dipulau jawa sedangkan luar pulau jawa mungkin 50 atau 55k dan kini dapat yang seken 25k minusnya kena ongkir malah 55k ( alias sudah setara dengan buku baru bahkan bisa lebih mahal untuk jenis buku tertentu kalau hitung ongkirnya duh kacau). Akhinya pindah ke oren dengan niat dari awal juga cari buku seken tapi setting lokasi di Medan sehingga murah ongkirnya kisaran 15k dan taraa.. akhirnya buku ini ketemu dengan harga 59.000 dapat porsi 3 buku serial the naked traveler semua. Ya begitulah cerita saya berjodoh dengan buku tersebut.
Konsep buku traveling memang sudah banyak, tapi berapa persen untuk buku traveling yang memang pondasi cerita tentang horor saat ini? yang pasti sangat jarang. Ini adalah judul buku traveling pertama yang memang mengangkat pegalaman traveling pribadi yang mengalami kisah horor atau mistis yang cukup bikin merinding, terkhusus bagi kita yang hobi traveling jadi makin was-was dengan kejadian yang bisa kapan saja terjadi di kita juga. apes dalam traveling memang beragam macam, bukan sekedar kenak scam makanan dan tarif tertentu tapi juga sejenis kena penampakaan kasat mata yang amit-amit berefek sampai sakit alias momen jalan-jalannya jadi kacau balau.
![]() |
Bagian cerita horornya |
Cerita anthologi dengan ketebalan buku 175 halaman ini terdiri dari 11 kisah dari 10 para traveler yang mayoritas juga para blogger juga ternyata dengan beragam jenis metode horornya, dan di dominasi dengan cerita horor belatar tempat di hotel. Memang normalnya hawa horor sering bermain di hotel yang rada vintage dengan beragam asal usul kisahn berdiri dan hal ini sering bikin bulu kuduk merinding, bahkan yang secara terang-terangan mendapatkan penampakan yang bikin saya jadi was-was kalau nginap di hotel dengan konsep vintage. Kalau dulu ketika melakukan perjalanan di hotel saya suka matiin lampu kamar mandi kala mau mandi (efek parnoan kepikiran cctv tersembunyi n sejenisnya) nah sekarang jadi kepiikiran juga untuk berapa hotel yang vibesnya sudahh lanjut berumur rada-rada was was juga matiin lampu kalau mandi malam.
Kasus lain yang di dominasi yaitu di kawasan bukit lawang dengan dua cerita versi berbeda orang tapi pada lokasi yang masih berkerabat, alias satu lagi tetangga beda tempat dengan bangunan samping di bukit lawang itu sendiri. Nah Cerita ini bukan sekedar d hiasi kisah horor di dalam negeri tapi juga luar negeri sampai ke negeri sakura jepang hingga kota edinburgh yang bikin semakin merinding. Memang kalau misal kalian baca creepypasta ( fyi nama “creepypasta” berasal dari gabungan kata creepy /menyeramkan dan copypasta yang berisi cerita seram atau horor singkat yang biasanya dibagikan secara daring, terutama di forum, blog, atau media sosial atau istilah internet untuk teks yang disalin-tempel berkali-kali) Kalian tidak heran horor diluar negeri juga sebenarnya cukup tromatis untuk disimak terutama jepang yang kayak unsur budaya dan kepercayaan mistisnya sampai sekarang. Dulu saya sering baca watpatt khusus creepypasta jepang bikin troma memang. Suka horor? Baca juga mencari jejak pasak hadiah nipon
Trinity sendiri selaku tukang jalan dan penulis berhasil mengumpulkan rangkuman pengalaman para blogger yang mengalami pengalaman mistis dalam perjalanannya, ini cukup menarik karena jauh sebelumnya beliau selalu menulis buku solo dala beragam jenis perjalanan jumlahnya dan bahkan ada yang sudah di filmkan juga. seri buku the naked traveler sendiri kini sudah sampai 8 buku dan ada lebih dari 100 negara yang telah didatanginnya bahkan sering juga di undang sebagai pembicara tentang travelling alias traveling gratis seperti salah satu ke afrika yang baru saya baca dari serial the naked traveler 4 yang baru saya beli juga. Btw beliau mengawali ceritanya juga berawal dari blog pribadi yang telah eksis sejak 2005 lho.gilak gak bisa bayangin! 20 tahun luar biasa rajinnya perpanjang domain pemirsah..
Awalnya saya mengenal buku beliau kala SMA kisaran 2013 dan terhitung masih telat sebenarnya namun usia remaja untuk anak yang terkurung di penjara suci alhasil opsi baca buku perjalanan adalah satu-satunya cara melihat dunia luar selain televisi sekolah. dari situlahlah keinginan mengoleksi buku beliau jadi muncul. Akhirnya saya menulis wishlith buku beliau untuk meramaikan koleksi saya yang dulunya saya pinjam punya teman kala SMA dan hingga akhirnya di waktu sekarang baru bisa ke ceklishnya, dan itupun tiga dari semua. Adapun sekarang haluan sedikit berbeda, dalam artian Niat sekarang baca semua tapi koleksi gk wajib semua alias semampu kantong menyanggupi, in this economy ya beli preloved adalah solusi wkwkwk. karena banyak masih wishilist buku dari penulis lain yang saja masukan wishlist bacaan dan minimal punya satu cetakan pribadi juga.
#books #bookslovers #rekomendasibuku #bukutraveling #travelbooks
Thursday, 17 July 2025
Review buku "Garis batas" Mengeksplorer peradaban negara pecahan Uni soviet yang berakhiran Stan.
Muda berkelana tua bercerita, kata-kata ini layaknya motivasi untuk orang-orang agar sering melakukan perjalanan. Namun, tidak untuk agustinus wibowo. Kata tersebut tidak singkron lagi, buktinya belum tua dia sudah bercerita banyak tentang perjalanannya yang spetakuler, dengan rekam jejak semua memori unik yang telah dilaluinya, ia berhasil menuangkan pengalaman tersebut dalam bentuk buku journalnya yang sudah tersebar kemana-mana. Adapun salah satu karyanya ialah "garis batas".
Siapa yang tidak tertarik memacu adrenalin di kala muda dengan berburu cerita ke negara yang sedang ramai digosipkan? saya yakin lumayan banyak yang tertarik! tapi berapa banyak orang yang telah siap mati konyol dengan segala kemungkinan yang terjadi?!. Pertama kali mendengar podcast beliau mengenai perjalanan ke negara thaliban ditahun 2000an membuat saya tertarik untuk mencari tahu lebih. bukankan era dulu afhganistan terlihat sangat mencekam di kancah internasional? hal ini malah menjadi daya tarik saya untuk mengeksplor lebih tulisan beliau entah di instagram atau di web pribadinya langsung hingga akhirnya setelah membaca sekilas terlihat menarik dan kini menjadi list baru saya pada buku selimut debu. Siapa sangka, yang duluan saya dapatkan malah buku series perjalanan ke negara tetangga afganistan yaitu tajikistan dengan judul "garis batas
Ada banyak hal yang menarik untuk diulas dari buku ini sampai saya bingung harus memulainya dari mana. Jebolan gramedia tahun 2011 yang akhirnya sampai disaya 2024 kemarin, namun baru kesampaian saya cerna di 2025. Sejujurnya saya sudah jarang sekali membaca buku setebal ini setelah lulus kuliah, terakhir kala kampus saya bisa dengan mudah menamatkan buku setebal ini kurang dari 2 minggu karena faktor buku pinjaman, tapi kali ini terlihat sulit di awal, setelah membaca setengah bab, fokus saya terpecah yang akhirnya membuat buku berjudul garis batas menjadi pajangan hingga akhinya 2025 terbuka lagi, dan yaps setelah bertekat akhirnya saya bisa menamatkan lagi dalam 2 minggu dengan target harus jadi bagian postingan blog minggu ini. Akhirnya berhasil. Baca juga 7 spot snorkling terbaik di indonesia
Pengalaman dalam perjalanan mengelilingi negara pecahan soviet benar-benar diluar ekspetasi. Bayangan saya, ujian negara produk sisa uni soviet tidak sekerikil tajam layaknya negara afganistan ternyata salah, siapa sangka.. berurusan dengan negara pecahan uni soviet tak kalah curam nyatanya. Berjodoh dengan polisi korup disetiap saat, dicurigain mata-mata, dititpu, dicopet, mengembel, diusir, siap diseledupkan semua telah dilewati kecuali diajak masuk ke sekte terlarang. Banyak kejadian menegangkan yang dikemas santuy membuat cerita terlihat seru, padahal kita tahu, kalau dihadapkan pada posisi beliau, kita sudah nangis meraung minta pulang. Ada satu kutipan yang buat saya sangat tertarik setelah membaca beragam cerita apes dan sial beliau "Memikirkan kesialan akan mendatangkan kesialan lain" jadi langsung kabur saja.
Memo perjalanan Agustinus Wibowo menjelajahi negara-negara berakhiran stan ini benar-benar berhasil membuka tabir baru yang tak saya tahu tentang negara-negara Asia tengah, semisalnya ada kota bernama sokh milik uzbeskitan yang berada di kirgistan secara geografis dengan peduduknya orang tajik. sungguh insight yang sangat menarik. belum lagi hal menarik lain seperti perbatasan sebatas ruang dapur dengan negara tetangga hingga tentang sejarah lahirnya para negara tersebut setelah bercerai dari uni soviet. Percaya atau tidak, membaca buku ini serasa seperti belajar mata kuliah sejarah, geografis hingga antropologi selama satu semester, betapa detail,lengkap dan serunya pertualangan agustinus wibowo ini dalam menyelami sejarah lampau akan cerita yang membungkus ragam pengetahuan tentang negara di asian tengah tersebut, bahkan kini saya sudah hafal bentukan peta asia tengah dengan modal buku ini saja.
Didalam buku ini sendiri ada ada 5 Bab yang dikemas pernegara, mulai dibuka dengan tajikistan, Kirgistan, Kazakhatan, Uzbekistan dan Turkmekistan. Jajaran kata stan pada setiap negara tersebut bermakna "tanah" yang di ambil dari bahasa persia, tajikistan tanah bangsa tajik, kazahkhtan tanah bangsa kazakh, hindustan tanah orang hindu dan seterusnya. Adapun untuk bangsa yang sudah menetap dan berbahsa turki mereka adalah orang uzbek sedangkan yang berbahasa persia jadi orang tajik. Negara tersebut juga mempunyai ciri khas dan cerita yang berbeda-beda dan yang membuat garis batas nya terlihat jelas. Sedikitnya saya coba rangkum dari kacamata yang tangkap.
- Tajikistan (Eksistensi Negara Merdeka)Dibuka dengan cover wajah seorang anak yang dibarengi judul "Eksistensi Negara Merdeka" quotes pelengkap yang juga tercantum menggambarkan tampilan secara tak langsung Roti adalah makanan, rempah roti juga makanan" dari situ saja kita bisa ketebak betapa negara ini tidak pelit syukur sekalipun dalam melarat kondisi setelah merdeka dari soviet. Sambutan dari para diplomat saja dengan celana pendek kala itu, namun salutnya sekalipun kondisi negara yang sekarat tidak akan ditemukan pengemis dan gelandangan (harga diri mereka tinggi) tingkat pengangguran juga bermain diangka yang minim yaitu 2.1% saja. ditambah tingkat literasi yang cukup baik bahkan sampai kepedalaman. Budaya orang tajik telah bercampur baur dengan efek dari rusia, bidang pendidikan juga berefek sampai ke nama yang juga yang punya pengaruh dari penguasa moscow dengan mengkombinasikan nama marga, nama asli dan nama ayah. kalau dulunya nama Ali bin mahmud bin Abdullah maka setelah peleburan menjadi Abdullayev Ali Mahmudovic gabungan arab dengan slavic. Hadiah dari uni soviet membuat mereka sangat familiar masih dengan rusia bahkan setelah merdeka segala hidangan kemudahan yang telah disediakan soviet dulu masih cukup ramah sampai kini di pendengaran kita.
- Kirgizstan. (Tenggelam di atas Peta)
Adalah negara pertama yang memproklamirkan kemerdekaan dari Moskow pada tahun 1992 dan juga menjadi negara pertama di asia tengah yang mempunyai mata uang sendiri. Dulunya orang kirgiz adalah para nomaden yang telah dirumahkan oleh uni soviet sama seperti halnya orang kazakh. Sikap dan Upaya yang dilakukan melahirkan percikan dengan orang Uzbek yang berada di Kirgizstan. pemerintah bahkan memberi kemudahan dalam lapangan kerja serta berupaya meramaikan hunian tersebut dengan orang kirgiz. Hal ini membuat kecemburuan orang uzbek pada pemerintahan, program pemerintah yang menepatkan, mempermudah lapangan kerja hingga memperbanyak orang kirgiz nyatanya membuat pergesekan dengan orang uzbek yang membuat ratusan nyawa hilang dan lebih dari 100.000 etnis uzbek mengungsi ke uzbekistan. Pemetakan dalam tujuab politik ini membuat orang Uzbek dan Kirgiz jadi kurang harmonis, Orang uzbek menyebut bangsa kirgiz adalah orang gunung karena posisi yang berada di dataran tinggi. Negara ini bisa dikatakan tidak punya sumber penghasilan apapun, dulunya kala bergabung dengan soviet mereka selalu dipasoki segala kebutuhan oleh kawasan uzbekistan, namun setelah garis batas muncul negara ini seperti culture shock melewati kemerdekaan yang tidak perlu diperjuangkan. Faktanya negeri stan tidak pernah diundang untuk berkompromi ketika rusia, ukraina dan belarus mengumukan pebubaran uni soviet. Kini kehidupan berguncang drastis mengawali semua dari nol.Penampilan kazakhstan setelah lepas dari uni soviet - Kazakhtan (Untuk Hidup Bersama Serigala, Bicaralah Seperti Serigala )
Berbeda dengan kirgizstan setelah merdeka kazkhatan yang kaya akan hasil bumi disulap menjadi negara yang maju berkat ladang minyak dan gasnya. Bisa dikatakan negara ini adalah yang paling kaya diantara pecahan uni soviet. Namun pastinya kapitalis mulai tercium semerbak di negara ini, golongan terbagi jelas di negara kini. orang kaya dan si miskin terlihat kontras kejahatan juga terlihat nyata di malam hari. negara tersebut langsung tumbuh layaknya metropolitan normal yang melahirkan banyak magnet baik untuk investor atau penjahat. orang kazakh sendiri masih punya selisih keturunan dengan orang kirgiz dalam artian masih serumpun saudara nomaden, bedanya ialah kirgiz yang hidup di dataran tinggi sebaliknya kazakh yang hidup di dataran rendah atau padang. Samahalnya sentiment setelah dikota-kotakan soviet, rasisme juga masih eksis dinegara ini sebagaimana dulunya orang rusia memandang rendah para bangsa asia tengah dan kaukasus, kejadian ini berulang dibalik. Berketurunan di slavik dengan tempat tinggal di kazakhtan juga memaksa para slavic menjadi kazakh kalau tidak mau diasingkan. - Uzbekistan (Tarian Masa Lalu)
Bisa disebut negara pacahan soviet yang paling anti Rusia, Kenangan penjajahan dan perlakuan membuat semua yang berkaitan dengan rusia dihapuskan, segala rekam memori penjajah digantikan baik bahasa sampai patung dan photo tokoh komunis dilenyapkan. Etnis Rusia pun menjadi warga kelas dua, mereka sulit mendapat pekerjaan dan berakhir banyak jadi orang buangan atau pemulung. Rasis kepada keturunan slavic memang tak main-main di negara ini. Namun sisi lain bahasa rusia adalah penghubung para negara berakhiran stan. Orang uzbek mempunyai hubungan yang saling menaruh curiga juga dengan tajik. Negara ini sangat trust issue setelah beragam kasus yang menimpa orang uzbekh. Sekat dan garis batas terbaca jelas. Disaat para penguasa rusia merumahkan orang kazakh dan kirgiz. uzbek dan tajik sudah membangun kota besar yang menjadi salah satu peradaban islam di abad pertengahan. Orang uzbek aslinya adalah orang Turki yang menetap dan ada sebelumnya, sedangkan versi Turki menetap dan berbicara bahasa persia adalah orang Tajik. - Turkmekistan. (Utopistan)
Dalam historinya negeri ini dulu dihuni para bandit padang pasir turkoman yang tersohor dan terkenal suka membunuh, menculik dan memperdagangkan orang persia-iran. Bisa dikatakan cukup membuat merinding kala membidik masa lalunya. Namun menariknya lagi. Setelah merdeka dari Soviet masyarakat kenyang dikasih makan oleh pemerintah, Namun pastinya "tidak ada makan siang yang gratis" segala hal pastinya harus dicurgai, Ketika negara asia tengah lain gencar mengganti bahasa rusia ke bahasa lokal, negara ini lebih ekstrim lagi, bulan, minggu, nama jalan hingga hari diganti dengan segala hal yang berkaitan dengan turkmenbashi orang no 1 turkmekistan. Beragam propaganda disalurkan pada negara yang menutup diri ini dengan dunia luar. Kitab agung yang ditulis untuk memuja kebaikan turkmebanshi, segala pergerakan dan ucapannya adalah undang-undang baru negara ini. garis bantas antar negara terlihat jelas bahkan sekedar mengimajinaskan dunia luar di beri pembatas.
Thursday, 26 June 2025
Review Buku "In Trasit "Ketika Perempuan Memilih Mengendong Ransel Untuk Melihat Dunia"
Akhirnya setelah sekian purnama saya kembali mereview buku. Tapi sejujurya ini bukan buku yang baru saya baca, melainkan buku lama yang baru sempat saya review kini. Saya masih teringat saat saya membeli buku tersebut waktu SMA dengan harga kurang dari 10k karena cuci gudang dan serasa seperti mendapat jackpot setelah membacanya namun baru kepikiran sekarang ngepost buat ulasannya.
Buku dengan judul In Trasit mengikuti kata hati bertualang ke 4 benua ini berkisah tentang pengalaman si penulis yang merupakan seorang perempuan dengan nama titania veda dalam mengelilingi 4 benua sekaligus. Kisah Perjalanan photographer , wartawan sekaligus penulis lepas ini bukan sekedar sebatas journal pribadi tapi juga tips trick survive di perjalanan mulai dari menginap gratis, bekerja diluar negeri sembari traveling dan beragam cara menemukan berbagai spot menarik.
Dengan ketebalan kurang lebih 200 halaman, Titania berhasil mengambarkan bagaimana wanita di era 2000 sudah berhasil mengelilingi eropa di saat akses internet dan komunikasi tidak secanggih sekarang untuk melakukan solo traveling, tentunya beragam drama yang pasti dilewati mulai dari tersesat sampai mendapat pelecehan juga dari orang lokal. hal yang paling ditakuti oleh wanita umumnya untuk berani melakukan solo traveling. Namun, terlepas dari drama tersebut, perjalanannya benar-benar awet sampai berhasil mengeliling ke empat benua dunia walau tidak secara spesifik diulas semuanya. di buku.
Ada 33 bab di buku yang dikemas mengenai beragam negara hingga kota yang dikunjungi seperti maroko, kenya, venezuella, sisilia, kolkata, chiang rai dan beragam negara lainnya yang mungkin lebih familiar di telinga kita. gambarnya pun cukup meriah dengan warna di padu photo mode hitam putih layaknya photo jadul menambah unsur stories perjalanan, terkhusus lagi ringkasan yang singkat perhalaman di desain sangat cocok menemani perjalanan ringan sebagai pengganti hp ditambah ukuran bukunya juga yang tidak terlalu besar dan tebal sehingga menghemat ruang penyimpanan. Oya untuk harga asli bukunya saya pribadi juga kurang tahu karena dulu mode beli harga cuci gudang, tapi yang pasti gk sampai 100 k, dan jikalau merunjuk ke toko online harga 60k.
Ketika Perempuan Memilih Mengendong Ransel Untuk Melihat Dunia
Ada sebuah kata-kata yang membekas yang selalu menarik minat saya untuk menjadi seperti sosok penulis buku ini "Untuk orang sepertiku, Keberanian dibutuhkan untuk menetap disatu tempat bukan untuk berkelana, sementara itu bagi mereka yang selalu ingin berpergian, lakukan saja. Telanlah ketakutanmu akan ketidakamanan pada tempat yang belum pernah di datangi. Simpanlah alasan-alasanmu dan lakukanlah " Buku ini menjadi pintu mengintip ke luar benua melihat alam dan kota tua yang tubuh subur terawat di eropa. tentunya sangat menarik cuma sampai saat ini isi dompat saya yang belum punya nyali hihi.
Di era 2000an buku ini sangat membantu kita perempuan untuk berani punya cita-cita mengintip keluar negeri (diluar konteks kuliah ya) saya melihat perempuan masih tidak seeksis sekarang dalam melakukan sollo traveling ke 4 benua atau backpaacker. Bahkan untuk film traveling dengan perempuan sebagai tokoknya hanya wild yang saya ketahui. jadi bisa dikatakan untuk menemukan buku ini adalah sebuah kedapatan "langka" karena saat itu sangat jarang menemukan buku sejenis. Saya hanya menemukan buku solo traveling perempuan lain yaitu The naked traveler yang merupakan penulis perempuan dengan topik traveling ala backpakeran gembel pada posisi pergi berhari-hari bukan mode pakai tour seperti normalnya kita ketahui.
Di era dulu jumlah wanita seperti titania veda terhitung langka, tapi kali ini banyak sekali kita temukan sosok serumpun. Ya kesadaran dalam membentuk keberanian itu sangat perlu jikalau ingin mengambil jejak seperti para backpackeran kini. Ketakutan seperti solo traveling dulu perlahan mulai memundar. Dengan modal uang sehemat-hematnya dan siap mengembel keliling dunia dan makan merumput dimana saja. Para wanita telah berani mengangkat ransel ramai-ramai untuk melihat sisi benua lain. Sebuah perubahan yang menabjubkan, Saya mengikuti banyak akun para traveler perempuan baik dari dalam negri maupun luar negeri yang berpergian keliling dunia dengan modal yang demikian, seperti backpacker cilung1000 melihatnya mengajar jadi guru tk hingga cuci piring untuk beli makanan. Teman saya pun bahkan sudah ada yg keliling Eropa di usi yg belum genap 25 dengan jilbab kurungnya yang besar ditahun lalu. Hal demikian sekarang terlihat pasaran di beranda saya, semudah itu menemukan perempuan traveling kini. Eksisnya wanita melakukan solo traveling cukup membuka jendela dunia luar dengan sekat sebatas layar gadget saja kini.
#Review #buku #traveling #intransit #rekomendasibuku #solotraveling
Saturday, 19 April 2025
Rekomendasi Wisata alam untuk pecinta buku dan laut "Sophie's library sunset"
Perjalanan
menuju ke tempat ini memanfaatkan google maps. Mei selaku teman perjalanan saya
kali ini membawa si bontot dalam keluarganya yang terlihat kebingungan. Sepertinya lebaran
memang bagusnya gabut ke laut atau cari suasana baru selain dapur dan ruang
tamu melulu. Kami tidak menyangka ternyata masyarakat juga banyak yang berlarian ke laut kala
lebaran. Suasana terlihat ramai Ketika google maps akhirnya menunjukan estimasi
yang telah sampai dengan Jarak kisaran 35 menit dari Banda Aceh ”eh kalau kesini saya tahu sudah pernah dulu” kata Mei terlihat
tidak suprise lagi. Pernyataan ini
membuat saya bingung sekaligus salut, ini anak banyak banget tahu tempat baru tapi
postingan igehnya kosong selalu. Tiba-tiba saya merasa seperti orang yang baru
turun dari gunung.
Kami
meraba raba mencari tempat yang di
maksud sampai akhirnya sadar, ternyata tempatnya berseberangan dengan tempat
kami berada yang ditutupin oleh penginapan. Tembok tinggi yang menutupi bangunan
tersebut sempat membuat saya kelelahan karena memutar mencari tempat yang di tuju hingga akhirnya... kami disambut dengan tulisan welcome to sophie library
sunset. Tempat ini berlawanan dengan penampakan sebelumnya, kali ini tempatnya kosong saya tidak menyangka. Kami
tiba disaat teriknya siang menyambut, suasana hening hanya ada satu orang yang duduk
di depan pintu sembari membaca buku dengan minfulness, terlihat seperti posisi
saya layaknya bayangan yang benar-benar tidak dilirik kala sampai waktu itu. Padahal perut
saya sudah minta haknya, karena saya tidak makan dari pagi di rumah efek 30 hari rendang
yang membuat saya jenuh. "Ini harus pesan
ke tempat berarti, selayaknya pantai normal daerah sini ya? Saya berbicara
dengan Mei selayaknya mengkonfiramsi sekalipun sama-sama perdana kesini. Kami mendatangi
kakak yang sedang di mabuk buku tersebut. Ia terlihat kebingungan kala kami
berkata mau pesan, terlihat seperti bukan tuan rumah karena kemudian ia pamit
sebentar untuk menemui orang lain.
Akhirnya saya masuk kedalam mengintip beragam
sajian buku yang menarik penglihatan. Tempat ini di penuhi bukan saja buku tapi beragam hal menarik yang membuat tempatnya terlihat unik, dipojok kiri, kami langsung melihat seperangkat d perlatan musik yang membuat ornamen tempat ini menjadi lebih antik, beragam cd dan kaset jadul dengan lagu lawas tersusun rapi di atas sebuah rak yang bertampingan dengan drumb. disampingnya lagi sambutan sebuah kursi hijau dengan rak buku yang kaya akan buku-buku best seller. kami bukan saja menemukan buku yang bisa dibaca tapi sebuah rak yang bukunya tersampul rapi alias diperjual belikan juga.
Tiba-tiba dalam lamunan saya seorang anak kecil dengan rambut poninya muncul menyapa kami yang sedang di buat takjub pada tempat ini. "Halo kak tempatnya baru dibuka hari raya ke 3 ya tapi kalau mau baca-baca aja gapapa" oh iya dek, hati saya langsung berguman ini pasti "sophie" nama dari anak owner yang menjadi pecetus lahirnya tempat ini. Ia terlihat hampir setinggi saya sekarang. Setelah mengikuti perkembangan di instagram dari dua tahun yang lalu, saya melihat diri semakin kerdil ketika berhadapan dengan anak yang berumur dibawah 12 tahun. Saya sendiri mulanya tahu tempat ini dari reels instagram @sophies_sunset_library yang menunjukakn kak raihan selaku ibu dan owner dari "Sophie's library sunset" sedang mengulas buku menarik di instagram. Hal inilah membuat saya mengikuti akun ini. Banyak kegiatan yang si bagikan di instagram yang membuat tempat ini menjadi wislisht saya selayaknya bookshop, workshop dan beragam event menarik yang cukup aktif dibagikan di instagram dan salah satu yang membuat saya sampai kesini kala lebaran ialah karena stori yang menunjukan info hari raya 2 dibuka, tapi entah kenapa, ternyata berubah jadi hari ketiga. Entah saya melewatkan story terbarunya.. entahlah menurut saya bukan persoalan besar karena itu hasil reposan juga. Hati saya tidak peduli perihal tersebut lebih ke perasaan puas akhirnya sampai juga kesini sekalipun gak bisa makan.
Sophie’s Sunset Library adalah salah satu tempat wisata pinggir laut dengan konsep ruang baca yang dicetus oleh pengiat literasi kak raihan pada tahun 2022. Tempat ini menghadirkan beragam karya sastra yang populer entah terjemahan atau asli. Saya menemukan paket harry potter dengan jilid lengkap hingga novel hunger games disini. Buku wishlist juga bisa temukan dengan mudah disini seperti "saya bukan sarjana kertas, filosofi teras dan buku sejarawan aceh yang kini bikin saya penasaran. Sejujurnya tempat ini berasal dari perpustakaan pribadi yang berhasil disulap jadi layaknya cafe nongki. Bukan sekedar menawarkan buku dan alat musik, tempat ini juga menyewakan tenda camp jikalau tertarik untuk camp di tepi pantai, ditambah lagi disini ada area bermain untuk untuk layakya permainan tradisional congklak, dan buku khusus untuk anak-anak juga. Kitapun bisa memainkan alat musik dengan meminta izin terdahulu layaknya gitar ukele dan alat musik lainnya. Bahkan untuk prawed dengan konsep vintage ala si hobi baca, tempat ini menawarkan sesi photo dengan donasi 100 ribu yang uangnya digunakan lagi-lagi untuk membeli buku baru yang bakal meramaikan koleksi disitu. oya kita hampir lupa pantainya kan?
Baca juga Rekomendasi wisata bahari di Aceh
Penampakan Pantai di depannya bangunan sophie's library sunset |
Tuesday, 14 January 2025
Perdana Nemuin Bonding Kuat Versi Robot Bikin Saya Cengeng. "Wild Robot"
Monday, 13 January 2025
Review Film "Exhuma" mencari jejak pasak hadiah dari sang nipon
Mencari Jejak pasak hadiah dari sang nipon.
Sunday, 5 May 2024
Kuliner yang tidak punya rating jelek di Gayo
Berburu kuliner memang telah menjadi bagian hobi saya tapi sejujurnya untuk membuat review secara langsung di blog ini adalah pertama kalinya. entah bagaimana rindunya akan rasa masakan ini membuat saya wajib mengenangnya disini dan berharap semoga bisa mampir mencicipinya lagi suatu hari nanti.
Ketika pertama kalinya saya menapaki diri di tanah Gayo, banyak pengalaman berkesan yang saya temui. Daerah ini ternyata bukan hanya menyimpan begitu banyak tempat indah selayaknya alamnya yang begitu cantik, tapi juga makanannya yang tidak kalah menarik sehingga saya rasa wajib memulai ulasan kali ini yang dimula kala mengikuti kegiatan EEJ (Ecofemisim & enviromental journalism ) yang diselenggarakan oleh @perempuanleuser. Kegiatan ini mengantarkan saya ke salah satu tempat makan di kawasan Kedah, Gayo lues. Tempat ini masuk rundown acara makan siang kami yang ternyata baru bisa di datangi ketika sudah ashar, efek padat kegiatan jadinya jam makan bergeser. Saya tidak punya gambaran sedikitpun ketika mencari tahu tentang tempat ini tidak ada review di blog dan tidak ada akun Instagram yang mendukung sehingga ekspektasi saya tentang tempat ini sangat buram. Siapa sangka ketika saya sampai di sana ini betul-betul menjadi kejutan.
Pandangan pertama saya ketika melihat tempat makan ini ialah seperti balai pengajian Dayah entah kenapa bayangan saya ini betul-betul jauh sekali diluar ekspektasi kali ini, karena sebelumnya kami makan di sejenis tempat yang cukup ramai di pusat kota dan ala-ala tempat modern yang estetik juga untuk photo tapi ini berbalik dari sebelumnya, tempatnya berada di bukit yang letaknya sangat berjarak dengan pemukiman tidak ada satupun pengunjung lain di sini. Dihimpit oleh pemandangan alam dan bukit yg meramaikan kediaman yg sangat hening, saya langsung berpikir kenapa lari kesini, karena umumnya ketika masuk bagian dari rundown sebuah acara layaknya tempat wisata atau tempat makan, biasanya ini juga masuk salah satu pertimbangan dalam bentuk promosi daerah tersebut. Sehingga saya berpikir akan dibawa ke tempat yang saya cukup ramai, saya gk berharap restoran mewah tapi sangat iconic dalam artian ramai banget orangnya, selayaknya kalau di Aceh besar di kawasan blang bintang tempatnya biasa saja tapi mobil dan motor kesulitan cari parkir saking iconicnya, tapi ini malah kami doang jadi agak heran mulanya. Bayangan saya pertama ialah ini tempat hidup segan mati juga enggan. Cuma karena lapar lamunan itu langsung hilang dalam sekejap.
Ketika masuk kedalam saya disambut oleh banyaknya gambar berjejer memenuhi dinding ruangan yang cukup bervariasi, saya mulai memperhatikan setiap pojok dengan seksama yang ternyata setiap photo menunjukan indikasi orang penting, barulah saya mulai ngeh jikalau banyak juga orang penting yang sudah mencicipi hidangan disini. Hal ini membuat saya semakin penasaran terutama ada tokoh nasional layaknya mantan menteri agama juga sudah sampai ke sini.
Makanan terhidang dengan jamuan yang cukup beragam jenis, ada nasi yang dibungkus daun pisang, sop bebek, telur ayam tapi versi di dadar dalam daun pisang, kemudian ayam kampung dan terasi sebagai teman celupnya selain kerupuk khas disana. Saya terlalu pikun untuk mengingat nama hidangan dan satu-satunya ingatan saya hanya Kero Tum - Kurik jeret karena sempat saya abadikan dalam bentuk photo yang di pampang di dinding. Semua makanan membuat kami yang mula berisik karena kelaparan menjadi senyap hening dalam jamuan, rasanya juga benar-benar diluar ekspektasinya terkhusus bagian sop bebeknya, rasanya sangat nikmat dan pas, warna sop yang sangat cantik di barengi rasa pedas kuah dan lembutnya daging bebek memeriahkan lidah. Sejujurnya saya kurang suka dengan bebek tapi setelah ke tempat ini saya berburu resep sop bebek yang mendekati persamaan rasa dengan yang disini dan hasilnya nihil hehe saya kapok berburu resep berharap bisa kesini lagi untuk mencicipinya walau terbilang sedikit persentase untuk bisa kesini lagi.
Teman-teman saya juga semua memuji dan menyukai sop bebeknya( kecuali satu orang dia benar-benar tidak menyentuh satu sendok pun seakan punya alergi bebek), sedangkan teman-teman lain setengah kepedasan memuji berulang kali rasa makanan ini sampai tidak sadar ada yang nambah bagian teman yang tidak menyentuh bebeknya. Telur yang di dadar di dalam daun juga sangat pas dinikmati dengan sambal terasi, pedas-pedas gurih. Ini membuat kami melupakan bagian ayam karena sudah jadi pecinta bebek dalam sekejap. Makanannya tidak banyak menu, tapi benar-benar membuat kami terkesan sehingga bisa di sebut tempat kayu tapi perihal rasanya boleh di adu.
Setelah kekenyangan kami terdiam sejenak sebelum sesi selanjutnya dimulai, ternyata pemilik tempat mengajak photo, disinilah saya sadar sepertinya photo kita juga bakal di print dan di pampang haha. Kami berkumpul untuk mengenang menjadi bagian dari orang yang pernah mencicipi tempat ini. Beberapa wajah yang sudah kembali ke setelan pabrik memperbaiki tampilannya yang mulai kusut, ada yang kembali memakai lipstik ada juga yang memperbaiki tampilan jilbabnya yang mulai gedubrak berantakan. Akhirnya sesi makan siang pun telah berakhir dengan segala judge by the cover yang saya lakukan dari pertama kali melihat tempatnya. hihiks maafkan hamba ya Allah.
Dalam perjalanan pulang saya kembali teringat untuk mencari tempat ini di google maps dan tara akhirnya saya menemukan info tempat ini, kebiasaan mengisi ulasan di tempat kunjungan baru akhirnya membuat saya menemukan informasi lebih tentang tempat yang ternyata tidak punya ranting jelek!. Walau tempatnya yang cukup sederhana dan tidak ramai nyatanya sang pemilik usaha ini berhasil menjual rasa dari kulinernya yang begitu nikmat sehingga orang-orang betul fokus ke makanannya. Tempat ini juga ternyata hanya di buka jikalau ada yang memesan terlebih dahulu jadi alasan kenapa saya tidak melihat pengunjung lain satupun disini akhirnya terjawab juga, mereka juga tidak punya cabang dan hanya ada di gayo. Sayangnya untuk harga tidak tertera karena kami makan dalam keadaan yang sudah di pesan jadinya tidak ada detail informasi lagi yang bisa temukan. #food #foodblogger #kuliner #mukbang #makanan #rekomendasitempatmakanan